24 - Jaring-Jaring Ungu

19 9 0
                                    

Pada dasarnya tidak ada makhluk hidup di dunia ini yang bisa hidup tanpa makhluk hidup lain.

Bahkan makhluk soliter yang hidup di tengah hutan sendirian juga membutuhkan makhluk hidup lain untuk menjadi makanannya.

Manusia juga merupakan makhluk seperti itu, mereka membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat berteduh, kebahagiaan, dan juga cinta.

Semua aspek yang hanya bisa mereka dapatkan dengan menjalin hubungan dengan manusia lainnya.

Hubungan yang berdasarkan atas rasa saling membutuhkan suatu saat akan terputus begitu saja, ketika salah satu individu sudah tidak bisa memberikan apa yang menjadi kebutuhan individi lainnya.

Itulah yang kupelajarin ketika berbaur bersama manusia, mereka adalah makhluk yang menyenangkan, tapi juga bisa menjadi sosok menakutkan.

Aji yang selalu membantuku adalah seorang manusia, dan orang-orang yang mengejarku untuk menggunakan kekuatanku juga adalah manusia. Tidak ada manusia yang benar-benar baik, dan juga tidak ada manusia yang benar-benar jahat.

Hari ini aku kembali merasakan bagaimana menjadi manusia, dikelilingi oleh sosok-sosok asing tak dikenal yang terlihat mencoba mengkhawatirkanku. Memberi basa basi tentang bagaimana kabarku, dan juga menanyakan tentang penyakit yang kuderita.

Aku mencoba saran Aji dengan tetap tersenyum sambil mengatakan apa yang harus kukatakan. Menjadi manusia terkadang sedikit menyebalkan, karena aku harus mengatakan kata-kata yang ingin mereka dengar dan juga melakukan hal-hal yang mereka ingin aku lakukan.

Aku yakin itulah yang Aji rasakan... Tentang semua ini...

"Selamat Pagi Aya, bagaimana akhir pekanmu?

Seorang gadis kecil berkuncir kuda datang dengan senyuman cerianya, ia bergabung dengan kerumunan orang-orang yang mengelilingi meja . Kalau tak salah namanya adalah Mila, akhir-akhir ini ia sering sekali menyapaku.

Sudah dua hari, teman-teman sekelas Aji berkerumun di kursi tempatku duduk. Aku tidak tahu kenapa mereka melakukannya, maksudku apakah ada alasan khusus mereka melakukan hal ini? Apakah mereka melakukannya karena aku adalah murid baru? Atau karena kemarin aku pingsan sampai-sampai harus masuk UKS?

Diperlakukan dengan berebeda membuatku tidak merasa spesial, entah kenapa hal ini membuatku sedikit muak. Aku lelah harus menanggapi semua kata-kata mereka, mereka tidak tahu apapun tentangku dan mereka bersikap seolah-olah mereka tahu siapa aku.

Hanya Aji yang tahu siapa sebenarnya diriku...

"Hei Aya... Kamu melamun ya?"

"Ahh Maaf? Tadi kamu tanya soal apa?"

"Akhir pekanmu..."

"Ohh itu, ahh cukup menyenangkan..."

Diam-diam kuarahkan pandanganku pada bangku belakang, melihat Aji yang duduk sambil berbicara dengan Nina, si ketua kelas berkacamata yang tempat duduknya tepat di sebelahku. Ia sepertinya tidak ingin mengganggu teman-teman lain yang ingin mengobrol bersamaku, akan tetapi entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan mereka berdua.

Mereka seakan membicarakanku, akan tetapi hal itu tidak mungkin bukan? Karena Nina tidak mengetahui apapun tentangku.

..................................................................................................................................................................

Ada banyak sekali legenda yang berkembang di masyarakat, beberapa legenda hanyalah sebuah omong kosong yang digunakan untuk menakuti bocah-bocah bandel yang tak mau pulang sebelum matahari terbenam.

Malam Sebelum JumatDonde viven las historias. Descúbrelo ahora