Sweet Scandal - Part 39

1.8K 303 23
                                    

Happy reading semuanya.

🍁🍁🍁

Daxter dan Jovanka duduk bersebelahan di dalam penerbangan yang akan membawa mereka kembali ke Jakarta. Sejak tadi Daxter sibuk melirik ke arah Jovanka yang sedang memainkan ponselnya.

Seperti biasa, wanita itu nampak cuek dan tak acuh akan kehadiran dirinya yang bahkan baunya saja sudah mampu menggemparkan Indonesia.

Daxter berdecak kecil, kepalanya kembali mengulang kejadian siang tadi di mana dia menemukan Delia yang terlihat penuh amarah menatap Jovanka dengan pandangan penuh dendam.

Daxter tahu jika Jovanka Alixie memang segalak itu, namun ia tak menyangka jika wanita itu benar-benar bisa mengalahkan Delia tanpa bantuannya.

"Kenapa?" Daxter menjingkat saat ia melirik Jovanka, ternyata wanita itu juga sedang menatapnya. "Kamu daritadi diam aja. Ada masalah?" lanjut Jovanka sambil melepas earphone yang hanya digunakannya di sebelah kiri.

"Nggak papa kok, Jo."

"Komunikasi, Daxter. Itu kata kamu sendiri." kini Jovanka memiringkan tubuhnya agar bisa melihat Daxter secara leluasa.

Daxter pun mendekatkan dirinya kepada Jovanka. "Di sini bukan tempat yang tepat, Jo. Kita bahas nanti setelah kita sampai Jakarta." bisik Daxter yang dibalas gedikan bahu oleh Jovanka.

"Okay." Jovanka pun kembali menekuni ponselnya. Sesekali ia melirik Daxter yang sudah mengalihkan pandangannya kembali ke arah luasnya langit biru.

"Kamu suka langit?" tanya Jovanka tiba-tiba yang membuat Daxter menoleh.

"Suka. Langit itu menenangkan dan menurut aku, langit melambangkan kebebasan." kata Daxter dengan senyum tipis sebelum kembali mengalihkan pandangannya dari Jovanka.

"Benar. Aku juga suka banget sama langit." kata Jovanka ikut menatap langit biru dengan awan-awan tipis.

"Dulu aku bermimpi menjadi seorang pramugari karena Nathan mau jadi pilot," kekeh Jovanka yang berhasil membuat Daxter kembali menatapnya.

Rasanya tawa Jovanka adalah salah satu hal yang akan sangat Daxter sukai hingga ia menutup mata nanti.

"Siapa sangka Tuhan membawa aku ke banyak pilihan. Waktu SMA cita-citaku berubah menjadi dokter setelah melihat Joshua masuk rumah sakit karena kecelakaan. Tapi waktu sekolah kedokteran, aku malah merasa terbebani banget. Setelah mencari-cari cukup lama, akhirnya aku putuskan untuk memilih menjadi designer."

Jovanka pun menatap Daxter dalam-dalam. "Dan aku iri melihat kamu yang sudah bisa memilih jalan hidup kamu sendiri di usia semuda ini. Kamu sudah sukses di usia kamu yang sekarang, tapi kamu nggak terlena. Kamu menyiapkan banyak hal untuk masa tua dan untuk orang tua kamu. Kamu tahu, kamu sehebat itu di mata aku Daxter." katanya dengan senyum kecil.

"Jo, semua orang bisa terlihat hebat di masanya masing-masing dan dengan jalannya sendiri-sendiri. Mungkin kamu nggak tahu, banyak orang yang jauh lebih sukses daripada aku di usia mereka yang juga jauh lebih muda dari aku. Ingat, Jo, di atas langit masih ada langit." katanya yang membuat dada Jovanka menghangat.

"Aku kira kamu cuma tahu cara buat aku marah-marah. Tapi ternyata kamu juga punya sisi yang berhasil buat aku bangga sama kamu, Daxter." kata Jovanka yang berhasil membuat wajah Daxter memerah dengan malu-malu.

Jovanka terkekeh kecil. Daxter itu tingkat percaya dirinya sudah di tahap akut. Mengenal laki-laki itu lebih dari satu bulan sudah membuatnya cukup mengenal sosok Daxter.

Namun ternyata seorang Daxter Nugraha juga punya sisi malu-malu kucing yang menggemaskan seperti ini. Sehingga Jovanka harus menahan mati-matian tangannya agar tidak mencubit pipi yang memerah seperti tomat itu.

"Kamu bangga sama aku, Jo?" lirih Daxter dengan mata yang mengedip-ngedip lucu. Jovanka menganggukkan kepala sambil mengulurkan tangan untuk mengelus belakang kepala Daxter.

"I hope our children will be as incredible as you, Daxter."

🍁🍁🍁

Di pintu keluar sudah banyak sekali wartawan yang menunggu kedatangan Daxter. Lagi-lagi laki-laki itu menyuruh agar Jovanka dan Yasmine keluar belakangan agar tidak ikut terombang-ambing di antara banyaknya wartawan yang kadang sangat brutal hanya untuk mendapatkan satu buah foto.

"JOVANKA ALIXIE! DI SANA!!!" Daxter menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang berteriak dan para kru wartawan mulai meninggalkannya untuk mengambil gambar kekasihnya.

Daxter memutar tubuhnya dan langsung berlari ke arah Jovanka yang nampak bingung karena wanita itu tanpa pengamanan. Siapa yang akan menyangka jika wanita yang tidak banyak dikenal di Indonesia itu kini menjadi target utama para wartawan?!

"Apakah benar Anda kekasih dari Darill Nugraha?"

"Sejak kapan kalian berkencan?"

"Apakah Anda ke Raja Ampat untuk mengikuti Darill?"

"Bagaimana tanggapan Anda tentang film pertama yang dibintangi Darill?"

"Apakah Anda cemburu dengan Aura Delia?"

Jovanka menghela nafasnya. Tidak menyangka jika ternyata hubungannya dan Daxter bisa terbuka secepat ini. Dia memang berencana untuk muncul ke publik, namun tidak dengan cara yang seperti ini.

Jovanka hampir membuka mulutnya saat Daxter tiba-tiba datang dan menariknya untuk berlindung di dalam dekapan laki-laki itu. "Aku di sini, Jo." bisiknya yang membuat Jovanka langsung melingkarkan tangannya di tubuh laki-laki itu.

"Kami akan mengadakan press conference secepatnya. Terima kasih." suara Albion dapat Jovanka dengar sebelum Daxter menariknya untuk masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu mereka.

"Jo, are you okay?" sesampainya di dalam mobil, Daxter langsung menangkup wajahnya dan menanyakan keadaannya. Jovanka dapat melihat kekhawatiran di sana dan tanpa sadar hal itu membuat Jovanka tersenyum tipis.

"I'm okay, Daxter, don't worry." Jovanka mencoba menenangkan Daxter yang nampak sangat khawatir.

Tanpa kata Daxter mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. "Cari sampai dapat siapa yang sudah menyebarkan berita itu!!!" kata Daxter sebelum mematikan sambungan begitu saja.

"Daxter..."

"Siapapun dia, kematian layak untuk dia dapatkan, Jo."

🍁🍁🍁

Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻‍♀️
8 Mei 2022🌱

Sweet Scandal✔Where stories live. Discover now