41. Curious

37.8K 5.7K 251
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

> 1600 kata

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Howard paham jika Eros berkunjung ke rumah pasti memiliki tujuan.

"Tentang wanita bernama Liana dan juga Alice." To the point Eros.

"Apalagi yang ingin kau ketahui?" Tanya Howard dengan kening berkerut.

"Apa Yang Mulia sudah melakukan test DNA pada Alice?"

"Tentu saja sudah." Balas Howard.

"Kau ragu jika Alice bukan anak kandung Yang Mulia?" Howard kembali bersuara karena Eros hanya terdiam.

Eros mengangguk. "Mungkinkah jika hasil itu di manipulasi?"

"Kecil kemungkinan." Singkat Howard menanggapi.

Eros menghela napas. Jadi dugaannya salah? Atau golongan darah Alice yang tertera pada data yang salah? Eros lantas berdehem karena pertanyaannya sedikit sensitif, "Tapi Yang Mulia hanya melakukannya satu kali dengan ibu Alice, itu juga karena kesalahan. Bukankah sangat kecil kemungkinannya untuk bisa hamil?"

"Semua sangat mungkin jika Liana dalam masa subur. Walau hanya melakukan sekali bisa saja langsung hamil." Sanggah Howard.

Benar apa yang dikatakan papanya. Mungkin itu juga terjadi pada Orlaith saat pertama kali mereka melakukannya. Eros berkata 'mungkin' karena setelah kejadian itu, mereka beberapa kali mengulanginya lagi. Eros mengenyahkan pikiran itu, kata 'hamil' selalu membuat dada Eros sesak.

*****

"Salam hormat saya, Yang Mulia." Orlaith melakukan curtsy.

King Philips menghampiri Orlaith lantas memeluknya. Kemarin ia tidak sempat bertemu dengan Orlaith karena ada beberapa pertemuan hingga larut malam. "Papa lega kau baik-baik saja." Ujar King Philips disela pelukan mereka.

Orlaith hanya diam. Pun tidak menolak pelukan King Philips.

King Philips mengecup kening Orlaith usai mengurai pelukan. Ia memberi isyarat pada Orlaith untuk duduk ke sofa yang berada dalam ruang kerjanya.

"Maaf membuat Anda khawatir." Orlaith membuka suara.

"Justru karenaku kau mendapatkan perlakuan kasar seperti ini. Seandainya tidak menyuruhmu mewakiliku, kejadian ini tidak akan terjadi." King Philips menyentuh pergelangan tangan Orlaith yang terdapat lebam, warnanya begitu kontras dengan kulit Orlaith yang putih bersih.

"Bukan salah Anda. Ini hanya tinggal bekasnya, besok juga akan hilang. Bahkan aku tidak merasakan apapun." Balas Orlaith menenangkan. Ia tahu jika ekspresi cemas King Philips saat ini adalah murni. King Philips begitu menyayangi dan mengasihinya, Orlaith tahu itu.

Orlaith lantas berdehem kecil, "Maaf jika saya lancang. Siapa wanita tadi, Yang Mulia?" Sebelum masuk ke kemari, Orlaith sempat berpapasan dengan wanita yang ia perkirakan berusia 35 tahunan.

The General's RegretWhere stories live. Discover now