46. Yuk, Sama-Sama Gila!

759 79 2
                                    

Terdengar bersenandung riang seraya membantu Sumi –asisten rumah tangga- di rumah keluarga Ryan, Vanessa terlihat cerah. Wajahnya berseri-seri, layaknya ia yang mendapatkan jam istirahat yang panjang. Ehm ... mungkin karena efek tidur cepat ya? Kan tidak ada Ryan yang minta kelonan di Sabtu malam itu. Hihihihi.

Bersama dengan keluarga suaminya, Vanessa tentu sudah menikmati sarapan pagi itu. Dan setelah berbincang-bincang sejenak, demi menyamankan sejenak perutnya, Vanessa memilih untuk ke dapur. Membantu Sumi agar tubuhnya bisa sedikit bergerak.

Di kala itu, tatkala Vanessa dan Sumi tengah membicarakan Ryan seraya tertawa-tawa, mendadak saja terdengar suara gaduh. Sontak membuat mereka berdua melayangkan pandangan. Ke arah di mana suara derap langkah itu terdengar. Disusul oleh datangnya ibu mertua dan adik ipar Vanessa. Dengan wajah yang menyiratkan kepanikan tingkat tinggi.

Napas Lastri tampak menggebu, namun ia tetap menghampiri Vanessa. Melepaskan piring dan spon pencucinya dari tangan cewek itu. Dengan kacau, ia berusaha bicara.

"Sa, udahan dulu nyuci piringnya."

Vanessa bingung. Tapi, belum lagi ia sempat mengatakan apa pun, Elin yang juga sudah berada di dekatnya, turut berkat pula.

"Mbak, buruan naik ke atas."

Lastri mengangguk. "Iya iya iya. Ke kamar Ryan dulu deh."

"Be-be-bentar deh, Ma," kata Vanessa tanpa menolak sedikit pun ketika sang mertua membilas tangannya yang penuh dengan busa sabun di air yang mengalir. "Ini Mama dan Elin kenapa heboh gini? Nyuruh aku ke kamar?"

Tangan Vanessa telah bersih dari busa sabun dan Lastri tanpa sadar meremasnya. Refleks ketika ia panik sepertinya.

"Iya, Sa. Kamu ngumpet dulu gih."

Dahi Vanessa berkerut. "Ngumpet?"

"Mbak," kata Elin kemudian. "Mas Ryan datang. Sekarang ada di depan."

Kerutan di dahi Vanessa menghilang. Sekarang justru ada senyum yang mengembang di wajahnya. Persis seperti istri Bang Toyib yang akhirnya bisa bertemu lagi dengan suaminya setelah ditinggal tiga kali puasa tiga kali lebaran. Ia tampak semringah. Hihihihi.

"Oh, dia udah datang. Sekarang ada di---"

Dorongan alamiah seorang istri yang tak sabaran ingin bertemu dengan suami tercintanya membuat kaki Vanessa bergerak. Melangkah. Tak perlu ditanya lagi. Ia pasti ingin menyambut cowok itu. Namun, belum lagi ia beranjak dari tempatnya berdiri, Lastri kembali menahannya.

"Tapi, dia datang bareng Abid."

Kaki Vanessa berhenti bergerak. Tubuhnya menegang. Matanya melotot. "Apa, Ma?"

"Makanya itu," jawab Lastri buru-buru. "Kamu ke kamar Ryan dulu deh. Ngumpet ya. Ntar keburu Abid ngeliat kamu di sini bakal kacau semuanya."

Seketika saja kepanikan yang dirasakan oleh Lastri dan Elin menular pada Vanessa. Membayangkan dirinya tertangkap basah oleh mahasiswanya sendiri, terutama mahasiswa itu semacam Abid, wah wah wah! Vanessa bisa memperkirakan kekacauan apa yang terjadi. Lihat saja. Hanya dengan membayangkannya saja, Vanessa sukses memucat karenanya. Apalagi kalau sampai benar-benar kejadian?

Lastri lantas berpaling pada Elin. "Kamu buruan buat minum dan antar camilan buat Abid, Lin. Kalau ada makanan, Abid pasti diem. Biar Mbak kamu nggak ketahuan."

"Argh! Emang beneran deh Kak Abid ini. Suka-suka dia aja datang," geram Elin. "Kan aku yang jadi repot gara-gara dia."

Namun, Elin tetap melakukan apa yang dikatakan oleh Lastri. Mengabaikan Vanessa yang sudah ditarik oleh Lastri, adik Ryan itu bergegas membuatkan minum. Dua gelas air sirup melon dan tak lupa menyiapkan satu toples kacang bawang. Semuanya lantas ia bawa dengan menggunakan bantuan satu nampan.

[Masih] Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"Onde histórias criam vida. Descubra agora