5. My Perfect Ryan Reynolds

102 22 144
                                    

🗣️❤️👩🏻‍💻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🗣️❤️👩🏻‍💻

Ya ampun, apa benar ini yang namanya karma akibat menguping? Sudah hampir ketahuan, sekarang aku harus kembali menanggung rasa malu akibat ditatap murid seni musik. Duh, ini pasti karena aku masuk tanpa mengetuk dan secara tiba-tiba. Mana sekarang semua hanya menatapku dan terdiam pula!

Akhirnya dengan canggung, aku menyapa mereka sambil tersenyum karena merasa tidak enak. Setelah menanggapi sapaanku dengan anggukan kecil, mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ah! Seketika aku teringat akan laki-laki yang kutabrak tadi.

Nama belakang laki-laki yang kutabrak tadi sama persis dengan nama belakang Kak Ash yang tidak lain merupakan laki-laki yang dirumorkan berpacaran denganku. Untuk memastikan dugaanku, aku bertanya kepada murid seni musik yang kebetulan berada tak jauh dari tempatku berdiri.

"Arya, yang tadi barusan keluar dari ruang musik itu Nyle, 'kan?" tanyaku kepada salah satu kenalanku di sini. Ya, aku memang tahu siapa nama panggilan laki-laki yang kutabrak, tetapi aku baru tahu nama panjangnya tadi.

"Iya, kenapa?" balas Arya yang bertanya balik.

"Nama lengkap dia Nyle Ayres Stevens?" tanyaku lagi untuk memastikan asumsiku.

"Iya, ada apa, sih?" tanya Arya yang mulai kepo.

Aku hanya dapat tersenyum dengan manis dan berharap ia tidak terlalu kepo dan tetap mau menjawab pertanyaanku. "Dia saudaranya Kak Ash?"

"Lu baru tahu?" Pertanyaan ini menandakan bahwa Nyle memang bersaudara dengan Kak Ash. Namun, rasa kepoku belum selesai.

"Adik kandungnya?" tanyaku lagi.

"Iya! Lu kenapa kepo banget, sih, soal Nyle?" Mampus, Arya malah jadi kesal. Demi mengalihkan perhatiannya, aku sengaja tertawa dengan kencang. Mataku terus bergerak ke sana kemari saat tertawa untuk memastikan kalau Rayna tidak ada di depan pintu. Tidak apa-apa memalukan, asal bisa mengulur waktu agar ia berhenti bertanya! Lagi pula semua orang juga sudah tahu kalau aku tidak tahu malu.

Melihat wajah Arya yang bingung bercampur kesal, membuatku dengan cepat berkata,"Thanks infonya, gue duluan, ya! Bye, Arya!" Tanpa menunggu balasan darinya, aku segera berlari keluar saat sadar Rayna tidak ada di depan pintu ruang seni musik.

Aku kembali menghampiri kedua sahabatku dengan kecepatan The Flash. Melihat raut wajah mereka, aku sudah tahu pasti akan kena semburan api neraka milik mereka. Aku menarik napas yang panjang dan kuembuskan dengan kasar.

"Ok, gue udah siap diomelin," kataku kepada mereka sebagai kode agar mereka mulai berteriak di depan mukaku.

Namun, mereka hanya diam saja. Ini ... tidak sesuai dengan ekspektasiku. "Kalian kenapa?" tanyaku dengan pelan. Wajah mereka datar, tetapi sorot matanya menunjukkan amarah dan api. Demi apa pun mereka seperti mayat hidup! Horor sekaliii!

The Rumor TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang