38. Not Alone; You With Me

12 2 0
                                    

"Aish, kenapa harus datang bulan sekarang! Mana gue nggak bawa pembalut lagi," keluh Clara saat sudah berada di dalam toilet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aish, kenapa harus datang bulan sekarang! Mana gue nggak bawa pembalut lagi," keluh Clara saat sudah berada di dalam toilet.

"Gimana ini, ah! Apa gue suruh Zoya buat beli pembalut, di minimarket sekolah, ya?" Clara langsung meraba saku seragamnya, ia mencari handphone yang ternyata tertinggal di dalam laci mejanya.

"Sial!! Gue harus gimana sekarang? Masa gue masuk ke kelas, sedangkan rok belakang gue kotor kaya gini." Clara mulai menangis di dalam toilet, ia memilih untuk berdiam diri di dalam sana. Karena rok bagian belakangnya, terlihat kotor sebab bercak darah.

Sementara itu, suasana di dalam kelas tampak hening. Bu Fatonah tampak sibuk mendengarkan, satu per satu anak yang mulai melakukan presentasi, sehingga ia tidak begitu memperdulikan kehadiran Clara di dalam kelasnya. Sudah cukup lama, Clara berada di dalam kamar mandi. Sehingga, Haruto pun mencemaskan keadaan Clara. "Sampai gue selesai presentasi, dia belum juga balik ke kelas," gerutunya.

Diam-diam Haruto ke luar dari kelas, saat Bu Fatonah dan teman-temannya memberikan tepuk tangan untuk Didi, yang sedang melakukan presentasi di depan kelas. Haruto keluar melewati area belakang kelas, dan ia pun membawa jaket bersamanya. Sehingga, kepergian Haruto dari dalam kelas tidak ada yang tahu, terlebih dengan Ajun.

"Ra!!" panggil Haruto membuat tangis Clara terhenti.

"Ra, lo masih di dalam 'kan?" tanya Haruto yang tidak berani masuk ke dalam kamar mandi perempuan, sehingga ia memilih untuk menunggu Clara di luar. Tidak lama kemudian, Clara pun ke luar dari kamar mandi, dengan kedua mata yang sembab.

"Lo kenapa? Kok nangis?" tanya Haruto mengusap pipi Clara yang memerah.

"Gue datang bulan," lirih Clara merunduk.

Haruto justru mengacak puncak rambut Clara, dengan senyuman. "Gue beliin pembalut dulu, ya. Lo tunggu di dalam aja, jangan keluar sebelum gue panggil lo buat keluar."

Clara mendongak, ia menangkap Haruto yang mulai berlari meninggalkannya. "Kenapa Haru, selalu baik ke gue sih. Gue jadi semakin nggak bisa melepaskan dia," geming Clara kembali masuk ke dalam kamar mandi.

"Ra!!" Haruto sudah membawakan roti Jepang itu, untuk Clara. "Cepat ganti, gue akan tunggu lo di sini," suruh Haruto pelan. Sehingga, Clara langsung masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan rok belakangnya dengan air. Namun, bercak darah masih sedikit membekas di sana.

"Makasih, ya." Clara memandang Haruto, lalu Haruto melingkarkan jaket di pinggul Clara. Sehingga, bagian rok belakang Clara yang kotor tertutup oleh jaket milik Haruto.

"Udah aman, 'kan?" tanya Haruto selepas mengikatkan lengan jaketnya, supaya tidak terlepas.

Namun, Haruto justru mendapatkan pelukan dari Clara, sebagai balasannya. "Ra?" Haruto mengusap rambut Clara yang tergerai.

"Gimana seandainya kalo nggak ada lo, pasti gue udah malu banget."

"Ra, lo nggak pernah sendirian. Karena ada gue di sini, dan gue nggak akan pernah meninggalkan lo sendiri. Okey," ujar Haruto sambil melepaskan pelukan itu.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Where stories live. Discover now