73. Anti-Romantic

4 3 0
                                    

Pagi itu, Clara dan Bowo sudah bersiap untuk pulang ke rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi itu, Clara dan Bowo sudah bersiap untuk pulang ke rumah. Namun, mereka berdua justru memilih untuk ikut berkumpul, bersama anggota geng Jervanos serta geng Tiger di markas.

Akhir pekan, yang membuat mereka semua bersenang-senang dan bisa menghabiskan waktu seharian, untuk melakukan apa pun sesukanya; termasuk bersantai di markas. Begitu pula dengan Flora yang ikut bersama mereka, karena mendapat paksaan dari Bella. Berhubung kedua orang tua Clara sudah mempercayai Haruto sepenuhnya, sehingga Clara dan Flora tidak lagi merasa dikekang ataupun dilarang untuk keluar rumah, pada hari Minggu.

Sementara itu, suasana di markas cukup ramai. Cukup banyak laki-laki, yang membuat candaan di sana, sebagai bentuk hiburan sekaligus mengeratkan ikatan pertemanan di antara mereka. Namun, tidak dengan Devano yang justru beranjak dari markas, setelah melihat kepergian Flora.

"Peri, lo mau ke mana?" Suara itu, menghentikan langkah Flora, yang berada di tepi jalan.

Tidak ada balasan, sehingga Devano menghampirinya. "Peri lo ...."

"Diam!" mulut Devano langsung terbungkam detik itu juga, saat bola mata Flora menyorot pandangannya. "Gue nggak mau bicara sama lo, Kak," lanjutnya membuat Devano menyadari. Dan, langsung menjewer kedua telinga dan merunduk.

"Maaf, gue lupa." Lalu, sorot mata Flora kembali tertuju pada jalanan. Ia pun mulai berjalan di Zebra Cross, dan memasuki cafe Osteria. Devano yang tersadar, langsung berlari menyusul Flora.

"Flo, gue temenin, ya?" tawar Devano mensejajarkan diri di dekat Flora, tetapi Flora justru sibuk melihat-lihat daftar minuman, di area take away.

"Lo suka minuman rasa apa? Kalo gue sih, lebih suka kopi yang pahit. Karena yang manis, itu cuman lo." Gombalan dari Devano, tidak membuat Flora salah tingkah, ataupun terpesona. Justru, barista yang berada di bagian kasir yang tertawa diam-diam, saat mendengarnya.

"Mas, saya mau pesan vanilla late tiga, sama read valvet satu." Barista itu berhenti tertawa, dan langsung mencatat pesanan dari Flora.

"Banyak banget pesanan lo, buat siapa aja? Atau, lo beliin buat gue? Tapi, gue cukup minum satu, Flo. Jadi, jangan ...." Perkataan Devano terpotong, ketika suara barista itu menyambar untuk memberitahu total pesanan Flora. Sehingga, Flora langsung mengeluarkan kartu untuk membayar.

"Terima kasih, Mas." Flora menerima sekantong plastik, yang sudah berisikan minuman-minuman dengan dua jenis rasa. Lalu, ia berbalik dan kembali ke markas. Devano pun masih mengikutinya, dari belakang.

Ternyata, Flora membelikan minuman untuk dirinya, dan juga Bella, Zoya serta Clara. Karena sebagian dari laki-laki di sana, sudah meminum sebotol bir. Sedangkan, Bowo, Gavin, dan Awan saja yang memilih untuk meminum kaleng soda, tanpa kandungan alkohol. Sehingga, Flora berniat untuk membelikan minuman segar, untuk para perempuan di sana.

"Maaf, Kak. Gue nggak tau minuman kesukaan lo apa, jadi gue beliin rasa yang sama." Zoya mengangguk, ia menerima minuman pemberian dari Flora dengan senang hati.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Where stories live. Discover now