39. SEDIKIT KEJUTAN

60 7 0
                                    

"Biarin lebih lama, Jef. Jangan lepas dulu, gue suka." Ucap Alexsya sambil menahan tangisnya.

Diam-diam Jefri mengulum senyumnya, ternyata Alexsya menjadi lebih manja ketika sakit. Tetapi ia juga paham, dengan pelukan ini mungkin Alexsya akan menjadi tenang dan merasa lebih baik.

Setelah Alexsya cukup tenang, ia melepaskan pelukannya lalu menghapus jejak air matanya dengan kasar. Kemudian tatapannya beralih

kepada Jefri yang tengah sibuk bermain ponsel.

"Why?" tanya Jefri yang menyadari tatapan Alexsya.

"I-itu, enggak apa-apa kok!" ucapnya terbata-bata.

Jefri tersenyum menanggapi ucapan Alexsya, sambil bangkit dari duduknya, "Yaudah, tunggu dulu ya? Bunda nelpon." Pamitnya.

Setelah Jefri keluar dari ruangan rawat, Alexsya diam cukup lama sampai pada akhirnya ia menghembuskan napas panjang, dengan segala kelelahan dan rasa sakit yang sedang ia rasakan saat ini.

Apa yang harus gue lakuin kedepannya? Gue bahkan gak punya tujuan dan rencana apapun. Batinya.

Krek! Jefri membuka pintu dengan sangat hati-hati, ia pikir Alexsya sedang tertidur sekarang.

"Kenapa bengong terus si, Sya? Ada yang di pikirin? Coba cerita, jangan di pendam sendiri gitu!"

Alexsya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum hangat, "Gak kenapa-kenapa kok, gue cuman agak kaget aja dengan kejadian hari ini." Ucapnya lirih.

Jefri mengangguk paham.

"Yaudah, cerita dong! Masa iya gue cuman tau lo di ceburin doang, tapi gak tau alasannya kenapa. Kan gak lucu, iya gak?"

"Aish shibal! Intinya, gue benci si tua bangka itu, gue mau pergi aja dari rumah. Dan buat cerita versi lengkapnya, nanti kalo gue udah tenang pasti gue ceritain kok!"

"Yaudah, gue ngalah demi orang sakit. Btw gimana kalo kita jalan-jalan ke taman? Biar lo dapet asupan udara segar dan cepet sembuh, mau?" ajak Jefri excited.

Alexsya mengangguk mengiyakan, "Tapi jangan bacot kalo gue berat!" pesan Alexsya.

"Buset. Kurus-kurus berat juga ternyata lo, makan apa emang?" balas Jefri dengan nada jenaka.

Alexsya merotasikan bola matanya malas, ini yang Alexsya tak suka dari Jefri. Selalu menganggap becanda ucapan Alexsya, menjengkelkan.

"Sialan! Lo gendong gue aja belum." Sungutnya.

"Hahaha. Iya-iya maaf, yaudah lo tunggu dulu ya? Gue mau ambil kursi rodanya dulu!"

•••

Kedua gadis remaja tersebut tertawa saat mengingat momen-momen indahnya bersama, sambil meniup beberapa balon dan juga memasang dekorasi di taman yang sedang sedang mereka kunjungi.

Keduanya memang sudah berinisiatif untuk membuat sebuah kejutan kecil kepada sahabatnya, memang tak seberapa tetapi ini cukup luar bisa perjuangannya.

"Gue juga mikir gitu! Kok bisa ya, Asya takut sama om Teguh, padahal sikap keduanya gak beda jauh." Ucap Nadia.

Sofia mengangguk, memang iya. Alexsya itu memiliki kepribadian yang aneh menurut mereka, gadis itu terkadang bersikap sabar sampai dengan tempramental.

"Aniway, apakah Asya bakal suka dengan ini? Dan apakah dia bakal maafin kita?" tanya Sofia ragu.

"Kalo gue si pasti di maafin, kalo lo gak tau. Apalagi waktu itu kan lo sampe gebukin Asya, dia pasti kesakitan waktu itu," lirih Nadia.

Sofia menatap tajam ke arah Nadia. "Gelo ari sia? Gue lakuin itu demi belain lu, najis banget astagfirullah gatau diri emang!" gerutu Sofia. Pasalnya ia sangat kesal dengan ucapan Nadia yang sedikit menyinggung hati kecil dan imutnya, ah itu sedikit berlebihan.

She's Alexsya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang