"Lo lama banget anjir, kita lumutan nungguin bolanya," kesal salah satu cowok itu, saat melihat Syasha dia sontak berdecak. "Udah lah Wa kasih ampun, palingan dia gak sengaja," sambungnya.

"Tau Wa, lo mah apa-apa di ajak baku hantam, capek gue, mana pot kesayangan bu Tari jatoh," sahut cowok lain yang mempunyai kulit hitam sendiri.

"Mana cantik banget lagi, lo yakin ngehukum ni anak?" Cowok yang lain berceletuk.

Syasha menoleh lagi ke arah cowok yang berbicara, semakin lama dia semakin tak mengerti apa yang di bicarakan cowok-cowok itu.

"Dewa mau berantem?" tanya Syasha pada Dewa, wajahnya kelewat polos membuat cowok-cowok itu terpana.

"Kok gemoy?"

"Anjir cantik banget, namanya siapa?"

"Syasha," jawab Syasha ramah, membuat cowok-cowok itu kembali terpana.

"Gua kayak kenal deh sama ni anak," celetuk cowok pertama tadi, yang ternyata bernama Fian.

"Sok tau lo!" sela cowok yang mempunyai rambung kriting dan kulit hitam, cowok itu biasa di panggil Celo atau kribo karena rambutnya.

"Gua serius jir!"

Dewa menatap teman-temannya dengan aura mematikan. Lalu melempar bola basket ketubuh Celo. "Kalian pergi," perintah Dewa dingin.

"Ck, lo beneran mau hukum ni anak? Dia udah ngapain lo?" tanya Arga yang sejak tadi diam.

"Gue gak ngehukum dia," jelas Dewa masih dengan wajah dinginnya.

"Bagus deh."

Fian mengangguk, menatap Syasha yang masih terlihat tak asing dimatanya. "Nanti gua cari tau deh."

Mata Dewa menghunus tajam membuat Fian sadar akan sesuatu. "Yaelah Wa, cuman penasaran, gak bakal di ambil."

Celo tertawa. "Di ambil apa sih? Lo gak tau kalo Dewa gak suka cewek?"

"Dia guy?"

Setelah ucapan itu Celo, dan Fian benar-benar harus cepat pergi sebelum Dewa membuatnya babak belur. "Gua pergi dulu," ucap Fian ketar-ketir.

Melihat Arga dan Celo akan pergi juga, Syasha segera menahan tangan Arga yang paling dekat dengannya.

"Kakak kelas tiga?" tanya Syasha.

Arga mengangguk.

"Kalo manggil kakak kelas apa?"

"Ya kakak," jawab Arga tak mengerti, Syasha diam sejenak. Melihat teman-temannya sudah pada pergi, Arga berpamitan lalu segera menyusul teman-temannya.

"Kalo gitu, kak Dewa bukan Dewa aja," gumam Syasha.

"Lo masuk kelas, bentar lagi bel," ujar Dewa sebelum berbalik untuk kembali juga pada teman-temannya.

"Dewa!" panggil Syasha, panik.

Dewa berbalik, lagi-lagi mereka saling tatap-tatapan. "Apa?"

"Syasha lupa jalan," beritahunya, lalu tercengir.

Dewa diam sejenak seraya menatap lekat gadis di depannya. "Gua anter," putus Dewa sebelum kembali berjalan lebih dulu, melihat itu Syasha berlari kecil lalu menarik tangan Dewa untuk di gandeng.

"Syasha mau megang tangan Dewa, ya?" tanya Syasha sambil mendongak.

Namun Dewa hanya menatap depan, tidak melihat bagaimana gemasnya wajah Syasha saat meminta ijin memegang tangannya.

"Gak usah pegang-pegang!" ucap Dewa, tak suka.

"Biasanya, Syasha yang di pegangi biar gak ilang," beritahu Syasha yang entah terdengar lucu di telinga Dewa.

Dewa menghela nafas pelan. "Terserah."

Syasha mulai tersenyum. "Dewa tau gak? Tadi Syasha lihat ada kantin besar banget, itu beneran kantin kan, buat makan?"

"Gak usah berisik."

Syasha melunturkan senyumannya, lalu memutuskan menatap ke depan.

"Dewa galak."

***

"DEWA! GUA TAU SEKARANG!" teriak Celo yang baru memasuki gudang sekolah, yang sudah di jadikan markas oleh beberapa anak yang sering bolos termasuk Dewa.

"Berisik kribo!" kesal Fian.

Celo berdecak. "Lo harus tau berita penting, ternyata si cewek Dewa tadi nama panjangnya Syakila Ratu Anderson! Cucu yang baru di publish minggu kemarin! Yang viral! Anjir! Pantes cantik, bibit unggul gitu."

"Berarti adik sepupunya Revan sama Marvel dong?" ujar Fian yang baru sadar.

Celo melototkan matanya. "IYA ANJIR! Gila! Mana orangnya? Suruh kesini aja bawa Syasha."

Fian memukul kepala Celo setelah mendengar hal itu. "Anak orang lo bawa kesini, yang ada Revan sama Marvel bonyokin lo lebih dulu."

Dewa mendengus melihat mereka berantem.

"Jadi bener rumor cowok keluarga itu posesif?"

"Ya gimana gak posesif, anaknya aja keliatan polos mana cantik banget anjir," jawab Fian.

Celo lagi-lagi mengangguk mupeng. "Enak banget jadi mereka, bisa cuci mata terus lihat Syasha."

Bugh!

"Lo ngomongin siapa, bangsat!"

Celo terkejut melihat Revan dan Marvel yang sudah ada di dalam markas.

'Mampus!' umpat Celo dalam hati, sedangkan Fian tengah menahan tawa melihat Celo akan di jadikan samsak mendadak.

TO BE CONTINUED...

Voteeeee! Komennn! Shareeee!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Voteeeee! Komennn! Shareeee!

Siapa yang suka Dewa disini? Mau lihat wajahnya? Aku pun belum menemukan untuk visualnya, jadi kalian bisa berekspetasi sendiri untuk visual Dewa ya sayang ya.

See you!

Syasha (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now