22. Lid

187 97 18
                                    




Berjalan semakin dekat depan pintu utama istana, Jake berlari sambil melihat ke atas bagaimana besarnya istana dengan atap setengah lingkaran tersebut. Dengan kakinya yang berdiri di bayangan gedung istana yang besar, Jake memandang bendera abu-abu berlambang kepala serigala yang sebesar dan terus melambai-lambai. Semakin dekat dengan pintu istana, semakin tidak terlihat bendera yang melambai tersebut.

    Gerbang istana Kerajaan Salazar terbuat dari tembaga yang besar dan terlihat cukup kuat. Jake, Raja Charles, Munco, dan ribuan pasukan Charles dan Queasley memenuhi bagian depan istana dan mencoba mendobrak paksa pintu tersebut.

    Jake dan Munco saling pandang. Jake merasa ada yang aneh dari penyerangan mereka ke istana yang terlalu gampang. Tidak ada yang menjaga istana dan tidak ada yang menjaga pintu masuknya. Tidak ada penerangan dan tidak terdengar apapun dari dalam. Jake merasa sesuatu yang aneh dan sudah direncanakan.

    "Minggir."

    Munco meminta pasukan yang mendobrak pintu masuk istana untuk minggir dan dengan tendangan yang kencang, pintu tembaga terbuka lebar. Jake memandang ke dalam dengan penerangan yang ada. Ternyata tidak terlihat apa-apa. Gelap dan tidak terlihat apa yang ada di dalam sana. Tidak ada pasukan musuh yang keluar menyerang mereka. Tidak ada karpet megah, furnitur istana, dan dekorasi yang indah. Hanya lantai dan ruangan besar yang kosong dan tidak terlihat ujungnya.

    "Pasukan manusia serigala." Munco memberi aba-aba masuk kepada pasukan manusia serigalanya dan mereka menurut. Jake melihat puluhan manusia serigala masuk dan tidak terlihat dalam kegelapan ruangan. Munco berbalik dan menghadap Jake. "Jake, aku butuh kamu memperhatikan belakangku. Saat aku masuk ruangan, aku dan manusia serigala tidak mendapatkan kekuatan dari gerhana bulan."

    "Aku mengerti." Kata Jake sambil mengangguk. Jake menoleh kepada Raja Charles yang masih memandang ruangan yang gelap. "Raja, tetaplah dekat denganku. Keselamatanmu lebih penting daripada siapapun."

    "Kemenangan kita lebih penting daripada keselamatanku, Jake." Jawab Raja Charles dengan tegas. "Berjanjilah padaku kalau aku mati dalam pertarungan ini, kamu harus tetap mengalahkan Raja Salazar bagaimanapun caranya."

    "Raja Charles, jangan katakan hal itu di situasi seperti ini." Kata Jake dengan nada cemas. "Kita akan keluar dari sini dengan selamat dan tidak akan ada korban lagi."

    "Aku lebih pengalaman dari padamu, Jake." Raja Charles memegang pundak Jake. "Yang namanya perang pasti ada yang mati..."

    "...dan bukan kita yang mati." Jake melengkapi ucapan Raja Charles. "Kita sudah mengalahkan salah satu Alpha Salazar dan kita sudah di posisi yang menguntungkan. Kalau ada seorang lagi Alpha Salazar, kita akan lawan bersama dan mencegah salah satu dari kita terbunuh. Kita saling menjaga satu dengan yang lain, terutama anda, Raja Charles."

    "Terima kasih." Kata Raja Charles sambil mengangguk kepada Jake.

    "Raja Charles, Jake, dan kalian semua," Munco memanggil, dia sudah masuk ke dalam ruangan yang gelap. Jake memandangnya dan melihat mata dan giginya yang putih di dalam kegelapan. "Menyebar dalam ruangan dan berhati-hatilah. Aku tidak suka perasaan ini."

    "Ayo, Raja." Kata Jake sambil masuk kedalam ruangan.

    "Aku di belakangmu." Kata Raja Charles mengikuti jejak Jake.

    Jake masuk kedalam ruangan gelap dan mencoba menajamkan pendengaran dan pandangannya. Tidak ada suara apa-apa di dalam ruangan dan jarak pandang Jake tidak terlihat sampai ujung ruangan. Tidak adanya penerangan membuat siapapun yang masuk tidak melihat apapun, bahkan Munco dan anggota manusia serigalanya sekalipun. Beberapa pasukan juga mulai masuk kedalam ruangan dan berjalan pelan, pedang dan perisai sudah siap di depan mereka kalau ada apa-apa. Sama seperti Jake, mereka memperhatikan seluruh ruangan dan memperhatikan Raja Charles yang mereka jaga.

The Alpha Charles: Unhistorical Kingdom [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu