32. PUTUS

46 8 16
                                    

               “Lo semua adalah penghianat.”

Setelah selesai mandi, Alexsya merebahkan dirinya di ranjang. Meskipun ukuran kasurnya kecil, tetapi ada rasa nyaman disana. Sesekali merasa enggan, dan sesekali merasa senang, karena pada dasarnya, kamar itu tidak harus berukuran besar, tetapi bagaimana cara kita menjaga dan merawat nya.

Kemudian, ia mengambil ponselnya di atas nakas, setelah itu Alexsya mencari tempat ternyaman. Ia berinisiatif untuk melakukan hal normal yang sering remaja lain lakukan. Seperti bermain sosial media, menonton drama Korea, meng-scroll tiktok, menonton YouTube, hingga tengah malam tiba.

Karena dengan semua itu, setiap orang pasti selalu mendapatkan kebahagiaan tersendiri.

Pertama, Alexsya membuka aplikasi WhatsApp, dan membuka beberapa percakapan pribadi, bahkan percakapan grup. Tidak ada yang menarik, semuanya sama saja, seperti terakhir kali ia membukanya. Ah ternyata, beberapa Notifikasi baru bermunculan sekarang.

Ting

Nanad Cantip telah mengeluarkan Anda.

“Sekalian aja keluarin gue dari sekolah kek!” gumamnya kesal.

Nadia adalah jenis teman yang aneh, ada masalah seperti itu saja sampai-sampai mengeluarkan Alexsya dari grup chat. Sebenarnya bukan semata-mata grup chat, tapi itu grup chat persahabatan mereka yang isinya tiga orang. Jika itu sudah terjadi, mungkin Alexsya memang dikeluarkan dari persahabatan mereka juga. Sudahlah.

Ting

Lily telah mengeluarkan Anda.

Dan sekarang apa? Grup kelas.

Alexsya berdecak sebal. “Bentar lagi grup alumni, abis grup alumni keluarin aja gue dari sekolah!”

Alexsya benar-benar muak dengan tingkah teman-temannya hari ini, ia sudah cukup pusing. Ternyata, bermain ponsel atau membuka sosial media saat keadaan tidak baik-baik saja bukan malah menjadi lebih baik, tapi semakin memburuk.

“Jam tujuh malem, enak nih keluar. Cari tukang bakso atau martabak.” Ujarnya seraya bangkit.

Setelah mengambil dompet dan menggunakan hoodie, Alexsya turun untuk segera berangkat.

“Mau kemana lo?” tanya Vea.

Alexsya tidak mengubris, kemudian ia melanjutkan langkahnya kembali.

“Gue yang di selingkuhin, lo yang ngamuk. Gak malu apa?” sindirnya.

“Basi!” ucap Alexsya.

“Lagian ya, pacar sialan lo itu udah milih lo, terus ngapain lo masih ganggu gue? Lo yang seharusnya malu?” lanjutnya.

Vea tersenyum sambil memainkan rambutnya, setelah itu ia mendahului langkah Alexsya ditengah-tengah tangga.

“Oh iya, kalo gak ke club, ya kemana lagi?” sindir Vea, lagi dan lagi.

                                 ***

Bruk...bruk...bruk.

“Anjing! Gue bilang jangan di jatohin, Bob!”

“Lo gak liat apa? Ini pohon banyak semut nya.” Balas Boby.

Arga berdecak sebal sambil menahan tubuh Boby di atas sana, Boby itu memang susah untuk di berikan saran. Maka dari itu ia sangatlah menyusahkan.

“Bukan apa-apa, Bob. Cuman gimana kalo yang punya denger? Terus dia ngamuk-ngamuk, sambil gebukin kita, abis itu kita di serahin ke kantor polisi! Emang lo mau masuk penjara gara-gara nyolong mangga?”

She's Alexsya [On Going]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz