32. Menara Impian

182 89 92
                                    

Dari kejauhan dan dengan bantuan matahari yang mulai menyinari bumi, Jake melihat bentuk menara spiral yang menembus langit tersebut. Jake menyipitkan matanya dan menyadari kalau pada menara tersebut ada tangga di bagian luarnya untuk bisa naik ke bagian puncaknya yang sudah tertutup awan. Jake penasaran apa itu yang mereka sebut sebagai menara impian dan apa yang ada di puncak dari menara tersebut. Jake menoleh kepada Axeriel yang sudah menjadi pemimpin kerajaan untuk bertanya.

"Apa itu..."

"Komandan Tor Hex, Imonk, Ruvus, Kitteri," Axeriel tidak mendengar ucapan Jake dan menoleh kepada orang dan mahluk yang dia sebut. "Aku ingin kalian memimpin pasukan untuk menuju ke Menara Impian. Cegah pasukan Kerajaan Piggy dan Kerajaan Turin disana. Jangan sampai kedua raja keji itu naik sampai ke puncak menara."

"Dimengerti." Ucap Tor Hex sambil mengangguk. Begitu juga dengan Imonk, Ruvus, dan Kitteri.

Komandan Tor Hex langsung berbalik dan berjalan cepat untuk keluar dari halaman istana, disusul juga beberapa pasukan dan mereka yang diperintah oleh Axeriel. Tepat saat hujan sudah berhenti dan sudah masuk ke pagi hari. Awan-awan mendung mulai pudar dan menuntun mereka untuk melaksanakan tugas raja baru mereka.

"Semua pasukan yang masih sanggup untuk bertarung ikut denganku." Teriak Imonk kepada pasukan yang masih bisa berdiri. Jake melihatnya menaruh tongkatnya di tali di bagian punggung.

Jake juga melihat Ruvus yang mengambil tombaknya di lantai dan Kitteri yang kembali menaruh kedua pedangnya ke dalam sarung pedang. Komandan Tor Hex juga membersihkan darah pada pedangnya dengan menjepit di bawah ketiak dan menariknya. Jake heran kenapa hanya mereka yang diperintah menuju menara.

"Kenapa kita juga tidak kesana?" Tanya Jake kepada Axeriel.

"Ada yang harus aku lakukan sebelum ke Menara Impian." Axeriel kemudian menatap ke pasukan inti yang masih tersisa. "Jake, Jon Hex, Genshin, aku ingin kalian ikut denganku dan memberitahu cerita sebenarnya kepada Kirrarri dan Munco. Dia berhak tahu apa yang terjadi kepada Raja Queasley. Dan mungkin saja kerajaannya bisa membantu kita melawan Kerajaan Piggy dan Turin."

"Ide yang bagus." Ucap Genshin.

"Ya, aku setuju." Jon Hex berdiri dan mengangguk ke arah Axeriel. Jake juga mau ikut dan mengatakan sesuatu, tetapi seseorang sudah bertanya duluan.

"Bagaimana denganku, Yang Mulia?" Tanya Rafa yang berjalan mendatangi Axeriel.

Axeriel menunduk kembali kepada jasad ayahnya yang beristirahat dengan tenang. Sekali lagi Jake melihat wajah sedihnya, tetapi hanya sebentar saja. Axeriel kembali menatap Rafa. Dia melepas kembali mahkota yang ada di kepalanya

"Aku mau kamu menjaga ayahku dan mahkota ini sampai aku kembali." Kata Axeriel dengan tegas. "Aku bersumpah, aku akan mengembalikan keadilan kita seperti sedia kala."

"Baik, Yang Mulia Axeriel." Kata Rafa sambil menunduk dan menerima mahkota yang Axeriel berikan. Axeriel kembali memandang orang-orang yang akan ikut dengannya ke Kerajaan Queasley.

"Bersiaplah." Perintahnya. Axeriel menghilangkan pedangnya dengan cahaya berwarna merah muda. "Siapkan kuda untuk berangkat."

Jake pun juga melakukan hal yang sama. Dengan cahaya hijau, dia menghilangkan pedang dan perisainya, tetapi tidak baju perangnya. Subuh sudah terlewatkan saat beberapa pasukan sudah membawa kuda yang masih hidup untuk mereka tunggangi menuju Kerajaan Queasley. Jake sangat bersyukur sekali kalau Porsche termasuk salah satu kuda yang hidup.

"Porsche." Jake mendatangi kuda hitam legam kesayangannya. "Senang melihatmu tidak apa-apa, kawan."

Jake memeluk kuda pemberian Raja Charles kepadanya itu dengan senang. Jake juga mengelus-ngelus kuda tersebut dan sadar kalau tidak ada luka pada kuda kesayangannya. Jake melompat untuk menaiki kudanya dan lega kalau kudanya masih mau Jake naik diatasnya. Jake menoleh kepada Axeriel yang menguatkan tali pada kudanya.

The Alpha Charles: Unhistorical Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang