23. BEBAN KELUARGA

42 6 14
                                    


PLAK!!

Pipi Alexsya menoleh kesamping dengan keras, sekeras tamparan yang Rafael berikan padanya. Dengan tega, Rafael menampar Alexsya.

"Raf?" lirih Alexsya.

"Makannya, jangan ngelunjak kalo jadi cewek! Gue gak suka ya, Sya. Kalo lo ikut campur sama urusan gue!" ujar Rafael.

Tidak ada tangis, tidak ada bantahan tidak ada juga ucapan apapun lagi yang keluar dari mulut Alexsya. Ia masih tidak menyangka bahwa Rafael melakukan hal brengsek seperti itu, ingat! Se salah apapun perempuan, jika sampai menamparnya itu tidaklah wajar.

"Cukup sampai sini, Sya. Cukup banget lo ngatur-ngatur gue!" pinta Rafael, dengan menyatukan tangannya dihadapan Alexsya.

Alexsya memberanikan diri untuk menatap Rafael, kemudian ia mengangguk paham. "Oke, kalo ini mau lo, Raf. Tapi gue heran aja, kapan si gue ngatur-ngatur lo?" tanya Alexsya.

"Barusan itu bukan ngatur, Raf. Gue cuman ngejauhin lo dari hal yang bakal bikin lo rugi nantinya!" lanjutnya.

"Lo!" bentak Rafael, sambil menunjuk Alexsya dengan jarinya.

"Kenapa? Gak suka? Iya! Gue juga sama, Raf. Gue juga brengsek, gue sama kaya lo. Tapi gue cuman gak mau lo jadi kaya gue! Kena hukuman, kena scors, dan lo disuruh minta maaf nantinya sama lawan lo. Dan apa yang lebih parah? Disiksa sama orang-orang rum......" Alexsya enggan melanjutkan ucapannya.

"M-maksud lo?" tanya Rafael penasaran.

"Lo gak perlu tahu! Sekarang terserah Lo aja. Gue gak bakal ikut campur lagi kok sama urusan-urusan lo." Ujar Alexsya.

Setelah puas dengan unek-uneknya, Alexsya pergi meninggalkan Rafael, biarkan saja pria itu menyesali perbuatannya. Dasar brengsek!

"Kasian banget,"

"Makannya, jangan so' ngatur, kena karma kan!"

"Pacaran si iya, tapi kalo ikut campur masalah harga diri mah, gak pantes si."

"Uuuuu enak banget ya, di tampar doi."

"Gila viral banget, padaha cuman ditampar doang, hahaha."

"So iya banget, mukanya!"

Begitulah ujaran-ujaran anak-anak, yang berada di koridor sekolah. Memang apa yang mereka bicarakan? Sampai Alexsya sendiri bingung dengan ucapan-ucapan mereka semua. Alexsya memilih melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

"Sya!" panggil Nadia, khawatir.

"Hem?"

Alexsya duduk dengan tenang, sambil membaca buku kimia. Merasa ada aneh dengan kedua sahabatnya, Alexsya menghentikan ritual membacanya, dan menatap penuh arti kepada keduanya.

"Lo berdua, kenapa si?" tanya Alexsya.

"Lo yang kenapa, Sya?" Nadia membalikan pertanyaan.

"Sya, kenapa. Kenapa lo gak lawan Rafa, aja si?" lanjut Nadia, dengan isakan kecil.

Alexsya semakin dibuat bingung, ia hanya bisa mengerutkan dahinya. "Maksudnya, apaan si?"

"Bego banget si!" bentak Sofia, greget.

"Terserah lo berdua, lah! Gue gak paham."

Kemudian, Nadia menyodorkan ponselnya kepada Alexsya. Dan Alexsya menerima nya dengan senang hati. "Apaan?"

"Lo liat aja sendiri,"

"Oh, ini." ujarnya santai.

"Jadi, kalian minta penjelasan dari video ini? Oke gue paham. Ini emang video real sih, terus pantesan aja tadi anak-anak dikoridor pada nyindir gue, tapi gue gak sadar." Lanjutnya.

She's Alexsya [On Going]Where stories live. Discover now