6. Plotting

84 21 112
                                    

🗣️❤️👩🏻‍💻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🗣️❤️👩🏻‍💻

Setelah pelukan ala Teletubbies selesai, kami bertiga memutuskan kembali ke area kelas sepuluh. Dalam perjalanan, Lauza bertanya, "Lean, lu bakal ngapain supaya bisa deketin Kak Ash?"

Nah, pertanyaan Lauza sangat bagus. Sejujurnya aku sendiri belum tahu pasti rencananya mau bagaimana, tetapi yang jelas aku akan mencoba flirting dengannya. "I'll try to flirt with him," jawabku dengan begitu percaya diri.

Sontak kedua sahabatku tertawa terbahak-bahak. Dalam hati, aku memaki, derita orang yang paling suka dinistain gini, nih. "Lu gila, ya? Gosh, do you even know how to flirt?" tanya Rhea sebagai respons atas jawabanku.

"Gue udah Google kok semalem cara buat flirting dan gue nemu satu artikel yang bagus banget!" Dengan antusias, aku membagikan penemuanku tadi malam. Percayalah, Google sangat bermanfaat. Tanpa Google, aku pasti tidak akan tahu harus bertanya masalah seperti ini kepada siapa.

"Seriously?" jawab kedua sahabatku yang terdengar kesal dan begitu kompak. Hal itu membuatku langsung menengok ke arah kiri untuk menatap wajah mereka. Apa lagi salahku kali ini?

"Apa?" tanyaku dengan polos. Aku beneran tidak tahu letak kesalahanku kali ini. Lagi pula menurutku ide itu tidak buruk, bukan?

"Lean, nggak semua yang lu baca di Google itu benar," ujar Rhea yang terdengar memberikan penjelasan dengan sabar.

"Gue tahu, kok," potongku dengan santai. Semenjak internet dan Google diciptakan, aku juga sudah tahu untuk tidak langsung mempercayai segalanya secara mentah-mentah. Sudah pasti kusaring terlebih dahulu tiap-tiap informasi yang kubaca, demi meyakinkan kalau apa yang kubaca tidak salah, aku juga mencari uji penelitian atau scientific fact-nya.

"Ok, misalnya semua yang lu baca bener juga, teori sama praktik itu dua hal yang berbeda!" Lauza dengan menggebu-gebu membantah konsep belajar flirting lewat Google milikku.

"Lau, praktik berjalan berdasarkan teori," terangku kepadanya. Aku paham maksud Lauza, tetapi dalam setiap percobaan, kita pasti mengikuti langkah-langkah dalam teori dan hasil research.

"Itu gue juga tahu, tapi maksud gue tuh, walau lu udah cari tahu langkah-langkah di Google, emang lu yakin bisa jalaninnya?" tanya Lauza yang tampak skeptis dengan kemampuanku dalam flirting, begitu juga dengan Rhea yang sebelah alisnya ikut naik saat menatapku.

Aku tidak bisa menyalahkan Lauza dan Rhea untuk berpikiran seperti itu, sih. Mentok-mentok flirting yang pernah kulakukan itu hanya pegangan tangan. Aku tahu! Kalian pasti bingung, aku yang tidak punya pengalaman kisah romantis kok pernah pegangan tangan, bagaimana caranya coba?

Long story short, aku pernah beberapa kali berpegangan tangan bersama teman laki-lakiku. Walau peruntungan dalam kisah romantisku nol besar, aku cukup hebat dalam departemen pertemanan. Memiliki kepribadian yang terkadang tidak tahu malu dan asal-asalan berhasil membuatku memiliki teman yang beragam.

The Rumor TaleWhere stories live. Discover now