45. ECAN : JANGAN MARAH DAN SEDIH

916 156 55
                                    

Sebelum curhat, mereka selfie dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelum curhat, mereka selfie dulu.

•••

"Lo salah, cara mainnya nggak kayak gitu. Pembatas jalan nggak bisa di loncatin," celoteh Ecan ketika ia bermain PS bersama Vioner di ruang tengah.

"Saya gugup makanya ditabrak."

"Nggak usah gugup. Lo fokus aja sama jalannya. Vi, lo nggak lagi main sama Ayang. Jadi nggak usah gugup sama gue."

"Hah?"

"Mulai lagi."

Fiko hanya duduk santai sambil menikmati snack bingkisan ulangtahun keponakan Ecan. Memang benar masih tersisa banyak dan sedari tadi cuma Fiko yang menikmatinya.

"Lo nggak takut sendirian di rumah, Can?" tanya Fiko.

"Nggak. Emang apa gue takutin."

"Kalau sendirian biasanya sering ngerasa ada hantu," sahut Vioner.

"Segala hantu kunti, pocong, genderuwo, dedemit, tuyul, itu temen gue. Mereka semua gue tetapkan sebagai pembantu rumah gue biar ada kerjaan selain nakutin orang," sahut Ecan sambil terus fokus pada layar di depannya.

"Emang beneran ada hantunya?" tanya Vioner.

Ecan menghentikan permainannya dan menatap datar Vioner.

"Lo jadi bini gue mau nggak?"

"Nggaklah."

"Habisnya polos banget. Tapi lo tenang, gue demen cewek juga. Lo tau Cintia?"

"Nggak."

"Dia cewek tercantik di kampus kita. Biarpun lo adek gue, gue nggak mau bagi-bagi. Cukup gue yang suka sama dia, lo jangan suka."

"Kalian udah jadian?" tanya Vioner.

"Belum. Nanti kalau udah lebaran. Gue ngajak ketemu dia sekalian bilang mau silaturahmi. Terus gue minta maaf," ujar Ecan tersenyum.

Vioner semakin bingung ke mana arah bicara Ecan. Sedangkan Fiko yang sudah hapal sikap temannya, melempar permen cokelat warna-warni pada Ecan.

"Yang nggak penting nggak usah dibahas," ujar Fiko. Namun, Ecan mengabaikannya.

"Kok minta maaf? Kenapa juga nunggu lebaran? Kata nenek saya dulu, kalau suka ungkapin aja. Kan kita cowok. Beda sama cewek yang harus jaga image dia."

"Lo salah tangkep," sahut Ecan. "Maksud gue nanti pas gue ketemu sama dia, gue bakal bilang gini 'maaf aku udah mencintai kamu terlalu dalam' gitu, Vi."

Vioner mengangguk sambil terkekeh canggung. Ternyata Ecan asyik juga pikirnya. Entah akalnya kurang sampai memikirkan ucapan Ecan, atau Ecan yang sedang mempermainkannya.

"Halah! Cara prik masih aja diterapin," ejek Fiko.

"Bilang aja elu iri. Lo nggak punya awewe 'kan? Ngaku aja cowok ganteng, tapi nggak ada yang ngedeketin," olok Ecan balik.

BROTHER [COMPLETED]Where stories live. Discover now