17. She Is Mine

20 3 3
                                    

Tidak ada sahutan dari Clara, yang tampak terbaring di atas kasurnya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Tidak ada sahutan dari Clara, yang tampak terbaring di atas kasurnya. Bahkan, selimut tebal itu telah menutup sekujur tubuh, hingga bagian kepalanya. Haruto, tetap melangkah mendekati Clara.

"Ra?" Haruto kembali memanggil nama itu, namun pemiliknya enggan bersuara. Sehingga, Haruto mencoba untuk meraih selimut tebal tersebut, supaya Clara bisa bangun dari tidurnya.

Brug!

Tubuh Haruto terhuyung ke depan, pada saat tangannya menarik selimut tebal itu. Alih-alih Clara justru ikut menarik selimut itu, dengan genggaman yang begitu kuat. Sehingga, Haruto kehilangan keseimbangan dan terjatuh tepat di atas tubuh Clara. Bibir tebal Haruto, mendarat tepat di pipi Clara yang sudah merah merona.

Bola mata membulat sempurna, keduanya beranjak bersamaan. "Haru!! Barusan lo ngapain?!" tanya Clara berbalik memandang Haruto, saat ia sudah berdiri di samping tempat tidur.

"So-sorry, Ra. Gue tadi nggak sengaja, lo gakpapa 'kan?" balas Haruto tetapi dengan seulas senyuman, karena kali ini ia berhasil mendapatkan kesempatan itu; untuk mencium Clara saat sudah menjadi pacarnya.

"Dasar mesum!" hina Clara sambil mengusap pipinya berkali-kali, untuk menghilangkan kehangatan dari bibir Haruto yang sangat membekas.

Haruto mendekati Clara. "Gue bukan cowok mesum, ya. Dan, gue nggak sengaja cium lo, itu karena ...."

"Awas, nggak usah deket-deket gue lagi!" bentak Clara mendorong Haruto, lantas memasuki kamar mandi.

"Ra, gue ke sini cuman mau lihat kondisi lo." Langkah Haruto, terus mengikuti Clara hingga berhenti di depan pintu kamar mandi, karena Clara lebih dulu menutup pintu tersebut dengan cukup kencang.

"Aaaaaa!" teriak Clara dari dalam kamar mandi, membuat Haruto panik dan segera mengetuk pintu. "Ra, kenapa?"

Pintu itu akhirnya terbuka, disambung dengan Clara yang berlari dari dalam, dan langsung memeluk Haruto di hadapannya. "Gue takut!" seru Clara memejamkan mata, semakin mengeratkan pelukannya pada Haruto.

Haruto menyeringai senyuman. "Biar gue usir cicaknya dulu," ujar Haruto membuat Clara mulai tersadar, lantas menjauhkan diri dari Haruto.

"Kenapa lo tahu kalo gue takut cicak? Selama kita pacaran, gue sama sekali nggak pernah kasih tahu tentang phobia gue ini," sungut Clara memandang wajah Haruto, yang terus mengembangkan senyuman.

"Minggir." Haruto tidak membalas pertanyaan maupun perkataan dari Clara itu, ia bergegas mengambil sapu yang berada di samping kamar mandi, dan langsung mengusir seekor cicak yang menempel di dinding kamar mandi.

"Cicaknya udah keluar, sekarang lo bisa mandi," ucap Haruto membuat Clara mematung.

Haruto memetikkan jari tengah, dan ibu jarinya secara bersamaan di depan wajah Clara. "Cepat mandi, nanti cicaknya keburu masuk lagi," suruh Haruto, menggugah Clara untuk segera masuk kembali ke kamar mandi.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon