Sweet Scandal - Part 18

1.7K 315 13
                                    

Happy reading.

🧡🧡🧡

Daxter memasuki kamar Jovanka dengan santai. Sekarang adalah hari ulang tahun Jovanka yang tentu saja juga menjadi hari ulang tahun Joshua, Jovian, dan Jonathan. Ketiganya sudah ada di dalam pesta di bawah sana, sedangkan Jovanka masih bersolek di kamarnya. Tentu saja wanita membutuhkan waktu yang lebih lama dari seorang pria untuk bersiap, kan?!

"Babe..."

"Jangan panggil aku begitu!" kesal Jovanka yang malah membuat Daxter tertawa. "Nggak ada yang lucu, Mr. Nugraha!" tambah Jovanka sambil berjalan menuju ranjangnya. Wanita itu duduk di ranjang dan mulai menggunakan high heels sebelah kanannya.

"Bagian dada kamu terlalu rendah, Jovanka" kata Daxter saat matanya berhasil mengintip bagian atas dada Jovanka yang memang cukup terbuka. Apalagi sekarang Jovanka sedang dalam posisi yang jauh lebih rendah darinya ditambah lagi Jovanka sedang menunduk.

"Terus?!"

"Apa kamu nggak merasa malu bagian private kamu dilihat orang?" kata Daxter hati-hati. Namun begitu tetap saja Jovanka yang masih sensi dengannya menatap Daxter dengan mata setajam elang miliknya yang dihiasi eyeliner Maybelline hypersharp.

"Maksud kamu aku murahan?"

"Nggak gitu, Jovanka. Aku cuma mau kasih tahu kamu kalau dada kamu kelihatan!" kesal Daxter. Ingatlah jika Daxter itu mudah sekali tersulut emosi.

"Kelihatan orang lain juga biarin! Dada aku udah nggak suci gara-gara kamu!"

"HAH?!" Jovanka dan Daxter secara bersama-sama menatap pintu kamar wanita itu dan menemukan ketiga kakak kembar Jovanka -Joshua, Jovian, dan Jonathan- yang menatap keduanya dengan tatatpan tajam dan terkejut secara bersamaan.

"Maksud aku..." Jovanka menggigit bibir bawahnya bingung. Di dalam hati wanita itu mengutuk Daxter yang sekarang nampak biasa-biasa saja sedangkan dia sudah kalang kabut sendiri.

"Jadi yang kata Nathan kalian pacaran, itu benar?" tanya Jovian setelah ketiganya masuk ke kamar si bungsu yang bernuansa putih dan abu-abu. Daxter dengan enteng menganggukkan kepalanya, membenarkan pertanyaan dari Jovian.

"Sejak?" Joshua bertanya dengan mata yang menyipit curiga.

"Enam bulan yang lalu" sekali lagi Daxter menjawab dengan lancar seakan-akan apa yang diucapkannya adalah sebuah fakta yang sudah ia hafal di luar kepalanya.

Buggg...

Seorang Daxter Nugraha jatuh terjengkang di atas ranjang Jovanka saat Joshua dengan suksesnya mendaratkan pukulan di rahangnya yang kata orang-orang Indonesia sangat sempurna.

Kalau sampai rahangnya retak, aset masa depannya bermasalah, Daxter bersumpah akan menuntut si sulung dari quadruplets Alixie bersaudara ini. Tidak peduli jika Jovanka akan mengamuk kepadanya.

"Cuaaa..." Jovanka berdiri di hadapan Joshua, menahan kakak sulungnya itu agar tidak lagi memberikan bogemannya kepada kekasihnya.

Sial! Kenapa dia reflek melakukannya sih?!

"Cuih... laki-laki apaan yang minta hubungannya disembunyikan!" kata Joshua sambil menatap Daxter penuh amarah.

"Bukan Daxter, tapi aku yang minta, Joshua!" kata Jovanka tanpa pikir panjang. Setelah kata-kata itu meluncur begitu saja dari lidahnya, Jovanka benar-benar merutuki semuanya. Namun ia sudah terlanjur basah, yasudah nyebur saja sekalian.

"Karir Daxter lagi di atas sekarang, nggak mungkin dia mengenalkan aku sebagai pacarnya ke publik, bisa-bisa karirnya hancur saat itu juga. Dan aku juga belum siap kasih tahu kalian semua tentang semua ini. Sejak kecil cuma kalian dan Papa laki-laki yang aku cinta. Menemukan Daxter, aku jadi merasa aneh aja mau kasih tahu kalian"

Bagus Jovanka, bagus! Sudah pandai berbohong, Nak, kamu sekarang!

"Jadi, please, jangan pukul Daxter lagi"

"Kalau Vanka sudah begini, dia sudah benar-benar mencintai Daxter" kata Jovian yang membuat Jovanka mengumpat di dalam hati.

Cinta dari Hongkong! Suka saja tidak! Jangankan suka, membayangkan tertarik dengan Daxter saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri.

"Okay" Joshua akhirnya mengalah sebelum menatap Daxter yang sudah terduduk di atas ranjang Jovanka. "Jovanka Alixie adalah adik perempuan gue satu-satunya. Lo sakitin dia, nggak peduli sedekat apa kita sekarang, gue akan tetap buat lo menyesal udah nyakitin hati adik gue!" lanjut Joshua sebelum berlalu begitu saja.

"Kalau lo mainin perasaan Jovanka atau buat Jovanka nangis, siap-siap aja karir dan usaha lo hancur. Dan siap-siap juga mendekam di dalam neraka dunia yang akan gue ciptakan khusus buat lo!" Jovian pun menyusul Joshua. Di tempatnya wajah Daxter sudah memucat, dia lupa jika Joshua dan Jovian semengerikan itu.

"Tenang aja, gue nggak sejahat mereka kok" kata Jonathan sebelum menepuk bahu Daxter dan berlalu meninggalkan keduanya.

"Gimana? Masih mau mainin aku, Mr. Nugraha?" kata Jovanka dengan kekehan gelinya. Wanita itu memutuskan untuk menutup pintu kamarnya agar tidak ada orang lain yang bisa mendengar percakapannya dan Daxter.

"Kalau sampai Cua dan Vian tahu kalau semua ini cuma permainan kamu, aku nggak tahu apa yang bisa mereka lakukan ke kamu, Daxter Nugraha" katanya lagi yang membuat Daxter meremas rambutnya kesal.

"Aku pilih kamu karena itu kamu, Jovanka. Kamu baik, kamu perhatian, kamu cantik, dan kamu berpendidikan. Aku suka semua yang ada di diri kamu" kata Daxter yang berhasil meleyapkan senyum pongah Jovanka. Wanita itu kini malah berdiri gelisah di tempatnya.

Sialan! Bagaimana bisa jantungnya berdetak secepat ini?!

"Jo..." panggil Daxter lirih sambil menangkup wajah wanita itu.

"Tatap aku, Jovanka" dan dengan tololnya Jovanka menurut, menatap manik sebening madu milik Daxter yang ternyata benar-benar indah dan memabukkan.

"Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai aku dan aku pun begitu, aku hanya sekedar tertarik sama kamu, Jovanka" katanya yang tanpa sadar membuat Jovanka meremas kemeja bagian bawah Daxter hingga kusut.

"Tapi keluarga kita sudah terlibat di dalamnya. Malam ini orang tua aku datang untuk melamar kamu, Jovanka"

🧡🧡🧡

See you soon.

Much love💚
Effe👰🏻‍♀️
29 Januari 2022🌱

Sweet Scandal✔Where stories live. Discover now