36. Happiness

9 2 0
                                    

"Ah, bukan apa-apa kok

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Ah, bukan apa-apa kok." Clara bergegas ke luar dari kamar mandi, meninggalkan Zoya di sana.

"Kayanya ada sesuatu yang Clara sembunyikan, tentang Haruto?" geming Zoya setelah melihat kepergian Clara, yang sangat mencurigakan.

"Dari awal, gue memang udah curiga sama hubungan mereka berdua. Padahal, dulu setiap kalian mereka bertemu pasti selalu berantem. Terus, kenapa tiba-tiba mereka pacaran? Cuman karena dipaksa sama pak Santoso, jadi mereka langsung saling suka? Tapi, nggak heran sih. Waktu Ajun nembak gue juga itu karena perintah dari pak Santoso, coba aja kalo pak Santoso nggak suruh Ajun buat menyatakan perasaanya di depan kelas. Pasti, gue sama Ajun nggak bisa pacaran."

Zoya mendekati cermin, tersenyum singkat. "Kalo dipikir-pikir, pak Santoso itu hebat juga. Bisa mempersatukan dua manusia yang pernah saling benci, dan pernah saling asing. Dulu Clara sangat membenci Haruto dan gue juga nggak kenal sama Ajun. Tapi, berkat pak Santoso kita semua jadi bisa bersatu." Setelah membayangkan betapa hebatnya kemampuan pak Santoso, Zoya dibuat tersadar.

"Ih, kenapa gue jadi mikirin pak Santoso sih!" Zoya menggelengkan kepalanya berkali-kali, ketika wajah sangar pak Santoso berubah menjadi wajah menggemaskan dan muncul di pikiran Zoya. Kemudian, ia pun langsung berlari ke luar dari kamar mandi.

"Ekhem." Keheningan teralihkan dengan suara dehaman, dari Bondan yang tiba-tiba saja datang menghampiri Bella.

Pandangan mereka semua tertuju pada Bondan, entah apa yang akan Bondan lakukan. Saat tangannya diulurkan di depan Bella, dengan senyum simpul di kedua sudut bibirnya. "Kenalin, aku Bondan. Wakil ketua geng Tiger, yang paling ganteng dan paling sexy," katanya membuat Bella terkekeh.

"Sexy apanya?" tanya Bella dengan beraninya. Lantas, Bondan pun langsung berlutut di depan Bella, dan meraih tangannya.

"Lo mau lihat yang apa dulu? Mau yang di luar atau yang di dalam?" tanya Bondan membuat Ajun, Gilang, Kyle, dan Marshell menganga bahkan menutup mulutnya. Sedangkan, Haruto mendesis dengan tawa. Keanu, Devano, Kevin dan Bowo hanya memandangnya dengan raut datar.

"Mata kamu itu terlalu indah, jadi nggak cukup kalo cuman dilihat satu kali. Dan, kamu akan semakin cantik kalo lagi tersenyum." Bondan menatap bola mata Bella lekat, dengan tangannya yang terus mengelus punggung tangan Bella. Lalu, pelan-pelan Bondan mengarahkan punggung tangan Bella, untuk mendekat pada bibirnya.

"Heh!!" Haruto dan Kevin langsung bangkit dari duduknya, dan menarik Bondan supaya menjauh dari Bella secepatnya.

"Jangan macam-macam sama Bella, kalo lo berani sentuh dia. Hadapi gue dan Kevin dulu, ngerti!" seru Haruto.

"Kita berdua ini kakaknya Bella, jadi kita nggak akan membiarkan cowok mana pun, menyentuh Bella. Apalagi, cowok itu lo."

"Ah, males banget harus berhadapan sama kalian." Bondan menepis tangan Haruto dan Kevin, yang mencengkeram kerah jaketnya. "Tapi, gue udah terlanjur terpikat sama Bella. Jadi, mau nggak mau gue harus menghadapi kakak-kakaknya, iya 'kan?"

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt