22. Additional Character in My Life

13 2 0
                                    

Haruto berlari menyusul kepergian Clara, ia merangkul bahunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haruto berlari menyusul kepergian Clara, ia merangkul bahunya. "Kita naik itu yuk," tunjuk Haruto pada sebuah wahana, yang berukuran besar dan berbentuk lingkaran.

"Gue takut ketinggian," tolak Clara, dengan menelan cokelat di mulutnya.

"Kan ada gue, tadi juga di rumah hantu gue takut. Tapi, ada lo."

"Sama-sama menguntungkan, kalo punya pacar yang banyak perbedaan kaya gini, Ra," lanjut Haruto menyengir.

"Maksud lo, kita pacaran cuman buat saling memanfaatkan?" tebak Clara menepis tangan Haruto, dari bahunya.

"Iya, buat apa lagi? Memangnya, lo udah jatuh cinta sama gue? Atau lo udah benar-benar punya perasaan lebih ke gue? Karena setahu gue selama kita pacaran, cuman gue yang cinta sama lo. Tapi, itu nggak masalah sih, kalo hubungan ini berlangsung karena adanya cinta sepihak. Yang penting, gue bisa jadi orang yang istimewa buat lo, dan selalu ada disisi lo."

"Dengar, ya. Sampai kapan pun, gue nggak akan pernah jatuh cinta sama lo. Gue masih pertahankan hubungan kita ini, karena gue kasihan sama lo. Gue juga udah anggap lo sebagai satpam, yang selalu ada buat gue kapan pun dan di mana pun gue butuhkan, lo bisa menjaga gue, lo bisa kasih gue cokelat setiap hari, bahkan lo bisa jadi petugas kebun binatang, kalo sewaktu-waktu gue suruh lo buat bunuh cicak di kamar atau di sekolah. Iya, 'kan?"

Haruto mengulas senyuman miring, ia memalingkan pandangannya sekilas dari Clara. Lalu mendecak, "Ternyata gue berharga, ya, buat lo."

Clara terdiam sejenak, ia melipat bibir bawahnya. Lantas, meraih satu tangan Haruto. "Thanks," ucap Clara singkat sambil meletakkan bungkus cokelat, di atas telapak tangan Haruto. Dan, kembali berjalan.

Haruto hanya bisa tersenyum, memandang siluet tubuh Clara dari belakang. Lalu, membuang bungkus cokelat ke tempat sampah, dan meraih pergelangan tangan Clara dari belakang. "Haru!!" teriak Clara memberontak.

"Gue mau balas budi sama lo, karena tadi lo udah jadi pahlawan di rumah hantu itu. Sekarang, gue yang harus jadi pahlawan buat lo, Ra," ucapnya berlari membawa Clara menuju area bermain.

"Iya, tapi nggak kaya gini juga, bego!" sembur Clara kasar.

"Clara? Lo yakin mau naik ini? Bukannya lo takut ketinggian?" tanya Zoya yang sedang mengantri di wahana bianglala itu, setelah menaiki wahana roller coaster bersama dengan Ajun.

"Iya, gue nggak mau naik, ah!" Clara berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Haruto, namun Haruto kembali menarik pergelangan tangan Clara.

"Kalo lo nggak naik, gue nggak akan kasih cokelat lagi buat lo setiap hari," ancam Haruto membuat Clara mengembuskan napas berat.

"Udahlah, Cla. Naik aja, lagian ini nggak bahaya kok," sambar Ajun dengan wajah yang selalu menggemaskan itu.

"Lucu banget sih," puji Zoya mencubit pipi Ajun, sehingga keduanya saling melontarkan tawa.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Where stories live. Discover now