24. Gosib tetangga

13 2 0
                                    

Seperti kata Haikal kemarin,bahwa ia akan pulang lambat dan Key terpaksa naik angkutan umum,sepulang kuliah wanita berkerudung coklat tua itu berjalan menuju rumahnya setelah sebelumnya naik bus kota.

Meski jalanan lumayan jauh,ada sekitar 1 kilo baru sampai di tempat Key,melelahkan memang.

“kalau setiap hari kayak gini,gue bisa berotot”gumamnya.

“eh,Neng,sini Akang bonceng”ujar seorang lelaki di pangkalan ojek dengan motor supra-nya.

Sedangkan Key hanya sekedar menunduk lalu melanjutkan perjalanannya.

“eh,lo,nang-neng nang-neng,udah punya suami si dedek itu”ujar yang lainnya.

“ciwah,istrinya si bang Haikal itu bukan?”

“Entu tau”

“Mantap juga,pengen gue di ubah nasibnya kayak bang Haikal juga,dapat cewek cantik”

“Edan”Ujar yang lainnya.

Key berdecih pelan lantas mempercepat langkahnya,tak ada habis-habisnya omongan orang-orang,pedahal Key dapat mendengarnya,apa mereka tidak malu?.

Melihat warung buk Neneng membuat Key berbinar,ia lantas lebih mempercepat langkah agar sampai lebih cepat.

“Bukk,es teh satu”ujar Key berbinar.

“eh,neng,kok jalan”ujarnya,sedangkan Key lantas duduk di bangku kayu dan menaruh tasnya di meja.

“Suami Key pulang lambat buk”

“Oalah”

“Es teh ya buk,gak usah manis-manis”pesan Key.

“siap”ujarnya,sembari mengangkat jempol ke atas.

“Buk,suami Key punya utang di sini?”

“gak ada neng”

“oh,syukurlah”

“Ini neng,udah jadi”ujarnya sembari membawakan Key segelas air teh dingin.

Key lantas menyambutnya senang,meminumnya dengan rakus hingga tersisa setengah.

“Haus sekali rupanya”Ujar buk Neneng sembari duduk di depan Key.

“Iya buk”

“Neng,memangnya itu belum berisi juga?”ujarnya sembari menunjuk perut Key dengan dagu.

“em?,be.belum”ujarnya.

“Ibuk liat-liat Suami Neng suka bermain dengan anaknya tetangga sebelah”

Key lantas mengangkat wajahnya,menatap sang lawan bicara yang sepertinya sedikit mengusik.

“Hati-hati Neng,ini pengalaman Ibuk sih,dulu ibu di tinggal karena tidak bisa punya anak,jadinya ibuk begini,seorang janda”ujarnya,lantas Key menelan liurnya dalam hingga terasa begitu tertekan di bagian kerongkongan.

“Fitri?”

“itu keponakan ibuk Neng,orang tuanya sudah meninggal”ujarnya.

Key lantas menganguk pelan.

“ini uang bu”ujar Key menyodorkan selembar uang kepada buk Neneng,ia lantas menghabiskan sisa tehnya sebelum beranjak menenteng kembali tas-nya,seorang wanita dewasa datang sembari memberikannya senyuman tipis lalu memandang dan mulai berbicara pada buk Neneng bahwa ia ingin membeli.

Key lantas pergi setelah berpamitan,menenteng tas-nya menuju rumah sederhana miliknya dan Haikal.

“Benar ini buk,kemarin saya lihat sendiri”

Pasangan debatWhere stories live. Discover now