40. Pak Anwar

8 2 0
                                    

“Mas,mau kemana?”

“Saya ada urusan,kau tunggulah di rumah, atau,jika kau takut,hubungilah sahabatmu selain Rain dan lelaki lain”katanya.

Haikal yang buru-buru segera mengecup Key dan berjalan tergesa keluar kamar,tak lupa ia mengambil tas dan juga kunci motor.

“Mas, pulang malam?”

“Saya tidak tahu,saya akan berusaha agar tepat waktu”Katanya.

“Mas Key—”

“Assalamu'alaikum”Hingga tanpa menunggu jawaban lagi,Haikal berangkat dengan terburu-buru, meninggalkan Key yang suaranya sudah di ujung lidah.

“Wa’alaikumussalam, hati-hati”

Key lalu menoleh pada pekarangan rumah yang rumputnya sudah memanjang,beberapa bunga telah lebat akibat di tinggal sebulan, padahal,ia pun akan berangkat kuliah pagi ini,tapi Haikal meninggalkannya dengan terburu-buru.

Key lalu masuk lagi,ia harus membereskan rumah sebelum keluar pada halaman yang kotor.Key pernah berpikir bahwa,jika ia berhenti kuliah,mungkin inilah kesehariannya, mengurusi rumah,suami,dan anak (masih dalam masa sanggah).

Key berjalan memunguti pakaian kotor,membereskan buku-buku dan juga kertas.

Di tengah kegiatan,suatu kertas berbentuk hati tertulis,“temukan saya”tulisnya,di bawah hati yang hanya separuh.

“Mas”desisnya,dengan wajah merona. 

Key lantas saja membuka setiap kertas,ternyata, untuk beberapa kertas terdapat tulisan.“tempat berbagai tawa?”tulisnya.

Untuk kali ini Key berpikir keras dengan teka-teki konyol suaminya ini,ia lantas saja menuju dapur,“Tempat berbagi tawa”gumamnya sembari mencari petunjuk lain di dapur.“oh!!kamar”serunya.

Ia lantas berjalan dengan sedikit berlari menuju kamar,“biasanya kan kalau ketawa pada di kasur”katanya,ia lantas saja menuju kasur,melihat semua bantal dan juga bawah kasur.

“kok,nah ini”katanya,seraya memunguti kertas yang jatuh dari sprei.

“saya dari pohon”tulisnya,sedangkan Key mencebik kesal karena begitu banyak teka-teki.

Key lalu memutar kepalanya seperti mercusuar,lalu ia berjalan pada satu lemari kayu tempat pakaian Haikal,dan,ini adalah papan yang berarti pohon.

“gak ada apa-apa”kesahnya.

Key menghela napasnya kasar,ia lalu berjalan lesu kembali pada kasur untuk mengistirahatkan dirinya yang baru saja berlarian kesana dan kemari karena akibat suaminya sendiri.

Tapi ini menggangu Key, sangat,ia penasaran dengan kertas lainnya yang Haikal sembunyikan,ia lalu berlari kecil menuju kamarnya lalu membuka lemari,senyum Key mengembang,ia lantas mengambil bunga matahari berukuran besar dari dalamnya,lalu,ada kertas lainnya di bawah bunga.

“Saya mencintaimu,temukan hati saya”

Sembari masih menciumi bunga matahari berukuran besar itu,Key berdecak membaca kertasnya,kali ini tidak ada petunjuk yang berarti Key harus mencari kesegala arah.

“Mas mah jahat banget,gak tau Key sampai keringetan buat cari ini doang?”

Melihat jam telah menunjukkan pukul 7, Key menghentikan pencariannya,ia harus beres-beres rumah dan memasak,bunga matahari,Key taruh di botol kaca,lalu ia memajangnya di meja tamu,Key tau,ini bunga matahari yang berada di depan rumah,Haikal tidak membelinya,sebenarnya,ia ingin marah karena bunga sebesar ini di petik begitu saja,tapi untuk kali ini tidak mengapa,suaminya sudah berusaha membuatnya tersenyum di pagi hari,meski berkeringat juga.

Pasangan debatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang