35. KEBENARAN (2)

76 8 21
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

Sambil play music, ya. Biar emosinya dapat><



Pantas saja Teguh begitu membenci dan menekan Alexsya, ternyata ia tidak benar-benar menyayangi Alexsya dengan tulus, begitupun dengan Fina. Selama delapan belas tahun hanya ada kebohongan, kepalsuan, dan rahasia.

Alexsya merasa dirinya di tipu, bahkan hanya di pungut karena rasa iba dan kasihan, kenapa ia harus menderita sejak kecil? Kenapa?

Semuanya akan cepat berakhir, benar-benar berakhir.

Alexsya mengusap air matanya dengan kasar, setelah itu ia bangkit dan mulai memfokuskan matanya pada objek di sekitarnya, setelah itu ia mengambil kasar surat tadi dengan kasar.

"Papa, nanti malem jadi'kan kita makan malem di luar?"

"Iya sayang, papa kan gak pernah bohong." Ujar Teguh.

Alexsya mengintip dari balik pintu gudang sambil tersenyum pedih, ia merasa semakin yakin dengan semua kenyataan yang baru saja ia temukan. Rasanya begitu sesak.

"Gue gak bisa kaya gini, gue kuat. Dan gue bakal cari tau semuanya malam ini," gumamnya.

Setelah itu, Alexsya melangkahkan kakinya keluar dari gudang dan mengarahkan dirinya ke kamar. Sedikit lelah, tapi tak apa.

"Sayang," panggil Fina.

Alexsya menoleh tanpa ekspresi. "Kenapa?"

Fina tersenyum sambil membelai rambut panjang Alexsya, "Nanti malam, Mama, papa dan Vea mau makan malam di luar. Sekalian ketemu keluarganya Rafael, mereka yang ngajak. Kamu gak apa-apa di rumah sendirian kan sayang?"

Alexsya mengangguk kemudian tersenyum miring, "Asya udah biasa sendirian kok, Ma. Mama jangan khawatir, and have fun!" jawab Alexsya.

•••

"Nad, ngapain ngajak gue kesini?"

Nadia menatap malas ke arah Sofia, kenapa dia banyak sekali bertanya? Kenapa tidak menikmati dan mendengarkan ucapan dari Nadia saja.

"Lo diem aja si, nanti lo juga tau sendiri,"

Sofia hanya menganggukkan kepalanya dengan pasrah, lagian Nadia tidak mungkin akan membawa Sofia ke tempat yang berbahaya. Tapi bukan itu masalah'nya, ini sudah malam.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka berdua sampai di sebuah taman bermain anak-anak yang cukup tua dan juga tampak tak berpenghuni. Seperti sepi dan tak pernah dikunjungi siapapun, hawa berbeda juga menghampiri keduanya secara tiba-tiba.

Nadia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam taman bermain tersebut, ia melirik kearah Sofia yang tak bergerak mengikuti langkahnya. "Kenapa si, lo? Mikir apa? Ayo cepet ikutin gue!" titahnya.

Sofia mengangguk sambil tersenyum kaku, "Gue jadi keinget Asya," bisiknya dengan nada sedih.

Kemudian, keduanya melanjutkan langkahnya dengan perasaan masing-masing. Banyak sekali bayangan indah dan sedih yang terputar di memori keduanya.

Nadia mengusap pelan ayunan kayu yang sangat indah meskipun sudah sangat tua. Ayunan sekaligus kebahagiaan yang pak satpam taman ini berikan untuk mereka. Setelah itu Nadia duduk di salah satu ayunan tersebut, diikuti oleh Sofia.

Flashback on!

"Kita bertiga itu, bakal temenan sampe kapanpun!"

"Iya, gak akan ada yang bisa memisahkan kita. Kita sahabat selamanya," ujar ketiga gadis kecil tersebut dengan nada semangat.

She's Alexsya [On Going]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ