41. Rumah Singgah = Kebahagiaan Sederhana

968 169 19
                                    

Sebelum masuk cerita, silakan nikmati wajah tampan 2 bujang yang selalu bersama ini.

Ini mereka lagi di kampus sembari nunggu Handika pulang usai daftarin Vioner kuliah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ini mereka lagi di kampus sembari nunggu Handika pulang usai daftarin Vioner kuliah.

•••

Sebelum Vioner sampai di rumah singgah ...

Vioner menyandarkan kepalanya pada sisi jendela mobil. Tatapannya kosong condong ke bawah, kembali teringat kejadian satu jam yang lalu ia alami. Di mana ia difitnah oleh Bunga menjadi pelaku yang melukainya. Suara hujan yang turun dengan deras di tengah malam itu, membuat Vioner terlelap. Kendati pikirannya masih terbayang wajah papanya yang meluapkan emosi di rumah sakit tadi. Dalam tidurnya, Vioner bermimpi bertemu dengan sosok pria tampan di tepi danau yang indah. Pria itu tak lain adalah Andro. Andro tersenyum ke arahnya, lalu menepuk tempat di sampingnya agar Vioner duduk di sana. Duduk di atas rumput yang hijau.

"Bagaimana?" tanya Andro.

"Eng ... ?

"Keadaan kamu."

Vioner menunduk, lagi-lagi mengingat kenangan buruk yang baru saja terukir sebab papanya. Andro lantas tersenyum lembut.

"Pulang, Nak. Tempat kamu yang sesungguhnya ada di rumah kami. Rumah yang diisi oleh pengkhianat dan ketidakadilan bukan tempat anak baik seperti kamu."

"Tapi ... dia Papa Vio. Mama cinta Papa."

"Lantas, apa Papamu mencintai Mamamu? Apa yang Papamu ukir untuk Mamamu di sisa hidupnya?"

"Lalu Vio harus gimana? Apa Vio harus benci sama Papa?"

"Nggak harus. Juga nggak boleh. Kamu bisa hidup bahagia tanpa membenci siapapun. Tinggal sama Ayah dan saudara-saudaramu. Biarkan yang buta akan dunia semu mencapai puncak rasa bahagianya, sehingga dia jatuh dengan sakit yang tak terkira. Yang harus kamu lakukan bukan bagaimana cara membalasnya, tapi bagaimana hidup bahagia dengan cara yang sederhana. Kebahagiaan sederhana sudah Ayah tunjukkan ke kamu, tinggal bagaimana kamu memutuskan untuk menjemput kebahagiaan itu atau tidak," tutur Andro menoleh pada Victor sambil tersenyum.

Andro berdiri dari duduknya, Vioner mendongkak melihat pria itu.

"Ayah pergi dulu. Bangun dan segera kembali ke rumah singgah. Tolong hilangkan rasa risau Ayah terhadapmu."

Vioner tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Suara hujan yang sempat tak terdengar, kini menyapa indra pendengaran Vioner. Vioner masih ada di tempat yang sama, di sebuah taksi yang ia tumpangi.

"Dek, tujuan Adek ke mana? Kita udah mutar-mutar cukup lama," tanya sopir taksi.

Vioner teringat mimpi yang ia alami barusan. Lalu menelisik ke arah luar jendela guna mengenali jalan.

BROTHER [COMPLETED]Where stories live. Discover now