11. TATAPAN

74 18 28
                                    

Hai, aku up lagi hehe.
Semoga chapter ini agak greget ya, Happy reading!!

Satu lagi, tolong hargai aku dengan cara ngevote:') aku akan seneng banget!! Dan dengan cara ngevote kalian akan membuktikan seberapa besar kalian menghargai karya seseorang.

Kalo ada Typo tolong di tandai





Hari, Senin lagi, hari dimana semua anak sekolah enggan berangkat. Tapi dengan terpaksa mereka harus berangkat, bagaimana tidak? Mereka akan di Jemur dibawah teriknya matahari selama dua jam kurang.

Hari ini, Alexsya juga memilih berangkat sekolah, karena dirumah pun tidak ada kegiatan, Fina melarang Alexsya untuk sekolah. Tapi Teguh malah sebaliknya. Ia bilang, jika begini terus Alexsya akan dapat hukuman lagi.

Fina juga mengatakan kepada Alexsya untuk pulang lebih cepat, karena mereka ada makan malam bersama bisnis Papa'nya Teguh. Alexsya hanya mengangguk.

Hari ini Alexsya berangkat lebih pagi, sekitar pukul enam. Ia tidak mau ikut sarapan, karena semua itu hanya akan menimbulkan masalah dan hanya akan adu mulut saja. Pagi-pagi seperti ini Alexsya sudah berada di halte bus.

Ia bermain ponsel dengan sesekali meniup tangannya yang dingin, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang.

"Kadang gue nyaman diem disini, gue ngerasa damai padahal jalanan udah hampir rame hehe,"

Sebuah motor berhenti tepat didepan Alexsya, Alexsya mendongkak dan mendapati Rafael disana. Meskipun masih menggunakan helm full face tapi ia yakin bahwa itu Rafael.

"Heh anak konda, ngapain lo jam segini di halte?" Tanya Rafael dengan sedikit candaan.

"Bukan urusan Lo!" Jawab Alexsya ketus

"Gue cuman agak aneh aja sama Lo, rumah Lo gede, fasilitas nya juga pasti terpenuhi tapi kenapa Lo naik bus tiap pergi sama pulang?"

"Gue gak segampang Lo, udah deh gausah kepo Lo!"

"Yaudah, Lo ikut gue aja yuk, gue juga mau berangkat sekarang, ada kerjaan gue disekolah,"

"Curhat Lo?"

Rafael menatap malas Alexsya, kemudian ia menyalakan kembali mesin motornya, "yaudah kalo gak mau ikut, gue duluan,"

"Heh bangsat, gue ikut!"

"Masyaallah Sya, Lo cewek gaboleh ngomong kasar!" Tegur Rafael

"Siapa lo? Ngatur-ngatur gue aja, heh asalkan lo tau ya. Gue itu kasar-kasar gini hatinya lembut dan bisa dibilang gue orangnya tulus, gak kaya di nenek lampir Bianca tuh," sukur Alexsya.

"Yaudah cepet naik, keburu siang ini,"

Di sepanjang perjalanan, Alexsya mendumel, mulutnya tidak bisa diam, Rafael yang mulai jengkel pun semakin meningkatan kecepatan motornya. Bisa-bisa, jika terlalu lama bersama Alexsya ia akan kehilangan kewarasannya.

Setelah sampai di depan gerbang, Alexsya meminta untuk diturunkan tapi Rafael memilih menulikan pendengaran dan terus melajukan motornya sampai ke parkiran.

Alexsya turun dengan kasar, ia menatap tajam Rafael sambil menyimpan tangan didepan dadanya. "Seharusnya Lo dengerin gue, gue bilang jangan ngebut sialan!" Sulut Alexsya.

"Heh cewek aneh, Lo itu pembalap liar ngapain ribet ngebut segitu doang, lagian ya kalo Lo takut ya tinggal pegangan aja sama gue!"

"Dih najis bet, emang dasarnya Lo itu modus!"

"Kalo iya kenapa?" Tanya Rafael dengan nada lebay.

"Jijik Lo,"

"Nyenyenye Lo, awas aja kalo lo suka nanti sama gue, huh," kemudian setelah berdebat, Rafael meninggal Alexsya yang sedang diam tak bergeming.

She's Alexsya [On Going]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu