23. Rencana Bukan Rencana

814 73 3
                                    

Ada dua sosok yang bersembunyi di balik pohon. Dengan dua pasang mata yang menatap lurus ke depan sana. Lalu dua tangan naik, demi mendekap mulut masing-masing yang terancam tidak akan mampu bertahan lagi. Dalam dorongan untuk menyemburkan tawa lantaran satu pemandangan yang tengah mereka nikmati saat itu.

"Yan, udah deh. Ampun dah. Ntar ada yang ngeliat."

"Ck. Tenang. Nggak ada yang bakal liat kok."

"Kamu ini. Itu kalau ntar Anton dan Sahrul datang gimana?"

"Ih, Dinda ini. Mereka kan lagi beres-beres di depan. Nggak bakal ke sini kok."

"Kandaaa, please. Berenti. Ntar aku kasih cacing beneran loh."

"Kalau kamu kasih aku cacing tanah, ntar aku kasih cacing aku loh. Mau?"

"Ryan!"

"Vanessa!"

"Jangan macam-macam loh ya."

"Semacam aja deh. Sini, cum dikit deh."

"Nggak mau. Ntar ada yang liat."

"Ah, kamu ini. Dikit-dikit ada yang liat, dikit-dikit ada yang liat. Tenang aja. Aku cumnya sambil pejam mata."

"Astaga. Kamu ini kenapa sih? Kok gilanya kumat sekarang? Ini bahkan belum siang loh."

"Hahahaha. Kamu ini buat aku gemes aja. Ehm ... kamu tau alasannya aku kumat sekarang?"

"Apa?"

"Soalnya kamu keliatan cantik banget kayak gini. Walau keringatan dan acak-acakan, tapi beneran deh. Kamu cantik banget. Keliatan fresh gitu."

"Tuh kan. Kumatnya emang beneran parah. Di sini? Gombalin aku? Ck."

"Ada kamar kok di rumah. Apa aku gombalin di sana aja?"

Satu pemandangan itu tentu saja melibatkan Vanessa dan Ryan. Dengan percakapan menggelikan yang membuat Anton dan Sahrul nyaris terpingkal-pingkal. Hingga pada akhirnya, tampak cewek itu yang bangkit dari duduknya. Menunjukkan tanda-tanda memilih untuk pergi dari sana.

"Dah. Aku mau pergi aja."

Namun, Ryan dengan gesit menahan satu pergelangan tangannya. Menengadahkan kepalanya dengan tersenyum geli.

"Mau langsung ke kamar?"

Vanessa mendelik. "Kamu---"

"Kalau nggak," potong Ryan cepat. "Mending di sini aja deh."

Sreeet!

Ryan langsung menarik turun tangan Vanessa. Hingga mau tak mau cewek itu kembali mendaratkan bokongnya di dingklik. Duduk dengan bibir yang manyun. Terutama karena di detik selanjutnya, dengan gerakan super cepat, mengalahkan petir halilintar, bibirnya mengecup pipi Vanessa.

"Ryan!"

Ryan terkekeh. "Ssst! Diem. Ntar kalau Anton dan Sahrul denger kamu jerit-jerit, mereka pada kepo mau ke sini."

Mata Vanessa membesar. Pundaknya naik. Seperti ingin membalas perkataan Ryan, namun pada akhirnya cewek itu hanya mencibir.

"Ih, kalau tangan aku nggak kotor, rasanya pengen cubit-cubit."

"Udah deh. Kerja kerja kerja. Katanya ngajak aku ke sini biar semangat kerjanya. Ini malah semangat godain aku."

"Siap, Nyonya. Laksanakan!"

Maka begitulah. Hal tersebut ternyata tidak luput dari perhatian Anton dan Sahrul yang tidak sanggup menahan rasa penasaran mereka. Ketika pada akhirnya, satu pekikan Vanessa tadi mendorong mereka berdua untuk diam-diam mengendap ke belakang. Demi melihat ajang romantis-romantisan ala ludruk. Hahahahaha.

[Masih] Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"Where stories live. Discover now