57. MAMA DI MANA

923 161 34
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Andro sudah sepenuhnya sadar dan telah dipindahkan di ruang rawat. Ruangan bernuansa putih itu dipenuhi oleh anak-anak Andro dan juga Ecan tentunya. Kekhawatiran mereka hilang ketika dapat melihat senyuman Andro dan candaan beliau.

"Ayah itu cuma kena luka tusuk dikit, jadi jangan pada tegang gitu mukanya," gurau Andro.

"Tapi kan berdarah, Yah," sahut Fiko.

"Lagian Ayah pakek pingsan segala," celetuk Juna.

"Heh! Elu juga bakal pingsan kalau ngerasain," tegur Jion.

"Kan tadi katanya 'cuma' Bang. Berarti gapapa dong," sahut Juna tak mau kalah.

"Ayah lagi kurang fit juga waktu itu. Lagi kurang darah. Jadi apa-apa berasa banget. Pusing nggak karuan pas di perjalanan. Tapi lihat muka kalian yang khawatir, lucu banget. Ayah jadi punya keyakinan kalau bakal baik-baik aja."

Mereka semua terdiam. Cukup canggung sebenarnya setelah mendengar kata-kata Andro. Malu, pasti wajah khawatir mereka ingin membuat Andro tertawa saat itu.

"Jadi mereka berdua gimana? Ninda sama Bunga udah diamankan?" tanya Andro.

Sugi yang tadinya mengotak-atik remot TV pun mendekat. Hanya dia yang tahu jawaban pertanyaan Andro.

"Sudah. Om Handika telepon polisi setelah kalian pergi. Polisi datang dan bawa mereka. Om Handika juga ikut sebagai narasumber untuk keterangan lebih lanjut," jelas Sugi.

"Oh ... bagus deh," sahut Andro paham. "Kayaknya Vioner bakal dipanggil juga." Andro menelisik tak ada keberadaan Vioner di sana.

"Nyari Vioner, Yah? Tadi Vioner izin pergi sama Sugi pas baru sampai di rumah sakit. Katanya ada urusan sebentar," jawab Sugi.

"Loh, kenapa dibolehin? Sudah ditanya nggak dia mau ke mana?"

"Y-ya Sugi kira ...."

Andro mendesah kecewa. Beliau ingin bangkit, tetapi Jion menahannya.

"Jangan banyak gerak dulu, Yah. Ayah mau ngapain?"

"Kalian itu, se-khawatir apapun tentang Ayah, tetap perhatikan satu sama lain. Ayah takut dia ngelakuin hal yang kita nggak duga. Sekarang kalian nggak tau dia di mana 'kan? Ayah pikir kepekaan kalian itu tinggi, ternyata masih kurang. Tadi Sugi bilang Vioner izin pergi dan nggak tau pergi ke mana. Respon kalian gimana setelah denger hal itu?"

Mereka semua terdiam. Menyadari kesalahan yang telah mereka lakukan tanpa disengaja. Padahal mereka tahu, Andro selalu mengajarkan kepekaan dan keperdulian satu sama lain.

"Maaf, Yah," ucap Fiko.

"Jion bakal hubungin Vio," ucap Jion undur diri dari hadapan mereka.

"Gue emang kurang ngeh sih tadi. Padahal gue liat Vioner stop jalan pas terima telepon dari seseorang," kata Obian.

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang