16. HUKUMAN (2)

49 7 28
                                    

Hii, ketemu lagi sama aku>3

Aku cuman mau ngucapin sesuatu sama kalian, tolong siapkan mentalnya di chapter ini ya. Aku berharap juga, semoga di chapter ini, kalian bisa dapetin Feel nya biar aku ngerasa berhasil nulis chapter ini:')

Jangan lupa voment!!


Happy Reading ( ◜‿◝ )♡

17. Hukuman 2

"Sya, minum dulu nih," ujar Rafael sambil menyodorkan air mineral dan handphone kepada Alexsya. Serta beberapa paper bag yang tadi ia beli dari mall

Alexsya menggeleng pelan, ia masih syok atas kejadian satu jam yang lalu. "Gak mau, gue mau pulang!" Pinta Alexsya.

"Enggak Sya, setelah Lo benar-benar tenang, kita baru pulang ya?"

Tidak ada jawaban, akhirnya Rafael memilih mengantarkan Alexsya pulang saja. Sebenarnya, banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala Rafael tetapi ia memilih menunda nya, dari pada nanti Alexsya semakin tertekan. "Yaudah yuk, kita pulang aja,"

Alexsya bangkit sambil menggenggam tangan Rafael, memang benar disaat seperti ini ia hanya mempunyai Rafael dan akan selalu seperti itu.

Rafael membuka kan pintu mobil untuk Alexsya, malam ini ia memilih membawa mobil, jika membawa motor malam-malam seperti ini. Takutnya Alexsya masuk angin, padahal gadis itu sudah kebal dengan segala sesuatu.

Setelah itu, mobil melaju dengan tenang. "Kalo lo capek atau ngantuk, tidur aja Sya!"

Alexsya hanya diam seribu bahasa, sekarang pikirannya sedang berkecamuk kemana-mana.

Kok bisa kak Vea lakuin ini ke gue, bisa-bisanya dia mau bikin gue dilecehkan batin Alexsya

***

"Kenapa Lo bisa gagal sialan?" ujar Gadis Yang sedang berbicara dengan seseorang di sebrang sana.

"..........."

"Ck, Seharusnya Lo maen cepat! Gak guna banget Lo jadi orang,"

"............"

"Gue gak akan ngasih Lo upah apapun, pertama. Lo gagal dan yang kedua, Lo ngasih tau identitas gue ke mereka!"

Tut

Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Vea, Iya, Arnovea Angelica Anderson. Ia adalah dalang dari semua ini, Ia hampir saja membuat adiknya sendiri di lecehkan oleh dua laki-laki tersebut. Sikapnya lebih dari seorang Psikopat ataupun penjahat lainnya.

BRAK

Vea tersentak, matanya juga membulat sempurna saat mengetahui Alexsya datang dan langsung mendobrak pintu begitu saja. Wajahnya dipenuhi dengan kemarahan dan matanya menyiratkan kekecewaan. "APA YANG UDAH LO LAKUIN, SAMA GUE SIALAN!" bentak Alexsya

"LO MAU APA DARI GUE, VEA?!"

"LEBIH BAIK BUNUH GUE, DARI PADA LO NGELAKUIN HAL MENJIJIKKAN SEPERTI ITU! GUE ADEK LO BUKAN SI? GIMANA KALO LO YANG DI POSISI GUE BANGSAT?!" Teriak Alexsya sambil mendorong keras bahu Vea.

Alexsya sudah kehilangan kendali, ia benar-benar kecewa kepada kakaknya, hah? Kakak, apakah pantas manusia seperti itu disebut kakak?

"Mau Lo apa? Dateng-dateng ngelabrak gue kaya gini, hah?" Ucap Vea dengan wajah tak berdosanya.

"HAHAHA, MUNAFIK LO VEA, LO MUNAFIK. LO BRENGSEK, LO SIALAN, LO GAK PANTES BUAT HIDUP SETELAH PERLAKUAN LO KE GUE ANJING,"

PLAK

She's Alexsya [On Going]Where stories live. Discover now