Chap34:(〒﹏〒)

3.8K 221 23
                                    

~~Not Me~~
Orange by 7!!


Rey menatap wajah pucat Ria dengan tatapan sendu. Kenangan perlakuan buruknya dulu berputar bak film lama di otaknya. Rasa bersalah menyeruak di hatinya.

"Maafin Abang ... maafin Abang, Ria. Abang salah, maafin Abang yang udah buat Ria jadi kayak gini," ucap Rey tulus, air mata tak dapat ia tahan dan luruh begitu saja.

Tangannya yang bergetar berusaha meraih tangan Ria. Kehangatan dan kenyamanan tangan kecil itu akhirnya dapat ia rasakan setelah sekian lama ia buang.

Ria masih dalam pengaruh obat penenang, pergelangan tangan, kaki, dan pinggangnya diikat. Saat Rey menggenggam tangannya, matanya tak sengaja melihat luka-luka lama di pergelangan kiri Ria. Di sana juga ada bekas goresan baru karena kejadian tadi dan sudah diobati.

"I--ini ...." Matanya menatap tak percaya bekas luka-luka itu. Rey tidak pernah melihat luka ini dulu, Ria adalah cewek yang teliti dan sangat hati-hati. Dia menjauhi yang namanya luka dan terluka. Ria bahkan tidak pernah menggunakan gelang karena itu bisa membuat pergelangan tangannya sakit. Tapi, saat dia kembali setelah 2 tahun menghilang, Ria selalu memakai jam tangan di tangan kirinya. Apakah alasannya karena luka-luka ini?

"Karena masalah 2 tahun yang lalu, Ria depresi."

Rey menoleh, suara Gema sedikit mengagetkannya. Gema berdiri di dekat Rey, dia memandangi wajah Ria sembari tersenyum tipis.

"Ria udah ngelakuin percobaan bunuh diri sebanyak 5 kali. Yang pertama dia lakuin setelah lo dan kita semua ninggalin dia pas semua orang ngebully, ngehina, dan mencaci Ria. Karena trauma darah, setiap sekali sayatan Ria langsung pingsan, dan untungnya juga dia selalu mendapatkan pertolongan tepat waktu. Walaupun hanya sekali sayatan, lukanya cukup dalem," ujar Gema masih tetap setia memandangi wajah rapuh Ria.

Rey mendengarkan semua cerita Gema dengan seksama. Rasa bersalah semakin besar dan melebar di hatinya.

"Dia berteriak, menangis, dan juga menderita. Tapi, di mata lo dan yang lain dia jahat, licik, dan angkuh ... padahal semua itu cuma topeng untuk menutupi betapa menyedihkannya seorang Ria. Gara-gara lo, Ria nggak bisa percaya dengan siapapun di dekatnya. Butuh perjuangan keras hingga Ria mulai membaik. Tapi, demi membersihkan namanya dan membuat kalian percaya, dia sampai harus mengorbankan banyak hal. Traumanya semakin parah, kehilangan sahabatnya, dan depresinya kambuh." Gema beralih menatap Rey yang menundukkan kepala sambil menangis dalam diam. "Menurut lo, apa kata maaf cukup mewakili semua penderitaan Ria? Bahkan tangan lo terlalu menjijikkan untuk genggam tangan Ria."

Gema memberikan sapu tangan berwarna kuning kepada Rey yang wajahnya dibanjiri air mata.

"Hapus air mata lo, karena air mata lo nggak ada gunanya."

"Maaf ... hiks ... hiks ... maaf, maaf, maaf hiks ...."

Gema menatap datar Rey, tidak ada rasa kasihan walaupun mereka bersahabat lama. Ia tau, ia juga pernah ikut andil dalam penderitaan Ria, dan Ria juga yang telah berkorban besar untuk adiknya. Tetapi, semua itu ia balas dengan menjadi orang kepercayaan Ria untuk mengawasi Rey dan yang lainnya. Ia juga belajar komputer agar bisa meretas dan mencari tau banyak hal. Walaupun itu belum cukup, Gema akan tetap berada di pihak Ria apapun keadaannya sebagai balas budi.

Ada rasa lega di hatinya melihat Rey yang menyesal. Tinggal menunggu yang lainnya menyusul. Jika Liyan melihat ini pasti dia akan tertawa keras sambil mencemooh Rey atau bahkan langsung menghajar Rey sebagai pelampiasan kekesalannya terhadap kebodohan Rey.

***

Kreet!

Liyan dan Cumi langsung menghampiri Dokter yang baru saja keluar.

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now