15. Makna Belajar

265 151 17
                                    

Ritugaro menyerang semakin ganas. Seluruh ayunan tombak yang dia lakukan benar-benar mematikan untuk para prajurit Kerajaan Charles. Sekali tebasan bisa melukai dan membunuh hingga sepuluh orang sekaligus. Kematian Reklly benar-benar membuatnya berdarah panas dan membunuh siapa saja yang membantu Axeriel membunuh Reklly.

    Axeriel terus berlindung dan sering terhuyung saat Ritugaro kembali menyerangnya secara bertubi-tubi. Kelima Astrolords pun juga ikut menyerang Ritugaro saat dia menyerang Axeriel dengan ganas. Jon Hex yang bertubuh sama besarnya dengan Ritugaro pun mengalami kesusahan dan langsung terlempar saat beberapa detik bertarung dengannya. Kembali lagi Ritugaro menyerang Axeriel. Seakan-akan tujuan utamanya adalah membunuh Axeriel.

    "KAMU HARUS MATI, BRENGSEK!" Teriaknya dengan keras.

    Reklly yang sudah tidak bergerak lagi terus menghamburkan darah panasnya yang tumpah di atas rumput depan Kerajaan Charles. Tidak ada pergerakan pada tubuhnya dan mata merahnya tertutup. Para pasukan yang terkena darah tersebut merasa kesakitan karena darah tersebut terasa panas. Setidaknya hewan tersebut sudah mati, pikir Jake.

    Perang besar dua kerajaan masih terus berlanjut walaupun salah satu Alpha sudah tumbang. Para pasukan Sultan pun juga sama marahnya seperti Ritugaro, tetapi tidak mengamuk seperti Ritugaro. Kebanyak dari mereka merasa lemas dan tidak berdaya sehingga lebih mudah untuk membunuh pasukan Sultan. Tapi tetap saja tidak untuk Ritugaro.

    Ritugaro melepas senjata menjadi dua tombak bermata dua dan memutar-mutarnya ke arah Axeriel. Seluruh serangan kedua tombak tersebut terus dihindari oleh Axeriel yang memegang pedang claymore nya dengan dua tangan. Sesekali juga Axeriel menyerang balik tetapi tidak mengenai tubuh Ritugaro.

    "RASAKAN INI!"

    Ritugaro mengayun dari atas kedua tombaknya dan Axeriel yang ada di depannya menghalangi dengan mengangkat pedangnya. Serangannya tidak mengenai pelindung Axeriel, tetapi membuat Axeriel terjatuh ke tanah menghadap langit. Pedang claymore terjatuh di samping tubuhnya. Axeriel melihat ke atas dimana Ritugaro mengangkat tombak untuk menusuknya.

    "DARI SEMUA ORANG, KAMULAH YANG HARUS MATI!"

    "Tidak sekarang!"

    Seseorang memegang pinggang Ritugaro dan membuat Ritugaro menoleh. Tangan berotot Jon Hex memeluk pinggangnya dan dengan sekali guling, Jon Hex melempar Ritugaro untuk menjauhi Axeriel. Ritugaro langsung berdiri dan memandang lawannya yang berotot besar.

    Ruvus yang ada di belakang Jon Hex membantu Axeriel untuk berdiri dan Axeriel mengambil tangannya. Dengan tarikan yang mudah, Axeriel kembali berdiri dan mengambil kembali pedangnya yang besar tergeletak di tanah.

    Imonk, Kitteri, dan Genshin muncul juga di sebelah Axeriel. Mereka semua mengangkat senjata mereka masing-masing dan semua menatap ke wajah bengis Ritugaro yang memerah karena marah. Walaupun dia memakai topeng, mereka bisa melihat sisa wajahnya yang memerah. Jon Hex memindahkan kapaknya dari tangan kiri ke tangan kanan, dan melakukan hal sebaliknya secara berkali-kali, menunggu Ritugaro untuk menyerang kembali.

    "Kami akan terus selalu siap bertarung." Kata Jon Hex kepada Ritugaro.

    "Jangan menghalangiku untuk bertarung dengan Sang Tuan Putri!" Ritugaro kembali maju sambil memutar-mutar tombak dengan kedua tangannya.

    Jon Hex dan Astrolords juga maju berlima dan siap untuk mengalahkannya. Kapak Jon Hex dan tombak Ritugaro lah yang bertemu dan mengeluarkan suara besi yang keras sekali. Selanjutnya Ritugaro yang menghindari seluruh serangan dari kelima Astrolords yang menyerang secara bertubi-tubi.

The Alpha Charles: Unhistorical Kingdom [END]Where stories live. Discover now