"Soyuz?!".

"Apa dia membatu?!!".

"Pffttt- bwahaha bahkan belum satu menit kau sudah tumbang saja yuz, yuz".

Setelah itu mereka menjelaskan kepada Amaryllis kalau mereka bukan orang yang dimaksud oleh Amaryllis dan Soyuz bukanlah ketua.

"Kau bukan ketua?".

"Bu-bukan, maaf". Ucap Soyuz dengan gugup tak lupa wajahnya masih bersemu.

"Wajahmu mirip. Dan mereka kelihatan bukan dari pulau ini".

"Ketua? Seperti pemimpin? Kurasa kalau begitu. Pria yang disini pemimpin grup kami".

Amaryllis langsung oleng dari Soyuz dan memeluk Senku dan tak lupa mengeluarkan rayuan andalannya.

Sungguh disayangkan rayuan itu tidak akan pernah membuat Senku terjerat. Malahan ekspedisi sang ilmuwan terlihat sangat tertekan dan tak peduli.

"Ahh~, ha'i, ha'i, terserahlah. Bagaimana dengan peti harta itu?". Sepertinya Senku memang tidak memiliki perasaan.

"Mere berdua luar biasa!!". Sweatdrop Kohaku.

(Name) menepuk-nepuk punggung Amaryllis seakan paham isi hatinya yang terkejut karena rayuannya gagal. "Jika kau berhasil membuat Senku perona atau salah tingkah gara-gara rayuan cewek itu fenomena langka yang sangat sulit terjadi".

"Sampai peradaban kembali seperti semula, serangan seperti itu nggak mempan untuk Senku-chan. Walaupun itu pasti mempan untukku. Aku baru ingat! Aku sebenarnya ketua".

"Haha, tiba-tiba saja, aku ingin kau disini-".

"Ha! Kalau kau sangat ingin dipeluk, bagaimana kalau aku saja?". Ucap Kohaku memotong perkataan Amaryllis.

"Tolong jangan. Kau akan mematahkan semua tulangnya".

"Haha bagus dong kalau patah sekalian tes kriuk". Balas (Name) dan mendapatkan tatapan horor dari sang mentalist.

"Kalian tak dikirim oleh ketua? Kalau begitu kalian dari desa apa?".

Sebelum menjawab mereka disuguhi sebuah teriakan yang bergema. Amaryllis mendengar itu terkejut dan langsung lari.

"Kenapa dia berteriak?!".

"Kau mau kemana Amaryllis?".

"Desaku!!".

Mereka berlima mengikuti dari belakang karena penasaran apa yang terjadi di desa.

"(Name) kau pasti pendengar sesuatu dari desa Amaryllis kan?". Tanya Kohaku membuat (Name) menoleh padanya.

"Oh, ya. Aku mendengar keributan orang-orang yang sepertinya ingin demo. Ah, dan mereka membawa obor".

"Apa? Kenapa kau tak bilang!".

"Kalian tidak bertanya".

"Kalian tidak bertanya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
IS THIS A DREAM? [DR. STONE]Where stories live. Discover now