14. Medan Perang

357 198 34
                                    

Hari semakin siang. Teriakan perang yang terus berlanjut membuat darah yang tumpah menjadi lebih banyak. Tubuh-tubuh yang tidak bergerak semakin kaku di tempat mereka kehilangan nyawa. Senjata-senjata tajam yang bertebaran dimana-mana dengan warna merah darah yang menetes pada ujungnya, siap untuk menambah warna merah itu lagi.

Walaupun Jake sudah tidak menyaksikan jalannya perang itu lagi, tetapi dia masih bisa merasakan betapa pedihnya teriakan-teriakan rasa sakit yang dia dengar di depan kerajaan. Saat dia menuruni tangga untuk berdiri di lantai Kerajaan Charles, dia juga mendengar para pasukan baru yang baru akan masuk kedalam perang dari dalam kerajaan. Jake melihat para prajurit yang mengangkat senjata mereka dan meneriaki teriakan perang saat gerbang depan terbuka dan mereka beriringan keluar.

Jake juga bisa melihat para warga yang masih bertahan di dekat gerbang dalam. Mereka yang menutup wajah mereka dengan kain dan tangan mereka, sambil meneteskan air mata. Mereka terlihat berharap untuk menyelesaikan perang tersebut dalam keadaan menang dan menunggu prajurit-prajurit pemberani yang mereka sayangi untuk masuk lagi kedalam kerajaan. Jake merasa kasihan kepada keluarga yang ditinggalkan prajurit yang gugur dalam perang berdarah yang sedang terjadi tersebut.

"Bunuh mereka!" Teriak seorang prajurit dengan kerasnya saat Jake melihat mereka semua keluar dari kerajaan.

Jake sudah sampai di dasar lantai dan berjalan mendekati gerbang istana. Dia sudah lengkap dengan baju perangnya yang diberi oleh Jon Hex, baju perang dengan garis berwarna hijau yang sangat cocok dengan pedang Ussah yang dipegangnya. Hanya saja Jake menyadari kalau dia tidak memakai helm besi untuk melindungi kepalanya, tetapi dia berpikir 'masa bodoh' karena situasinya sedang gawat di depan kerajaan,

"Pemanah! Tembak hewan itu!" Teriak Raja Charles yang bisa Jake dengar dari atas, suara Raja Charles senyaring itu. Selanjutnya Jake mendengar beberapa anak panah ditembakkan, kemungkinan ke arah Reklly.

Pasukan Kerajaan Charles sebagian banyak sudah keluar dari gerbang depan, beberapa masih menyusul dan keluar kerajaan satu-demi-satu. Jake sudah sampai di gerbang dan terdiam sebentar. Dia kembali mendengarkan suara-suara yang mengganggunya: suara denting pedang, suara teriakan orang kesakitan, suara-suara pembunuh. Jake menyadari kalau dia akan melewati gerbang tersebut berarti dia siap untuk menyerahkan semuanya, bahkan nyawanya.

Jake langsung merasa seperti lemas. Kondisi ini adalah kondisi dimana dia akan menyerahkan seluruh kemampuannya, kalau dia gagal, dia tidak akan kembali hidup seperti video game. Jake merasa hal tersebut sangatlah berbeda.

Jake merasa sedikit pusing. Mendengar semua yang ada di balik gerbang tersebut membuatnya semakin pusing. Jake melihat sekitar dan terlihat semuanya berjalan lambat. Prajurit yang berteriak dengan lambat, prajurit yang mau melewati gerbang pun juga terlihat melambat. Untuk itu Jake harus memantapkan tujuannya.

"Berhenti berpikir yang tidak-tidak." Kata Jake kepada dirinya sendiri, dia sambil menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pusing tersebut. "Jika kerajaan ini gagal, aku juga gagal untuk pulang."

Pelan-pelan segalanya terasa normal kembali untuk Jake. Pusingnya perlahan menghilang, ragunya juga semakin menghilang, tetapi keringatnya masih menetes deras karena dia memakai baju perang lengkap dan berat. Tetapi tubuh Jake yang sekarang sudah kuat menahan itu semua. Sekarang Jake ingin membuktikan kalau dia benar-benar bisa melindungi dirinya dan kerajaan yang menolongnya.

"Hah!" Jake melepas napas dengan sekali hembus dan berjalan menuju gerbang depan yang terbuka setengah.

Setelah beberapa langkah menuju ke medan perang dan berhasil melewati gerbang depan bersama beberapa pasukan berbendera merah, Jake tersadar kalau dia sudah dekat sekali dengan perang berdarah. Tidak jauh dari gerbang, Jake melihat ada musuh berbendera hijau yang mengayunkan sebuah morning star kepada seorang pasukan Charles. Beberapa denting besi yang bertempur dan pertarungan itu dimenangkan oleh pasukan Sultan yang memegang morning star. Orang itu menjulurkan lidahnya seakan bangga karena membunuh pasukan Charles. Kemudian dia menoleh ke arah gerbang kerajaan dimana Jake berdiri.

The Alpha Charles: Unhistorical Kingdom [END]Where stories live. Discover now