34. Mahameru (2)

7 2 0
                                    

Perjalanan di lanjutkan saat sang fajar naik di posisinya,team menuju Kalimati, sepanjang jalanan yang mendatar,Key di gendongnya agar tidak begitu lelah,karena saat mendaki di Mahameru nanti sudah pasti ia akan begitu kelelahan dan Haikal tidak bisa membantu banyak,Haikal rasa, mungkin saat kembali ke Jakarta ia akan memeriksa punggung,kaki,pinggul, lengan,dan lehernya, mungkin saja sudah hilang setengah,Key begitu berat,benar–benar berat hingga Haikal merasa ia telah berotot saat ini juga,sepertinya sudah seperti binaraga,atau atlet tinju dan semacamnya yang mempunyai otot besar, dinginnya pegunungan membuat pasokan oksigen semakin berkurang, tapi jika masih di Kalimati,belum terlalu terasa,dan apabila jika sudah di puncak, barulah akan begitu terasa oksigen benar-benar menipis.

Di Kalimati, puncak sudah benar-benar terlihat,team kembali memasang tenda di sana,saat jam dua belas nanti barulah team akan melakukan Start Summit Attack guna mengejar Sunrise di puncak Mahameru.

“Mas,capek?”Katanya pada Haikal yang terbaring lelah di tenda.

“Iya,Mas mu benar-benar lelah”Katanya dengan kalimat datar.

Sedangkan Key terkikik geli mendengarnya,ia lantas membuka kaus kaki dan jaket hingga tersisa kaus lengan panjang dan juga celana lapangan,“Mas,Key pengin deh makan buah alpukat”ujarnya sembari ikut berbaring dan membiarkan pintu tenda terbuka.

“Dek, seandainya saya seperti burung,maka akan saya kabulkan saat ini juga”

“Ini terakhir kok Key naik gunung,janji”

“Jangan dulu meminta alpukat ya,anak saya”Katanya dan Haikal segera menaruh telapak tangannya pada permukaan perut datar Key.

“Tadi,Rain ngomong sama Key”Ujarnya bimbang.

“em?”

“Dia mau pindah univ tau Mas”

“Alhamdulillah”

“ih,kok Alhamdulillah,Key kan jadi kurang temennya”

“dan saingan saya berkurang”

Bibir Key mengulum menahan senyumnya,ia lantas saja duduk dan memakai kaus kakinya kembali serta memperbaiki tatanan jilbabnya,sebelum ia keluar,suara Haikal kembali terdengar,“Kau hendak kemana dek?”Katanya hingga ia ikut terduduk.

“Pengin bantu kak Diana sama yang lain masak”

“Baiklah,jangan pergi kemana-mana,saya ingin beristirahat”

“siap Mas pak dos”Katanya sembari hormat bendera.

“Jangan bersikap seperti ini pada orang lain dek”katanya sembari mencolek hidung Key.

“Kenapa Mas? Key salah ngomong?”

“Tidak,hanya saja saya takut jika orang lain juga jatuh hati padamu”

“Romantis banget sih Mas dos”

Gue curiga suami gue kelahiran 40an, Namun perkataan itu hanya di telannya di tenggorokan,usaha yang baik Mas, mungkin dia takut kalau istrinya yang membahana ini di tikung Rain, oh, lihat eksperi itu Key,amat serius seakan kata-katanya adalah puitis yang sangat indah,Mas dos,begitu norak dan ketinggalan zamannya dirimu.

“Kenapa melihat saya seperti itu?”

“enggak,Key rasa Mas harus Key kasih imbalan atas keromantisan ini”

Pasangan debatWhere stories live. Discover now