35. Buta 🌾

3.8K 313 10
                                    

Happy Reading;))
•••

“A'a,” lirih Aisyah.

Aisyah langsung memeluk erat tubuh Gus Hanan yang terbaring lemah di atas brankas. Mata laki-laki itu yang mulanya terpejam kini mulai terbuka lebar, matanya hanya menatap ke atas langit-langit rumah sakit padahal Aisyah ada di dekapannya.

“Sayang,” panggil Gus Hanan.

Aisyah melepaskan pelukannya, ia menatap wajah suaminya. Ada yang aneh di sana, dari pertama suaminya membuka mata, laki-laki itu sama sekali tak melihat ke arah dirinya.

“Aisyah di sini, a'. Kamu baik-baik aja ‘kan?” tanya Aisyah dengan lirih.

Tangan Gus Hanan bergerak ke sana kemari untuk mencari dimana wajah istrinya. Ia tak bisa melihat apapun, semuanya terlihat gelap. Ia hanya bisa mendengar suara Aisyah saja tapi tidak bisa melihat wajahnya.

“A'a kenapa?”

Aisyah dengan cepat meraih tangan suaminya yang bergerak kesana-kemari itu untuk mencari dirinya. Ia meletakkan tangan itu di pipinya dan sesekali menciumnya.

“A'a kenapa?” Suara Aisyah sudah sangat lirih. Ia tanpa sadar menangis, suaminya tak kunjung menjawab pertanyaannya membuat ia semakin takut.

“A'a nggak papa sayang,” jawabnya. Bibirnya tersenyum tipis.

“Jujur sama aku, a'. Kamu kenapa sih? Kenapa kamu bisa kayak gini? Kalau lagi nyetir itu fokus jangan sibuk mikirin yang lain,” omel Aisyah.

“Gimana a'a mau mikirin yang lain sedangkan cuman ada bayangan kamu yang selalu berputar dipikiran a'a,” ucap Gus Hanan tersenyum. Aisyah yang mendengar itu menahan degupan jantungnya yang berdetak cepat. Pipinya sudah memanas, bisa-bisanya suaminya berkata seperti itu disaat seperti ini.

“A'...”

“Iya sayangku,” sahutnya.

“Aku serius a',” rengek Aisyah.

“Kurang serius apalagi sih aku sama kamu. Aku nikahin bahkan kemarin udah ada hasilnya, kurang apalagi coba?” Aisyah memukul lengan suaminya karena kesal.

“Bukan itu ish!!”

“Jangan dipukul sayang,” ucap Gus Hanan mengusap lengannya yang sakit akibat pukulan istrinya.

“Biarin!! Biar mampusss!!” ketus Aisyah bersedekap dada.

“Jahatnya,” kata Gus Hanan.

“Kamu beneran nggak papa, a'. Aku panik banget tahu pas bunda bilang kalau kamu kecelakaan, aku takut kalau aku nggak bisa meluk kamu kayak gini lagi.” Tangan Aisyah memeluk lagi Gus Hanan. Hati Gus Hanan yang semula gusar karena khawatir dengan istrinya kini sedikit merasa lega.

Tangan Gus Hanan mengusap punggung istrinya, bibirnya tersenyum. Ia belum memberitahu istrinya apa yang sebenarnya terjadi padanya.

“A'a baik-baik aja sayang, jangan khawatir ya. Kamu juga harus banyak istirahat supaya cepat sembuh juga,” ucap Gus Hanan. Aisyah mengangguk dalam pelukan suaminya.

Aisyah mengalihkan pandangannya, di dalam ruangan itu tak hanya ada suaminya tapi juga ibu mertuanya. Ia baru sadar, wanita itu juga melihat ke arah dirinya. Bibirnya tersenyum tipis.

“Mamah,” panggil Aisyah.

Hafshah dan yang lainnya menunggu diluar, membiarkan Aisyah sendiri saja yang masuk menemui suaminya.

“Kamu yang sabar Nak, ini ujian buat rumah tangga kalian. Mamah tahu kamu itu wanita yang kuat, kita semua ada untuk kamu sama Hanan,” ucap Devina dengan senyuman.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Where stories live. Discover now