29. TERBONGKAR

69 9 10
                                    


Pukul lima sore, semua orang sedang sibuk menata balon dan dekorasi lainnya, ditaman rumah Anderson. Juga dengan beberapa lampu kelap-kelip, yang akan menambah kesan indah di acara ulang tahun Vea.

Semua orang sangatlah bersemangat sore ini, apalagi Teguh dan Fina. Mereka sangatlah antusias untuk merayakan hari ulang tahun putri pertamanya, yaitu Arnovea.

Berbeda dengan Alexsya, ia bahkan tidak bersemangat sedikit pun. Rasanya ingin sekali pergi dari rumah dan berdiam diri ditaman rahasianya. Tapi apa boleh buat, ia bahkan ikut sibuk karena Teguh memaksa Alexsya untuk menata piring dan gelas-gelas diatas meja.

"Saya tidak menyuruh kamu untuk bengong!" Sarkas Teguh.

Alexsya tersadar dari lamunannya, kemudian ia mengangguk pasrah tanpa menoleh kearah Teguh.

"Gak usah maksa-maksa orang, bisa gak si?" Sindir Alexsya.

Teguh tersenyum miring, "jangan berulah!" Ucapnya penuh penekanan.

"Hadeh, dasar. Tua bangka yang meresahkan!" Gumamnya.

Tanpa banyak bicara lagi, Alexsya melanjutkan pekerjaannya. bukan apa-apa, hanya saja ia ingin segera beristirahat dan merebahkan dirinya di kasur.

Fina menghampiri Alexsya dengan senang, ia juga membawa beberapa balon ditangannya. "Sayang, kok bengong?"

Alexsya membuang pandangannya, kenapa Fina harus menghampirinya? Dasar tidak berguna.

"Mama mending gak usah deket-deket sama Asya, Asya gak nyaman!" Ungkap Alexsya.

Tetapi, Fina malah menatapnya sambil tersenyum hangat. Dan itu benar-benar membuat Alexsya lemah dan luluh, karena senyuman seorang ibu adalah anugerah bagi anak-anaknya.

"Mending kamu siap-siap, bentar lagi acaranya dimulai."

"Gak peduli!" Jawabannya dengan ketus.

"Sayang, ma...."

Ucapan Fina terpotong, karena matanya menangkap Alexsya pergi begitu saja dari hadapannya. Ada rasa sedih dan marah kepada dirinya sendiri. karena pasalnya, sikap Alexsya seperti ini adalah bagian dari kesalahannya.

Alexsya menghempaskan tubuhnya kearah kasur, Ia benar-benar lelah hari ini. Pertama, ia harus membeli kue yang besar dan menjulang, membeli beberapa balon dan aksesoris lainnya. Dasar berlebihan.

Ingatan Alexsya tiba-tiba tertuju kepada percakapannya bersama dengan Vea dulu, disaat keduanya masih sama-sama polos dan saling menyayangi.

"Kalo kakak ulang tahun, jangan lupa kasih kakak hadiah ya? Kamu kan adik kesayangannya kakak."

Alexsya mengangguk kecil. "Iya kak, Asya bakal kasih hadiah. Kakak mau di kadoin apa dari Asya?"

"Apa aja, yang penting bagus dan layak dipake!"

Alexsya menggeleng, "meski bagaimanapun, gue harus nepatin ucapan itu ke Vea, dia tetap kakak gue. Tapi, gue juga gak akan sebaik itu kaya dulu, gue bahkan sakit hati setiap liat dia, gue muak!" Gumamnya lirih.

Alexsya menatap lekat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya, ia tersenyum sambil bangkit dari kasurnya. "Mungpung masih jam setengah enam, gue bisa otw dulu!"

Ia berlari keluar rumah tanpa memperdulikan teriakan dari Fina, biarkan saja dia berteriak sesukanya.

"Bentar, gue mau beli kado apaan emang? Bego banget si, Sya!" Decak Alexsya.

Meskipun tanpa tujuan yang jelas, Alexsya tetap melanjutkan langkahnya. Dan biarkan saja, ia akan membeli apapun nantinya, tidak perlu diambil pusing.

- 𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐀𝐥𝐞𝐱𝐬𝐲𝐚 -

She's Alexsya [On Going]Where stories live. Discover now