Sweet Scandal - Part 49

1.7K 283 9
                                    

Happy reading semuanya.

🍁🍁🍁

Tidak ada yang bisa Jovanka lakukan selain menonton televisi sambil menyemil kue kering yang disediakan oleh Bi Maryam untuknya. Daxter Nugraha, kekasihnya itu melarang Jovanka untuk ikut ke tempat shooting setelah insiden tadi siang. Ditambah lagi banyak sekali fans Daxter yang datang untuk melihat proses shooting laki-laki itu.

Daxter dan ketenarannya memang menakutkan!

Laki-laki yang sudah menempati hatinya selama lebih dari dua-puluh tahun itu bahkan khusus membuka vila milik Dirly -yang masih satu kawasan dengan vila miliknya- hanya untuk ia tinggali bersama dengan Jovanka, Yasmine, Brishen, dan Albion. Katanya demi privasi mereka, Daxter sampai rela memohon kepada Dirly sambil merengek dan hampir menangis.

"Teteh geulis," Jovanka langsung menoleh saat mendengar suara Aini yang cempreng memanggilnya. "Abang teh pesan sama Nini, kalau sudah jam tiga, Teh Vanka disuruh cepetan mandi. Katanya teh disuruh siap-siap." katanya dengan logat Sunda yang sangat kental.

"Siap-siap?"

"Enya. Nini juga teu ngarti. Abang cuma pesan begitu ke Nini." kata Aini yang diangguki oleh Jovanka.

"Hatur nuhun." Aini hampir berteriak histeris saat Jovanka mengucapkan terima kasih dalam Bahasa Sunda. Siapa sangka wanita kota yang tidak pernah berkunjung ke Bandung itu bisa berbahasa Sunda.

"Teh Jovanka teh ngartos basa Sundana?" Jovanka hanya bisa menyengir saat dirinya tak mengerti apa yang barusaja dikatakan oleh Aini. "Teh Vanka mengerti Bahasa Sunda?" ulang Aini yang dijawab gelengan oleh Jovanka.

"Aku cuma mengerti bahasa dasar aja," kata Jovanka dengan senyum kecil. Aini ini enak diajak ngobrol, beda jauh dengan Athena yang tengilnya kebangetan.

Huh, Daxter pembohong!

"Teh Vanka teh hebat, baik, cantik, mandiri pula. Apa tidak akan menyesal Teteh mau sama Abang?!" okay Jovanka tarik kata-katanya yang mengatakan jika Aini berbeda dengan Athena. "Hehehe... canda menyesal!" lanjut Aini sambil menyengir.

"Abang teh orangnya baik, tidak membeda-bedakan orang. Nini harap Teh Jovanka bisa membahagiakan Abang ya," katanya yang menarik perhatian Jovanka. Bertambahlah sudah orang-orang yang mencintai Daxter dengan tulus.

"Oh, ya?! Daxter baik gimana?"

"Nini teh punya kakak, namanya Adi. Aa' Adi teh sekarang lagi kuliah di Singapur, dibiayain sama Abang. Katanya karena Aa' Adi anak laki-laki jadi teh harus menjadi laki-laki yang cerdas biar bisa bantu Bapak sama Ibu, biar bisa sekolahin Nini sampai sarjana," katanya yang membuat Jovanka melongo.

"Setiap bulan Abang juga ngirim uang ke Nini, katanya teh buat beli perlengkapan sekolah, buat main, buat beli makanan, buat malam mingguan. Padahal Bapak sama Ibu teh sudah dapat gaji yang lebih dari cukup buat hidup kita bertiga," Jovanka menahan senyumnya. Semakin hari Daxter semakin terlihat menakjubkan di matanya.

"Aduh, Teteh, sudah mau jam tiga. Hayuk mandi, nanti keburu Abang pulang." kata Aini histeris yang membuat Jovanka gemas sendiri. Dengan patuh Jovanka pun segera berlalu menuju kamarnya.

🍁🍁🍁

Jovanka menatap pantulan tubuhnya yang sudah berbalut rasario lace corset gown dengan senyum merekah. Siapa sangka jika Daxter sudah menyiapkan gaun yang menunjukkan bahu terbukanya itu untuknya. Jovanka menyukainya, bahkan sangat menyukainya karena gaun itu sangat pas di tubuhnya yang tak terlalu tinggi.

"Jo... van... ka..." Jovanka menoleh dan menemukan Daxter yang sudah mengenakan Givenchy tuxedo dengan dalaman kaos putih itu menatapnya dengan mulut yang melongo. Melihat hal itu tanpa sadar pipi Jovanka sudah memerah karena malu.

"You're so beautiful, Baby," kata Daxter setelah laki-laki itu berdiri tepat di hadapannya.

"Setiap hari kamu terlihat cantik di mata aku, Jo. Tapi kali ini special pakai telur dua. You're so amazing, Mrs. Nugraha." lanjut Daxter yang semakin membuat wajah Jovanka memerah.

"You are amazing too, Honey," kata Jovanka sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut pipi sang kekasih. "You make me fall in love again and again, Mr. Nugraha." lanjutnya yang membuat Daxter segera menunduk dan memanggut bibir manis Jovanka.

Setelah Daxter melepas ciumannya, Daxter terkekeh saat melihat bibir Jovanka yang membengkak karenanya. Jujur saja dia selalu lepas kendali saat bersama Jovanka. Itu adalah salah satu alasan kenapa Daxter ingin segera menikahi Jovanka. Dia ingin menyentuh Jovanka setelah Tuhan merestui mereka.

"Aku punya sesuatu buat kamu, Jo."

"Apa itu?"

Daxter mengambil sesuatu dari dalam saku celana kainnya dan setelah itu mengulurkan tangannya untuk menunjukkan sebuah kalung cantik dengan bandul huruf D. Kalung keluaran Dior itu berhasil membuat mulut Jovanka membulat hingga wanita itu harus menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Dengan hati-hati Daxter pun memakaikan kalung itu ke leher Jovanka yang jenjang. "D untuk Daxter, bukan Dirly," kata laki-laki itu jahil yang membuat Jovanka langsung menabok lengannya.

"Bercanda, Sayang." kata Daxter sambil mengelus lengannya yang terasa sangat panas. Jovanka dan tangannya yang ajaib memang sering membuat Daxter kesal sendiri. Namun bagaimanapun juga namanya cinta, tai kambing pun rasa cokelat.

"Aku harap kamu selalu memakai kalung itu, Jo. Sama seperti aku yang akan selalu mengenakan kalung ini." kata Daxter sambil mengeluarkan kalungnya yang berbandul cincin kecil milik Jovanka.

Jovanka menganggukkan kepalanya sebelum maju untuk melingkarkan lengannya di leher Daxter. Meskipun sulit menjangkau bibir Daxter karena tinggi laki-laki itu yang sungguh keterlaluan, Jovanka tetap berhasil mendaratkan sebuat ciuman di bibir lelakinya.

"Terima kasih untuk semuanya, Daxter. Kamu adalah hal terindah yang pernah Tuhan kasih ke aku," kata Jovanka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sejak aku tujuh tahun, aku sudah melihat kamu sebagai anugerah Tuhan yang selalu aku harapkan akan aku miliki. Dan sekarang aku bisa memeluk kamu, mencium kamu, menatap kamu seperti ini... I feel so blessed."

Daxter mengusap pipi wanitanya yang sudah basah akan air mata. Daxter tidak pernah menyangka jika akan ada masa di mana Jovanka akan menangis untuknya. Daxter merasa bahagia akan hal ini, karena tangisan Jovanka menunjukkan jika wanita itu benar-benar tulus mencintainya dan enggan kehilangannya.

"Aku yang seharusnya merasa diberkati, Jo. Laki-laki hina seperti aku mendapatkan wanita sesempurna kamu. Sepertinya Tuhan terlalu baik ke aku, ya?" katanya dengan kekehan geli.

Jovanka menggelengkan kepalanya dengan wajah cemberut, "Kamu adalah umat yang berbakti, Daxter. Jangan pernah berkata seperti itu lagi!" katanya yang membuat Daxter kembali terkekeh.

"Siap, Tuan Putri!!!" kata Daxter sambil melakukan gerakan hormat. "Jadi, sekarang bisa kita pergi? Nanti kemalaman." kata Daxter yang diangguki oleh Jovanka.

Wanita tiga puluh tahun itu segera membenahi dandanannya yang sedikit berantakan karena ulah Daxter. Untung saja Jovanka tetap memakai make-up kebangsaannya yaitu natural look sehingga dirinya tak membutuhkan banyak waktu untuk membenahi riasan.

🍁🍁🍁

Much love💚
Effe👰🏻‍♀️
16 Juni 2022🌱

Sweet Scandal✔Where stories live. Discover now