Sweet Scandal - Part 37

1.7K 299 11
                                    

Happy reading🥰

🍁🍁🍁

Jovanka berjalan mengitari meja makan -yang ada di pondok yang ditinggalinya dengan Yasmine dan Brishen- sambil menggigiti kuku-kukunya. Di sana sudah duduk Yasmine yang menatap heran ke arahnya.

Siapa yang tidak heran saat kalian baru bangun tidur dan melihat wajah frustasi dari sahabat kalian?!

"Apa salahnya sih, Van, dengan menikah?"

"Salah karena aku belum siap!" jawab Jovanka dengan cepat. "Aku takut nggak bisa jadi istri dan Ibu yang baik, Yasmine" kata Jovanka masih sambil berjalan ke sana-ke mari dengan tidak tenang.

"Jovanka, dulu aku juga berpikir begitu. Dulu aku berpikir kalau aku menikah dan punya anak maka semua kerja keras aku, karir aku, dan kebebasan aku akan terenggut. Tapi lihat aku sekarang! Aku memang bukan istri dan Ibu yang sempurna, tapi Gilang bisa hidup bahagia sama aku dan Brishen bisa tumbuh dengan baik saja itu sudah membuktikan jika aku mampu"

"Van, kamu lebih segala-galanya dari aku. Kamu lebih dewasa, kamu lebih cerdas, kamu lebih bisa mengatasi masalah daripada aku. Kalau aku bisa, maka kamu juga pasti bisa. Ketakutan kamu sekarang memang beralasan, tapi nggak bisa selamanya kamu menjadikan itu sebagai alasan untuk nggak menikah"

"Okay kamu takut nggak mampu menjadi istri dan Ibu yang baik, lalu sampai kapan? Sampai mati pun kamu nggak akan mampu dan siap menjadi seorang istri dan Ibu kalau kamu nggak mencoba untuk melakukannya dan melaluinya"

"Aku nggak pernah siap untuk menjadi seorang Ibu, Van. Tapi aku dituntut untuk siap membesarkan seorang anak disaat Tuhan kasih aku anugerah kehamilan. Aku melalui semuanya dengan baik karena apa, karena aku punya orang-orang yang siap membantu aku melewati semuanya. Aku punya orang tua aku, aku punya Gilang, dan aku punya mertua aku"

"Sekarang giliran kamu, Jovanka. Kalau kamu takut, kamu punya Tante Vanessa atau Tante Arini untuk mengajari kamu menjadi Ibu yang baik. Atau kamu bisa tanya-tanya ke aku apapun itu. Karena aku sahabat kamu, aku bisa usahakan semuanya buat kamu. Dan yang terpenting kamu punya Daxter, dia pasti siap menemani kamu melewati semuanya"

Jovanka terlihat menggigit bibir bawahnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Tapi aku belum mencintai Daxter, Yas. Aku takut buat dia sakit hati suatu hari nanti. Aku takut dia pergi suatu hari nanti disaat aku sudah mencintainya" lirih Jovanka.

"Seperti yang kamu bilang sebelumnya, kalian akan berjuang bersama. Ditinggalkan atau meninggalkan itu hanya Tuhan yang tahu. Itu adalah rahasia semesta. Tugas kamu sekarang adalah membahagiakan diri kamu sendiri dan orang yang kamu sayang, Jovanka. Kamu sudah mempunyai laki-laki yang cocok, melangkahlah ke jalan yang lebih serius"

"Kamu dan Daxter adalah orang-orang yang berharga untuk aku, Van. Aku harap kalian akan bahagia bersama-sama" kata Yasmine sambil menggenggam tangan Jovanka erat.

"Thank you, Yasmine" Jovanka pun merengsek maju untuk memeluk tubuh sahabatnya itu.

🍁🍁🍁

Daxter mengetuk pintu kamar Jovanka dengan perasaan khawatir. Seharian ini dia tidak melihat Jovanka di lokasi shooting, sehingga sehabis shooting dia langsung ke pondok yang disewa Jovanka dan Yasmine. Kata Yasmine, Jovanka sedang malas keluar karena masalah pagi tadi, dan sungguh Daxter merasa bersalah karenanya.

"Jo, kamu nggak papa, kan?" Daxter yang sudah dipersilahkan Jovanka untuk masuk ke kamarnya pun segera mendekap wanita yang wajahnya sudah pucat itu.

"Kamu sakit? Udah makan?" Jovanka menjawabnya dengan gelengan kepala yang lemah.

"Aku nggak papa, Daxter. Cuma lagi banyak pikiran aja" kata Jovanka menenangkan.

"Jo, aku minta maaf udah bawah kamu ke dalam hidup aku. Aku minta maaf udah melibatkan kamu ke dalam masalah aku. Jovanka, aku benar-benar minta maaf" kata Daxter dengan mata yang berkaca-kaca.

Jovanka mencoba untuk tersenyum meskipun tubuhnya sedikit lemah dan terasa pegal. Dengan lembut Jovanka menarik Daxter untuk masuk ke dalam dekapan hangatnya dan Daxter pun menurut seperti biasanya.

Entah mengapa setiap melihat Daxter yang lemah, Jovanka selalu ingin memeluknya dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja karena ada dirinya di sisi laki-laki itu. Mereka akan melewati semuanya bersama, baik senang ataupun susah.

"Hey, aku yang seharusnya berterima kasih sama kamu karena sudah menarik aku masuk ke dalam hidup kamu yang penuh dengan kejutan, Daxter" bisik Jovanka sambil mengelus kepala belakang Daxter. "Semua ini bukan salah kamu, akunya aja yang terlalu banyak berpikir tentang rencana pernikahan kita" lanjutnya.

"Jovanka, kalau kamu nggak mau menikah sama aku..."

"Daxter, I told you that we'll try everything together. I'll try to love you and you'll try to make me love you. Kita akan melalui semuanya bersama-sama, Daxter, itu janji kita. Aku bukan nggak mau, tapi aku hanya belum siap. Aku takut menjadi istri yang buruk untuk kamu dan Ibu yang gagal untuk anak-anak kita kelak" Jovanka pun mencurahkan perasaannya kepada Daxter.

"Nggak akan, Jovanka. Bagi aku, kamu adalah wanita yang baik, kamu cerdas, kamu pengertian, kamu penuh kepedulian, dan kamu mandiri. All about you just look amazing in my eyes" Daxter pun menangkup wajah Jovanka, mencoba membuat wanita itu menatap tepat di matanya.

"Jo, setiap orang pasti punya ketakutannya masing-masing, termasuk aku dan kamu. Asal kamu tahu, aku juga takut menjadi laki-laki brengsek jika suatu saat nanti aku membuat kamu kecewa, terluka, dan menangis. Aku sudah membawa kamu masuk ke dalam peliknya hidup aku, kamu harus tahu jika ada banyak penyesalan di dalam hati aku, Jovanka"

"Aku sama sekali nggak menyesal sudah mengenal kamu, tapi aku menyayangkan waktu-waktu yang telah kita lalui aku isi dengan kenangan-kenangan yang buruk. Aku yang cium kamu secara paksa, aku buat hubungan kamu dan saudara-saudara kamu hampir hancur, dan sebentar lagi aku akan bawa kamu ke dalam ketakutan terbesar kamu. Sebuah pernikahan"

"Aku minta maaf, Jo" tubuh Daxter merosot jatuh turun dari ranjang hingga kini laki-laki itu berlutut di samping ranjang Jovanka. "Aku benar-benar minta maaf, Jovanka" katanya lagi yang berhasil membuat Jovanka menangis setelah sekian lama.

"Daxter" dengan sisa-sisa tenaganya, Jovanka pun ikut turun dari ranjang dan berlutut di hadapan laki-laki yang terus saja meminta maaf kepadanya.

"Daxter, you don't need to feel sorry about it. I'm okay. Everything will be alright, I promise you. We'll go through it all together" kata Jovanka sebelum menarik Daxter untuk masuk ke dalam pelukannya.

"I'll never hurt you, Jo, I promise"

🍁🍁🍁

Gimana sama part ini? Suka nggak?

Kalau suka jangan lupa untuk vote and comments ya.

See you soon.

Much love💚
Effe👰🏻‍♀️
28 April 2022🌱

Sweet Scandal✔Where stories live. Discover now