12. TUMBUHNYA PERASAAN

61 16 21
                                    

   "Jangan pernah berharap kepada manusia  karena kita hanya akan mendapat kecewa."

         Alexsya Shafira Anderson




"Sya bangun!" Pinta Vea sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Alexsya.

Alexsya menggeliat, ia menatap heran Vea, mengapa pagi-pagi seperti ini dia membangun'kan nya?

"Apaan si kak,"

"Lo bangun dulu! Nanti gue kasih tau apa yang gue mau," ujar Vea.

"Ck, iya-iya. Apa?" Tanya Alexsya

"Tolong cuciin hotpants gue! Cepet!"

Mata Alexsya terbelalak, tidak salah dengan kakak'nya itu? Mengapa tidak ia sendiri yang melakukannya? Dasar manja! "Kak, Lo bisa sendiri kan, atau minta bi Irah. Ribet banget masa," gumamnya.

"Sya! Gue kakak Lo, dan Lo harus nurutin perintah gue!"

"Iya kak, tapi apa gak keterlaluan ya? Jam segini bangunin orang, cuman buat nyuciin sepatu?" Tanya Alexsya dengan kesal.

Setelah itu, Vea keluar dari kamar Alexsya tanpa menutup pintu. "Sialan! Nyusahin aja si WOY!" teriak Alexsya.

Dengan berat hati, Alexsya berjalan untuk menutup pintu, "Jangan ditutup! Saya mau bicara sama kamu," ujar Teguh

"Ngomongin apa lagi nih jam segini? Papa mau minta Lexsya buat nyuci mobil juga? Masih pagi pa, Dingin," ujarnya.

"Kenapa kamu tidak melakukan perintah Vea? Hah?" Tanya Teguh dengan tenang.

"Pa, masa iya jam setengah enam pagi Asya dibangunin buat nyuci sepatunya kak Vea? Lexsya masih ngantuk pa,"

"Vea saja sudah bangun, kenapa kamu malah enak-enakan? Sudah! Dari pada kamu tidur lagi, mendingan sekarang cuciin sepatunya Vea,"

"Nanti dia telat ke kampus lagi," lanjutnya, setelah itu ia pergi dari kamar Alexsya.

Alexsya berdecak, mengapa ia lagi yang harus melakukannya? Untuk apa keberadaan bi Irah jika dalam keadaan seperti ini masih saja Alexsya yang di andalkan!

"Hah dasar, senjatanya itu ternyata. Laporin apa-apa ke papa, eh apa jangan-jangan. Kak Vea juga yang ngasih tau kalo gue balapan? Ah sialan tu orang, tapi tau dari mana dia? Lah masa bodo! Gue harus cepet turun kebawah," gumamnya.

***

Nanad cantip : Sya, nanti berangkat gue jemput ya, sekalian gue lewat sana soalnya.

Alexsya Shafira : gue tunggu Lo di halte bus Nad.

Setelah membaca dan membalas pesan WhatsApp dari Nadia, Alexsya kembali melangkahkan kakinya ke halte bus. Jika menunggu Nadia di halte, itu akan lebih baik.

Sudah setengah jam, tapi Nadia belum juga datang, kemudian Alexsya kembali membuka aplikasi WhatsApp.

Nanad cantip : Sya sorry, gue jemput Ofi tadi. Sekarang gue udah disekolah sama Ofi, Lo naik bus atau apapun ya.

Alexsya mendesah kecewa, ia mungkin harus menunggu bus datang setengah jam lagi, karena bus pertama sudah berangkat sejak setengah jam yang lalu. Bisa jadi ia akan terlambat.

"Dari pada gue nunggu bus, mending jalan aja deh. Sekalian olahraga," gumamnya sambil tersenyum simpul.

Alexsya sedikit miris, mengapa ia tidak dibelikan mobil juga seperti Vea? Padahal mereka sama, tidak ada perbedaan diantara mereka berdua. Tapi entah mengapa, Teguh lebih menyayangi Vea dari pada dirinya.

She's Alexsya [On Going]Where stories live. Discover now