Ups! Apa Yang Terjadi?

897 80 1
                                    

Memang ini adalah pasangan yang lain dari pada yang lain. Ketika pasangan muda cenderung suka jalan-jalan ke mall atau ke bioskop, maka berbeda dengan Vanessa dan Ryan. Pasangan ini memang lebih suka menghabiskan waktu dengan cara yang tak lazim bila dibandingkan dengan pasangan lainnya. Dari kencan di kebun jagung, makan malam romantis dengan sambal ikan teri, hingga menghabiskan akhir pekan bersama pupuk kandang. Hihihihi.

Duduk dengan dingklik kebangkaannya, Ryan tampak mengulum senyum melihat pada Vanessa. Cewek itu dengan serius membolak-balikkan polibag. Menyiapkannya sebagai wadah yang akan digunakan Ryan untuk tempat tanam bibit stek bunga mawarnya.

Fokus melihat pada polibag di tangannya, pada kenyataannya tidak membuat Vanessa abai dengan keadaan di sekitarnya. Ia tau. Dari tadi Ryan bergeming menatap padanya.

"Ini ntar nggak bakal selesai-selesai loh, Kanda. Mau sampe kapan ngeliatin aku?"

"Sampe mata aku bener-bener tertutup untuk selama-lamanya."

Pergerakan tangan Vanessa seketika berhenti. Alih-alih lanjut bekerja, cewek itu justru mengangkat wajahnya. Melihat pada Ryan tanpa kedip sementara Ryan kedip-kedip manja padanya. Ckckck.

"Omongan ya?" tanya Vanessa dengan nada sengit. "Kayak nggak ada candaan yang lain aja."

Ryan kembali mengulum senyum. Mencondongkan tubuhnya ke depan. Berusaha untuk mengikis jarak di antara mereka, tapi Vanessa mendorongnya.

"Kamu ini. Udah sering aku bilangin. Ntar diliatin Anton dan Sahrul."

Ryan berdecak sekali. "Kamu ini. Udah sering aku bilangin. Anton dan Sahrul itu kerjanya di depan," balasnya. "Nggak usah takut."

Polibag kembali bergerak di tangan Vanessa. Acuh tak acuh, cewek itu mencibir. "Gimana aku nggak takut? Kamu itu kalau ngeliatin aku buat merinding aja. Apalagi ini di tempat terbuka kayak gini."

Sekelumit senyum di wajah Ryan sontak berubah jadi senyuman lebar. Tatkala ia kembali mencondongkan tubuhnya dan kedua tangannya bertahan di puncak lutut, cowok itu menatap Vanessa. Yang mana cewek itu justru dengan terang-terangan membawa matanya ke arah lain. Lebih baik ia fokus dengan polibag ketimbang melihat balik pada Ryan. Hihihihi.

"Aku mah dengan senang hati pasrah aja kok kalau kamu seret ke tempat tertutup."

Ryan terkikik melihat pipi Vanessa yang seketika memerah. Hingga cewek itu mendelik. Dan menyuarakan rasa penasarannya dalam bentuk satu penasaran.

"Aku tuh sebenarnya bingung. Ini kamu itu mau kerja atau nggak sih sebenarnya? Perasaan dari tadi waktu kamu banyak habis buat ngangguin aku aja." Mata Vanessa tampak menyipit. "Kalau emang kamu mau ke tempat tertutup, ngapain kamu ngajak aku ke sini?"

"Ehm ...."

Deheman Ryan terdengar melantun dengan penuh irama. Dalam nada yang membuat Vanessa bergidik seketika. Terutama karena di detik selanjutnya, sorot mata cowok itu tampak berubah. Nah, kali ini Vanessa rasa-rasanya ingin secepatnya melarikan diri.

"Gimana ya ngomongnya."

Niatan Vanessa ingin kabur, tertunda seketika. Tepat ketika Ryan terdengar kembali bersuara. Kali ini dengan ekspresi yang tampak sedikit menyiratkan kebingungan.

"Tapi ...."

Ryan menyipitkan matanya. Mengirimkan aura yang membuat Vanessa memasang sikap antisipasi.

"Kamu nggak ngerasa kalau berduaan di depot bawa aura yang beda gitu?" tanya Ryan kemudian. "Sensasinya agak-agak lebih mendebarkan nggak sih?"

Vanessa melongo. "Stres!"

[Masih] Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"Onde histórias criam vida. Descubra agora