30. HANCUR

62 8 23
                                    


"Sejak kapan, Raf? Kamu dan Vea?"

Rafael hanya diam membatu.

Dasar, penghianat!

Semua orang menatap heran kearah Alexsya, mereka semua benar-benar bingung dengan tingkah Alexsya.

"JELASIN SIALAN!" bentak Alexsya.

"Maksud lo apaan?" tanya Vea tenang.

Alexsya berdecak pelan, ia benar-benar tidak suka dengan yang namanya kepura-puraan. Benar-benar tidak suka!

"Jawab, Rafael." Ucapnya penuh penekanan.

Rafael menatap Alexsya dengan ekspresi datar, di dalam matanya tersirat penyesalan dan juga rasa bersalah. Jujur saja, ia benar-benar tidak tahu kalau Alexsya adalah keluarga dari pacar pertamanya. Yang Rafael tahu, pacarnya adalah anggel. Ya, Arnovea Anggelica.

Rafael tidak mengetahui apapun, karena Vea tidak pernah menceritakan tentang keluarga dan juga hal-hal yang ada didalam rumahnya. Dia benar-benar tertutup tentang itu, sama halnya dengan Alexsya.

"Sya, aku bisa jelasin," ujarnya.

Alexsya membuang pandangannya, Alexsya sudah mengetahui semuanya malam ini. Meskipun dalam dirinya tidak pernah ada rasa curiga terhadap hubungannya dengan Rafael, tapi dengan kehendak Tuhan, semuanya terbongkar malam ini.

Jika ditanya sedih, jawabannya adalah sedih dan juga sakit. Rasanya seperti diterbangkan, kemudian dijatuhkan begitu saja. Benar-benar menyiksa.

Alexsya melangkah maju, matanya tidak teralihkan dari retina Rafael sejak tadi. Langkahnya semakin mendekat, dan.

PLAK!

Satu tamparan mendarat di pipi tirus Rafael.

Isakan kecil keluar dari mulut Alexsya, ia tidak peduli, tidak memikirkan apapun lagi selain rasa sakitnya. Bahkan, ia melupakan kalau sekarang ini sedang banyak sekali orang di sekitarnya, yang sedang memperhatikan gerak-gerik dirinya.

"Apa maksud dari semua ini, Raf?" tanya Alexsya.

Rafael bukannya menjawab, tetapi ia malah menggeleng sambil menundukkan kepalanya.

Benar-benar tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, semuanya sudah selesai.

"Aku bakal jelasin semuanya," balas Rafael.

Semua orang menatap Rafael dengan penuh pertanyaan, semua orang merasa tidak ada yang benar disini. Benar-benar merasa janggal, tanpa banyak bicara Teguh meminta MC agar membubarkan pesta dan menyuruh agar semua tamu undangan pulang saja.

"Terimakasih untuk para tamu undangan, mungkin pesta hari ini dicukupkan sekian."

Semua tamu undangan hanya mengangguk sambil sesekali berbisik, kemudian semua tamu telah keluar dari rumah Anderson. Hanya tamu undangan, tidak dengan kerabat.

"Lo gak usah berpura-pura, dan jawab pertanyaan gue!" Sarkas Alexsya.

"ASYA, APA-APAAN KAMU?!" bentak Teguh.

Alexsya tidak mengalihkan sedikit pandangannya dari Rafael, biarkan saja Teguh berbica dan mengoceh tanpa wajah didepannya.

"Kalian pura-pura gak tahu, atau gimana?" tanya Alexsya tenang.

"Gak usah bertingkah, sialan. Lo udah ngancurin semuanya!" dengus Vea.

"Vea, seharusnya lo salahin dia!" balas Alexsya, sambil menunjuk wajah Rafael dengan jarinya.

"BERHENTI!" teriak Teguh.

Semua orang menundukkan kepalanya, tapi tidak dengan Alexsya.

"Apa-apaan kamu, ha? Apa maksud dari ucapan dan tuduhan kamu, Asya?" tanya Teguh.

She's Alexsya [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora