Chap2:(◍•ᴗ•◍)

5.6K 303 5
                                    

~~Not Me~~

BRAK!

"Kucing terbang!" latah Beben kaget karena tiba-tiba ada yang membuka pintu gudang dengan keras.

"Dog bener lo, Ly. Untung nyawa gue nggak terbang," sungut Beben.

"Ck, bacot lo. Mana yang lain? Kok cuma lo doang di sini?" tanya Liliy.

"Kasi tau nggak, ya?" Beben menunjukkan wajah tengilnya, berlagak berpikir mau memberitahu Liliy atau tidak.

"Kasi tau gue cepet! Ada berita penting ini!" greget Liliy pengen nelen Beben saat ini juga.

"Mau tau aja atau tau banget?"

"Aagggrrrhhh! Beben!" kesal Liliy.

Beben tertawa senang karena berhasil mengerjai Liliy. Pacar Gino itu emang paling cepat marah. Heran, kok Gino bisa bucin sama cewek emosian kayak Liliy.

"Berita apaan, sih? Kok muka lo panik gitu?" tanya Beben.

"Ria kembali," jawab Liliy.

"Oh ... WHAT THE FU---"

Untung saja Beben tidak kelepasan mengumpat. "Demi apa lo, Ly? Beneran si cewek uler kembali?" tanya Beben heboh bin kaget.

"Iya! Mangkanya ke mana yang lain? Kita harus kasi tau mereka, terutama Rey!" ujar Liliy.

"Ya udah, yok ikut gue."

Mereka berdua pun pergi bersama untuk mencari Rey, Indro, Roni, dan Gema. Mereka mencari ke-4 makhluk itu di tempat-tempat biasa mereka kunjungi, kecuali perpustakaan. Perpustakaan adalah tempat paling anti dikunjungi, kecuali Rey karena dia biasa baca buku biar bisa molor.

"Ben, Ben, Ben!" Liliy menepuk-nepuk lengan Beben.

"Apaan sih?!" tanya Beben sedikit sewot karena tepuk-tepuk ala Liliy bukanlah tepukan manja. Rasanya pedas-pedas gimana gitu.

"Itu, kayaknya kita terlambat deh. Rey sama yang lain udah ketemu Ria, liat tuh," kata Liliy sambil menunjuk ke depan sana, di mana Rey, Indro, Roni, Gema, dan Gino berada. Pasti Gino yang memberitahu mereka.

Liliy dan Beben pun berlari menghampiri teman-teman mereka yang sedang berhadapan dengan Ria dan dua cewek lainnya. Saat mereka sampai, aura di sana rasanya mencekam. Tatapan Rey, Roni, dan Gino sangatlah mengerikan, mereka menatap tajam penuh kebencian ke arah Ria. Sedangkan Indro dan Gema, tatapan mereka berdua sulit untuk diartikan.

"Bisa minggir? Gue mau jalan," kata Ria datar, seolah-olah mereka tidak saling kenal.

"Minggir lo semua! Queen mau jalan, jangan berdiri kayak pagar di situ," ujar Liyan dengan suara agak keras.

"Cih! Ngapain lo dateng lagi? Masih berani nunjukin muka uler lo lagi ke kita-kita? Nggak tau diri banget sih jadi orang!" cerca Rey dengan pedasnya.

"Mulut lo minta disembelih kayaknya. Lancar bener ngatain Queen gue kayak gitu. Sarap lo! Main ngatain orang kayak gitu, kenal aja enggak!" sembur Liyan sambil melototi satu persatu wajah para cowok di depannya, terutama wajah Rey. Fix, mereka masuk dalam daftar musuh.

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now