17. Back to Malang 🌾

4.1K 346 12
                                    

Happy Reading;))
•••

"Umi!!" pekik Aisyah.

Baru saja turun dari mobil, Aisyah langsung berteriak memanggil Umi Sarah ketika melihat Ibu mertuanya itu berdiri di teras Ndalem. Matanya menatap ke arah Umi Sarah dengan penuh binar.

Mendengar suara menantunya, Umi Sarah lantas menoleh ke arah pagar pesantren. Di sana sudah ada Aisyah dan juga Gus Hanan yang menenteng koper Aisyah ditangan kanannya dan juga sedikit oleh-oleh untuk mereka ditangan sebelahnya lagi.

Umi Sarah langsung berjalan menghampiri putra dan menantunya di sana. Tanpa aba-aba lagi, Umi Sarah langsung memeluk erat tubuh Aisyah.

"Umi kangen tau nggak?" Aisyah juga membalas pelukan Umi Sarah.

"Aisyah juga kangen sama Umi, maaf ya baru bisa datang sekarang," ucap Aisyah tulus.

"Udah, kangen-kangenannya lanjut di dalam aja. Nggak enak jadi pusat perhatian para santri di sini," imbuh Gus Hanan. Ia tak suka jadi pusat perhatian orang lain, terlebih lagi ada Aisyah disana, dirinya tak akan rela jika istrinya dilirik oleh umum.

"Ayok masuk!! Umi mau cerita banyak sama kamu," ajak Umi Sarah pada Aisyah tanpa perduli pada Gus Hanan yang berada di belakangnya.

"Kalau udah ada menantunya, anaknya yang dilupain. Nasib-nasib," keluh Gus Hanan.

Aisyah dan Umi Sarah yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. Gus Hanan menyusul kedua wanita yang ia cintai itu dari belakang.

"Kamu istirahat dulu aja ya, nanti sore baru kita jalan-jalan keliling pesantren sekalian Umi mau ngenalin sama yang lain," kata Umi Sarah.

"Baik Umi," sahut Aisyah.

"Hanan, antar istri kamu ke kamar. Kasian dia kayaknya capek deh, nanti kalau lapar makan aja di meja, tadi Umi udah masak banyak soalnya," ucap Umi Sarah ketika melihat Gus Hanan berada di ambang pintu.

"Iya Umi."

"Umi mau keluar sebentar," pamit Umi Sarah.

"Kemana Umi?"

"Nyari abi kamu, dia pasti seneng kalau tau kalian datang," ucap Umi Sarah antusias. Ia berjalan keluar melewati Gus Hanan yang berjalan masuk.

"Kamar kamu dimana, a'?"

"Di sana, ayok!!"

Gus Hanan menarik tangan Aisyah agar ikut bersamanya. Aisyah hanya pasrah dan ikut saja ketika tangannya ditarik oleh suaminya.

•••

"Des," panggil Winda.

"Apaan?" tanyanya ketus.

"Menurut kabar yang gue denger dari santri lain ya, katanya Gus Hanan ada di sini sekarang," ucap Winda membuat Desi yang duduk di sampingnya langsung menatap ke arahnya.

"Seriusan loh? Ya ampun, demi apa? Akhirnya calon suami gue balik lagi ke sini, gue seneng dengernya," sahutnya dengan tampang bahagia.

Winda mendelik ke arah Desi, gadis itu terlalu tinggi hayalannya. Mana mau Gus Hanan sama dia.

"Nggak usah kepedean deh, Gus Hanan mana mau sama loh!!" desis Winda. Desi beralih menatap tajam ke arah temannya itu.

"Nggak usah iri deh!! Gue selama ini doa sama Allah supaya Gus Hanan balik lagi ke sini dan sekarang doa gue udah terkabul, itu artinya Gus Hanan itu jodoh gue," cerocos Desi.

"Palingan juga Gus Hanan cuman datang mampir doang kayak kemarin, kata ning Haura dia itu sudah menetap di jakarta nggak mungkin pindah ke sini," sela Winda.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang