18. KAMU DAN DIA

37 8 19
                                    


"Mama, Kak Vea kenapa?" tanya Alexsya gemetar.

"Tidak usah ikut campur, Asya!"

"Lebih baik, sekarang kamu bersiap ke sekolah dan tanggung urusanmu disana, kamu juga harus meminta maaf kepada Bianca." lanjutnya

"T- tap......"

"Mama, sakit ma," lirih Vea.

Mungkin saja, asam lambung Vea kambuh pagi ini, karena ia jarang makan tetapi hobi nya memakan makanan pedas, maka akibatnya akan sangat buruk.

"Pa, cepat pa kita kerumah sakit!" ajak Fina.

Setelah kepergian mereka, Alexsya memilih masuk kamar untuk bersiap pergi kesekolah, padahal sebenarnya, ia sangat ingin istirahat untuk hari ini, Tapi apa boleh buat.

Setelah siap, Alexsya mengambil tas yang tergantung rapi kemudian, memasukan buku sesuai dengan jadwal hari ini. Setelah itu, ia turun dan langsung keluar dari rumah.

"Kira-kira, Rafa jemput gue gak ya?"

"Gue tunggu aja deh, lagian gue males jalan ke halte," gumamnya.

Satu jam sudah, Alexsya. Menunggu Rafael menjemputnya, tapi ternyata ia tak datang. Lalu, sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

Rafaa🧡 : Asya, maaf ya. Aku gak bisa jemput kamu, aku juga gak berangkat sekolah hari ini, mama ngajak aku ke acara keluarga. Dadakan banget lagi.

Rafaa🧡 : kamu berangkat sendiri gak papa kan? Maaf banget ya?

Rafaa🧡 : Sya? Kok di read doang si? Lagi di perjalanan ya? Bales dong Sya.

Rafaa🧡 : Sya? Cantik, jangan gitu dong, ya?

Rafaa🧡 : kamu marah, sayang?

Rafaa🧡 : Sya, Please

Alexsya mengulum senyumnya, ia sedikit geli dengan nama kontak Rafael yang semalam ia ganti, merasa lebay kepada tingkahnya sekarang, tapi apa boleh buat? Jika sudah bucin ya bucin.

Alexsya merasa bahagia, karena Rafael berbicara Aku-kamu. Kedua, ia juga merasa sedih, karena sudah menunggu satu jam tapi Rafael tidak menjemputnya.

Rafael juga tidak meminta maaf, atas perlakuannya waktu itu kepada Alexsya. Membentak dan mengatakan banyak hal yang membuat Alexsya sakit. Tapi, permintaan maaf itu tidak bisa di paksakan.

"Anjir, sialan, wah bangsul. Gue telat nih," gumamnya

"PAK JAYA!" teriaknya.

Eh lupa, pak Jaya kan nganterin mama ke rumah sakit, batinnya.

Dengan terpaksa, Alexsya berjalan ke sekolah, meskipun ia tahu kalau akhirnya akan terlambat juga. Karena lebih baik terlambat dari pada tidak datang ke sekolah sama sekali.

"Huft, akhirnya sampe juga," gumamnya.

Ia celingak-celinguk, mencari keberadaan pak Yanto, karena setiap pagi, pak Yanto akan menjaga gerbang untuk mengetahui siapa saja siswa-siswi yang terlambat. "Lagi-lagi kamu, Asya."

Alexsya hanya terkekeh geli, kemudian menatap lirih ke arah pak Yanto. "Pak, saya mohon, izinin saya masuk ya pak?" pinta Alexsya.

"Iya, tentu saja kamu boleh masuk," ujar pak Yanto, sambil memainkan penggaris besi, kebanggaan nya itu.

Alexsya tersenyum senang, sambil menyalami punggung tangan pak Yanto. "Makasih, pak."

"Sama-sama, Asya. Tapi, langsung masuk ke ruang BK!" ucap pak Yanto, kemudian melenggang pergi.

She's Alexsya [On Going]Where stories live. Discover now