Sweet Scandal - Part 20

1.8K 297 8
                                    

Happy reading.

🧡🧡🧡

"Aku tahu kamu mencoba menjadikan Om Mike sebagai pelindung kamu" Jovanka mendesis kesal saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya akhir-akhir ini.

Siapa lagi kalau bukan Daxter Averill Nugraha?!

"Aku sudah dapat restu dari Tante Nessa dan Om Mike, begitu juga dengan Kak Cua, Kak Vian, dan Kak Nathan" lanjut Daxter yang membuat Jovanka kesal.

"Terus kamu mau apa?!" kesal Jovanka sambil bangkit dari duduknya sehingga kini dirinya dan Daxter berdiri berhadapan di tepi kolam renang.

"Tell me then, what do you want from me, Mr. Nugraha?" Jovanka mencoba meredam teriakannya karena sangat berbahaya sekali jika ada yang melihatnya bersama dengan Daxter.

"I want you to marry me, Jo" katanya yang membuat Jovanka tersenyum sinis.

"Awalnya kamu minta bantuan lalu kamu mau sebuah kepura-puraan, dan aku mau membantu kamu, Daxter. Tapi pernikahan? Kamu gila tahu nggak?! Kamu serakah!" kesalnya menatap Daxter penuh kebencian.

"Aku memang gila, Jo! Dan aku pun mengakui jika aku serakah karena aku mau semua tentang kamu menjadi milik aku" kata Daxter yang berhasil membungkam Jovanka.

"Mungkin kamu nggak percaya yang namanya cinta pada pandangan pertama, begitu juga dengan aku. Tapi setelah bertemu kamu, aku yakin itu bukan hanya bualan semata. Karena aku suka kamu, Jovanka Alixie. Aku mau kamu tahu itu"

"Okay fine, you love me, then how about me? I don't like you, Daxter!" Jovanka nampak tertekan sekarang dan Daxter sebenarnya tidak tega melihatnya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, Daxter tidak bisa mundur lagi sekarang.

"Try to love me, Jo"

"I won't"

"Why?"

"Karena aku sudah menyukai laki-laki lain, Daxter" duar... Daxter terdiam di tempatnya. Tak menyangka jika jawaban itulah yang akan didengarnya dari seorang Jovanka Alixie yang kata Jonathan belum pernah sama sekali mengenal tentang cinta.

"Aku menyukai laki-laki lain, Daxter, kamu ngerti nggak?!" Daxter mengumpat dalam hati saat melihat setetes air mata mengalir di pipi wanita itu. Dengan segera Daxter menarik Jovanka untuk masuk ke dalam pelukannya.

"I'm so sorry, Jo. Aku nggak tahu kalau kamu sudah punya pujaan hati kamu sendiri" bisik Daxter lirih meskipun sekarang rasanya hatinya sedang tercubit. Jika boleh jujur, dia mulai merasa nyaman berada di dekat Jovanka.

"Aku nggak akan lagi bicarakan tentang pernikahan sama kamu, Jo. Kita jalani semua ini hanya sampai film aku selesai. Setelah itu kamu bebas mengejar laki-laki itu" lanjutnya yang diangguki oleh Jovanka.

🧡🧡🧡

"Jadi?" kepala keluarga Alixie, Michael Alixie membuka suaranya yang berhasil membuat Daxter meneguk ludahnya susah payah.

Ya Tuhan, ini hanya Michael Alixie! Laki-laki yang sering sekali keluar menghabiskan waktu dengannya saat anak-anaknya sibuk!!!

"Setelah aku ngobrolin ini sama Jovanka..." Daxter menggantung kalimatnya sambil menjatuhkan tatapannya kepada si wanita. "Kami memutuskan untuk nggak buru-buru menikah, Om" semua orang terdengar menghela nafas dalam-dalam. Hanya dirinya dan Jovanka yang nampak biasa-biasa saja.

"Kenapa begitu, Bang Daxter? Pasti ini semua keputusannya Vanka lagi! Kemarin kalian backstreet juga kan Vanka yang minta! Kamu ini kenapa sih Jovanka?! Kamu sudah tiga puluh, sudah waktunya menikah, waktunya punya anak, waktunya kasih Mama cucu! Tapi kenapa kamu masih nggak mau serius-serius juga?!"

"Okay Kakak-Kakak kamu -Joshua, Jovian, dan Jonathan- juga sudah cukup usia untuk menikah, tapi mereka laki-laki, sampai tua bangka juga pasti bisa sumbang spermanya, pasti bisa punya tuyul-tuyul menggemaskan! Tapi kamu beda, Jovanka! Kamu itu perempuan, seperti yang selalu Mama katakan, rahim kamu itu ada masa expirednya!"

Bukannya tersinggung ataupun marah akan omelan Mama Vanessa yang bar-bar itu, Jovanka lebih merasa malu karena kata-kata yang dipilih Mamanya itu benar-benar tidak beradab. Apalagi sekarang di ruangan itu tidak hanya ada keluarganya, keluarga Nugraha alias keluarga Daxter juga ada di sana.

"Tante Nessa, ini keputusan kami bersama" Daxter berujar sambil menggenggam tangan Jovanka erat. "Aku tahu umur Jovanka sudah nggak muda lagi, tapi aku yakin kelak kita -aku dan Jovanka- akan punya anak-anak yang banyak dan lucu" katanya dengan senyum manis yang menenangkan.

Jovanka menghela nafasnya. Bagaimana bisa ada kata 'kelak' di antara mereka sedangkan Jovanka sama sekali tidak ada perasaan kepada laki-laki mesum itu?!

Sejak kecil Jovanka pantang berbohong kepada orang tuanya juga Kakak-Kakaknya. Baginya itu adalah sebuah kesalahan besar dan satu kebohongan pasti akan membawanya ke kebohongan-kebohongan yang lain. Namun kini Jovanka telah banyak berbohong. Entah bagaimana kecewanya mereka nanti saat tahu jika hubungannya dan Daxter hanya semu belaka.

"Yasudah" Vanessa nampak melengos kecewa dan perasaan Jovanka pun ikut sakit.

Jovanka tahu Mama-nya menuntutnya untuk segera menikah juga demi kebaikannya. Tapi yang Mama-nya tidak tahu, Daxter bukanlah laki-laki yang ia harapkan bisa hidup bersamanya untuk waktu yang lama.

🧡🧡🧡

Jovanka melihat Mama-nya yang masih duduk di kursi malas di tepi kolam renang padahal jam sudah hampir menunjuk pukul satu pagi. Apakah Mama-nya sekecewa itu sampai tidak bisa tidur? Jovanka cukup mengenal Mama-nya, Vanessa akan merenung sendirian saat sedang banyak pikiran.

"Ma" Vanessa menoleh setelah menghapus air matanya, tanpa sadar perasaan Jovanka terasa diremas. "Ma, Vanka minta maaf" kata Jovanka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Buat apa minta maaf, Van. Kamu nggak salah sama sekali. Mama seharusnya mengerti kalau sekarang kamu sudah dewasa, kamu bukan lagi gadis kecil Mama yang harus selalu menuruti apa yang Mama katakan. Karena sekarang kamu sudah dewasa, kamu sudah mengerti mana-mana saja yang boleh dilakukan dan mana-mana saja yang tidak boleh dilakukan"

"Ma" Jovanka duduk di lantai lalu menyandarkan kepalanya di kaki sang Mama, Vanessa pun mengelus rambut lembut putrinya dengan sayang.

"Vanka juga mau cepetan menikah, Ma. Cepetan punya anak dan punya suami yang sayang sama Vanka. Tapi Vanka rasa, Vanka belum siap untuk itu. Vanka terlalu takut nggak bisa jadi istri dan Ibu yang baik" katanya dengan isak tangis yang mulai terdengar.

"Mama pernah ada di posisi kamu, Sayang. Apalagi saat Mama tahu kalau Mama akan langsung menjadi Ibu dari empat orang anak. Saat itu Mama bingung harus apa. Kakek dan Nenek kamu ada di Australia dan Belanda, Mama di sini hanya sama Papa. Siapa yang mau bantu Mama rawat kalian?"

"Tapi Papa selalu ada di samping Mama. Papa selalu meyakinkan Mama kalau semuanya akan baik-baik saja, kalian akan lahir dengan selamat dan sehat. Anak-anak Mama kelak juga akan tumbuh dengan sehat dan baik. Kalian pasti akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan membanggakan orang tua. Dan Mama bangga sekarang melihat kalian tumbuh dengan baik dan menjadi orang-orang yang sukses"

"Van, Mama cuma mau kasih tahu kamu kalau hidup harus dijalani. Biarkan semuanya mengalir seperti air. Jangan memaksakan sesuatu karena Tuhan tahu waktu yang tepat untuk memberi sesuatu. Mama tahu pasti ada rasa takut seperti itu, tapi kamu punya Bang Daxter, dia laki-laki yang baik, Sayang. Bang Daxter selalu datang ke sini waktu nggak sibuk cuma untuk nemenin Mama ngobrol karena dia tahu Papa dan Nathan suka sibuk di kantor"

"I know he's a good boy"

But he doesn't love me, Ma. Lanjut Jovanka di dalam hati.

🧡🧡🧡

Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻‍♀️
13 Februari 2022🌱

Sweet Scandal✔Where stories live. Discover now