21. Vidio call in grup

Mulai dari awal
                                    

"Katanya sih, iya," jawab Revan akhirnya, membuat Syasha melengkungkan bibirnya kebawah.

Suasana kamar hening kembali, Syasha juga mengalihkan pandangannya ke arah foto dia dan abangnya yang tengah tersenyum lebar.

"Jadi, mau hadiah apa?" tanya Revan yang kembali bertanya.

Syasha diam, matanya terlihat sedih membuat Revan yang melihat itu tak tega. "Mau telefon El?"

"H-hah?!"

Revan heran saat reaksi adiknya yang justru tersentak kaget lalu kembali menatapnya kesal.

"Syasha gak bilang gitu ya!" seru Syasha sangat kesal.

"Terus, apa?" tanya Revan lagi.

Syasha mengatup mulutnya, ia pun tak tahu.
"Syasha mau telfon abang King aja," putus Syasha akhirnya.

Revan mengernyitkan kening tak mengerti. "Kan El yang lagi di kangenin."

"Siapa bilang?!" sentak Syasha kesal.

Revan berdecak, akhirnya ia memutuskan mengambil ponselnya di saku celana, Revan kembali menoleh sebentar kearah Syasha, sebelum akhirnya membuka aplikasi salah satu media sosial yang di pakai untuk menukar pesan jarak jauh.

"Ini. Tungguin aja," beritahu Revan sambil memberi ponselnya pada Syasha. "Abang gerah. Mau mandi dulu kayak bang Marvel."

Syasha hanya mengangguk.

"Ini vidio call, itu-"

"Syasha tahu," potong Syasha membuat Revan mengangguk lalu memutuskan segera beranjak dan keluar dari kamar adiknya.

Bip...

"Hallo abang!" ceria Syasha melihat wajah King yang muncul, tak lama kemudian, wajah cerianya berubah kaget saat muncul kembali dua wajah cowok dengan bersamaan.

"Lho, princess?" celetuk Samuel, salah satu abang sepupu Syasha yang tengah sibuk kuliah.

Mata Syasha membola. "Abang?!"

"Kenapa?" tanya Samuel sambil tersenyum.

Sedangkan King menatapnya lembut. "Kenapa sayang?"

Syasha benar-benar terkejut, namun bukan karena melihat King yang tengah bertelanjang dada. Bukan juga karena Samuel yang kini muncul padahal selalu sibuk dengan persiapan skripsinya. Tapi ini tentang cowok yang tengah berbicara dengan seseorang, cowok itu terlihat sibuk, bahkan matanya tak lepas dengan seorang cowok yang berdiri di depannya dan laptop yang ada di depan mejanya.

Cowok itu El.

"K-kok abang bisa muncul banyak disini?"

King dan Samuel tertawa kecil, hanya El yang masih belum sadar dengan ponselnya sendiri. Syasha benar-benar bingung saat ini.

"Kamu nelfonnya di grup sayang," beritahu King membuat Syasha semakin bingung.

"Tadi bukan Syasha tapi bang Revan."

Bruk!

"Maaf tuan."

El menatap datar dengan tangannya mengepal. Syasha menatap abangnya tak berkedip, dia bahkan mengabaikan Marvel dan Revan yang baru aja datang dan duduk di sampingnya.

"Kok belum ganti baju?" tanya Marvel lembut, namun tak ditanggapi Syasha karena lebih fokus kearah El.

"Buat laporan yang lebih detail, tulis perjanjian hukuman yang setimpal dengan orang-orang yang korupsi, kalo tidak memuaskan lagi, saya yang turun tangan dan buat hukuman pada kalian."

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang