17. Kirrarri dan Munco

278 159 24
                                    


Jake terbangunkan di pagi keesokan harinya karena mendengar suara yang sangat keras hingga mengagetkannya. Jake langsung tersentak begitu mendengar beberapa suara terompet yang terdengar sampai kamarnya. Jake mengedipkan beberapa kali matanya dan melihat gorden coklat yang sudah dibuka dan menampakan cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan. Jake menduga kalau Rafa lah yang membuka gorden di kamarnya, seperti biasanya.

Jake melihat sekitarnya terlebih dahulu selain gorden yang terbuka: beberapa burung gereja yang terkaget karena Jake yang bangun juga kaget keluar ruangan dari beranda yang terbuka, pedang dan baju perangnya yang sudah diperbaiki oleh ahli besi istana bersandar pada tepi kasur Jake, dan salep penyembuh luka yang diberi rafa terletak diatas meja kalau Jake masih merasa sakit di tubuhnya, untungnya Jake sudah tidak merasakan luka dan bengkak lagi.

Sekarang yang Jake rasakan adalah pegal dan lelah. Pertarungannya kemaren membuat tubuhnya perlu istirahat yang lebih dari cukup. Jake merasa sangat lelah sekali melewati rintangan yang hampir membuatnya mati di setiap momen orang—atau mahluk yang ingin membunuhnya di medan perang. Karena itu Jake kembali menyandarkan kepalanya ke atas bantal empuk. Sekarang Jake terbiasa dengan suara terompet yang terus berbunyi itu, Jake memejamkan matanya seakan tidak terganggu dengan suara yang menggema di ruangannya tersebut. Tetapi muncul suara lain yang membuatnya melek lagi.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pada pintu membuat Jake membuka mata kembali dan duduk lagi di atas kasurnya. Jake pikir pasti Rafa lah yang mengetuk pintu.

"Siapa itu? Masuklah."

Pintu kamarnya terbuka dan munculah Jon Hex disana, bukan Rafa. Saat pintu kamar Jake dibuka, Jake dapat mendengar jelas suara terompet yang keras. Jon Hex memakai baju kain putih lengan panjang dengan jaket coklat berkancing tanpa lengan, bawahannya dia memakai celana coklat panjang dan dia memakai sepatu yang terbuat dari bulu beruang. Pakaiannya membuat Jake berpikir kalau dialah beruangnya.

Jon Hex membawa sesuatu. Jake dapat melihat kalau dia membawa sepasang pakaian di tangan kirinya, atasan kain putih lengan panjang juga dengan bendera berwarna merah pada kedua pundak, bawahannya celana kain hitam panjang sampai mata kaki.

"Jake, kenapa kamu belum bersiap?" Tanya nya ketika masuk kedalam kamar.

"Eh? Bersiap untuk apa?" Tanya Jake yang kebingungan.

"Kita kedatangan tamu dari kerajaan lain." Kata Jon Hex dengan nada menjelaskan. "Aku sudah membawa pakaian formal untukmu. Segera pakai dan ikut denganku. Raja menyuruhku untuk membawamu ke aula utama."

"Oh—baiklah, aku perlu mandi dahulu." Kata Jake yang langsung turun dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandi.

Jon Hex berjalan mendekati kasur Jake dan meletakkan pakaian yang akan Jake kenakan diatas kasur. Jake sudah masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan diri.

"Cepatlah, Jake." Kata Jon Hex sedikit teriak. "Aku akan tunggu di depan ruanganmu."

"Ini bukan latihan, Jon!" Balas Jake dari dalam kamar mandi.

Jon Hex sedikit tertawa saat mendengar ucapan Jake tersebut. Dia keluar dari kamar Jake lagi dan mengambil sepatu yang diletakan di luar ruangan dan membawanya masuk. Sepatu yang akan Jake kenakan berwarna putih, terbuat dari kulit kayu yang sudah dihaluskan dan diwarnai putih. Setelah menaruhnya di bawah kasur Jake, Jon Hex keluar dari kamar Jake dan menunggu Jake bersiap.

Setelah mengguyur dirinya dengan air bersih dan berhanduk. Jake keluar dari kamar mandi dan melihat pakaian yang akan dikenakan olehnya di atas kasur.

"Wow." Bisik Jake. "Keren sekali."

Jake benar-benar suka dengan desain baju formal yang akan dikenakannya. Baju kain putih dengan pundak yang berwarna merah dengan lambang singa kuning, bawahan kain hitam panjang dan sepatu berwarna putih. Ketika teringat lagi kalau Jon Hex menunggu di depan ruangan, Jake langsung memakai pakaian tersebut dengan buru-buru.

The Alpha Charles: Unhistorical Kingdom [END]Where stories live. Discover now