43. Titik Terang

6 2 0
                                    

Pak Rusli,ketika mendapatkan laporan rinci dari pria yang lebih muda lantas mengadakan rapat pada teamnya,ia kembali beraksi di depan papan tulis dengan kepingan parsel yang mulai lengkap,beberapa team juga meluncur ke Jogja guna menyelidiki siapa pengirim bunga mawar itu sudah kembali dengan hasil yang mereka bawa.

“Dari analisis saya, motif pria ini lebih jelas”Kata Pak Rusli.

Di meja dengan papan berwarna hitam tersebut,kapur menari di atasnya bertuliskan tiga nama atas kemungkinan yang mereka duga,pertama tentu saja Haikal,lalu,ada Rain,lalu,Hanif,pria yang baru di ketahui sebagai saudara sepersusuan istri dari Haikal.

“Pria ini di dukung oleh bukti,namun alasan dan latar belakangnya tidak jelas, hubungan keduanya baik,dari keterangan istrinya dan beberapa orang terdekatnya tidak memberikan informasi yang mendukung”

“Jika mantan kekasihnya, motifnya jelas,ia pun sering menemui Haikal belakangan ini,bukankah ia juga yang membawa istri Haikal ke kantor polisi?tidak mungkin jika sudah tidak cinta berlaku seperti itu”Analisis pria yang lebih muda,kemudian,menghapus nama Rain begitu saja dari daftar.

“tapi tidak ada bukti jika itu mantan kekasihnya,dari Haikal,pria itu membantunya untuk keluar dari bui,ia menyewa pengacara tanpa sepengetahuan istrinya”imbuh pak Rusli.

Keduanya terdengar mendesah ringan,Pak Rusli di depan kembali menjabarkan analisis kemungkinan yang terjadi bagaimana kejahatan itu di mulai,“Pada Sore harinya Haikal mengaku menjumpai mertuanya,ia meminum teh bersama,lalu,pemuda itu juga pergi ke kawasan Bogor untuk menjumpai Hanif,yaitu saudara sepersusuan istrinya,malam itu kota tengah Hujan lebat, mungkin saja pria itu menunggu hingga reda lalu menerobos ketika subuh, sangat membingungkan pak”kata seorang lelaki yang lebih muda di antara keduanya.

“Bagaimana dengan pria ini,dari pengakuan sang istri, pria ini adalah saudara sepersusuannya,sudah pasti keduanya seumur, atau lebih tua satu tahun,bagaimana bisa seorang pemuda berumur 18 tahun membeli sketsa?sedangkan ibu dan Ayahnya adalah seorang pembantu, kecuali atas perintah dari ibu angkatnya”Imbuh pria yang lebih tua sembari mencoba menyusun skenario kasus ini.

“Bisa jadi pak,ibu angkatnya adalah orang berada,hanya saja,kemana ia saat berjanjian dengan Haikal di kota hujan? menurut sang istri suaminya sudah bersusah payah menggambar sketsa itu,tapi saudaranya tidak menepati janji dan menghilang pada malam itu”kata pria yang lebih muda.

“Team B sudah turun menyelidiki pria itu pak, kemungkinan ia belum kembali ke Singapura dan masih di Bogor atau di Jogja”tambahnya.

Pak Rusli menaruh kapur di meja,ia lantas berkata,“Sudah larut,mari istirahat”katanya,seraya terkekeh di ujung bibir.

“Mengapa?apa ada titik terang mengenai Analisis bapak?”kata pria yang lebih muda bersemangat.

“Kita tunggu saja,terus awasi istrinya,jangan terlepas sedikitpun”katanya.

“ah,bapak,biarkanlah saya mengurangi beban pikiran saya malam ini”decaknya.

Kedua pria yang lebih tua tertawa,lalu, masing-masing dari mereka mengundurkan diri,ketika pria yang lebih muda melewati sel Haikal,lelaki itu tengah sholat,wajahnya tenang hingga hati pria yang lebih muda sedikit terusik dengannya,ia lantas menunggui sampai lelaki itu selesai, setelahnya,pria yang lebih muda—tapi tidak lebih muda dari Haikal—mengajak pria itu berbincang sedikit di balik jeruji besi,para polisi yang berjaga sudah hampir tertidur,sedangkan para tahanan masih ada yang sekedar merenung.

***

Setiap harinya,ketika Key mulai kehilangan akal sehatnya,ia menari di bawah hujan yang begitu deras di taman belakang rumahnya,seolah,ini seperti Bunda dan ia dahulu,di mana Key yang tengah asyik bermain hujan,lalu,Arin memarahi,kemudian Anwar membela dirinya dengan tawa kecil ketika sang ibunda marah besar,sengaja, agar Arin begitu marah dan kemudian merajuk.

Pasangan debatWhere stories live. Discover now