6. Abidzar Ibrahim 🌾

8.3K 702 17
                                    

Happy Reading;))
•••

"Abang kapan pulang ke sini? Aisyah kangen loh bang," rengek Aisyah menatap layar ponselnya yang menampakan seseorang yang jauh di sana.

Rasa rindunya semakin besar setelah mendengar dan melihat langsung wajahnya di sana, jika orang lain yang sedang merindu seketika rasa rindu mereka akan hilang hanya dengan mendengar suara dan melihat wajahnya walaupun lewat ponsel tapi Aisyah kebalikan dari itu semuanya.

"Abang juga kangen loh sama Aisyah, kangen banget malahan." Suara orang di sebrang sana yang terdengar di ponsel Aisyah.

"Bohong!!" bantah Aisyah cepat.

"Loh kok bohong sih sayang, Abang bener kangen loh sama Aisyah, Ayah, Bunda juga."

"Kalau Abang kangen sama Aisyah, Bunda, Ayah, pasti Abang pulang, jangankan buat pulang, sekedar ngasih kabar aja jarang bahkan hampir nggak pernah," keluh Aisyah.

Abidzar atau Abi-anak pertama dari Hafsah dan Ustadz Yusuf Ibrahim yang kini tengah menempuh pendidikannya di Kairo untuk memperdalam lagi ilmu agamanya.

Sudah tiga tahun lamannya Abi berada di sana, ia selalu sibuk dengan kuliahnya bahkan untuk memberi kabar saja jarang Abi lakukan dan itu yang membuat Aisyah selalu marah padanya.

"Kan Abang sibuk sama kuliah sayangku," ucap Abi berusaha memberi pengertian pada adiknya itu.

"Udahlah, males ngomong sama Abang. Udah aku mau mandi dulu, pagi ini mau daftar kuliah," jelas Aisyah.

Abi nampak senang mendengar kalau Aisyah sudah lulus SMA dengan nilai terbaik dan sekarang ia juga akan melanjutkan kuliah nya.

"Kuliah dimana kamu, Dek?" tanya Abi penasaran.

"Harvard University," sahut Aisyah spontan. Ia sengaja mengerjai Abi, padahal dirinya tidak akan benar-benar kuliah di sana, bagaimana itu bisa terjadi sedangkan sekarang dia sudah menikah.

Ah, jika mengingat itu, Aisyah jadi kebayang wajah Gus Hanan. Lama kelamaan dia jadi kasihan dengan Gus Hanan, bagaimanapun Gus Hanan, sekarang sudah menjadi suaminya tapi dia belum bersikap layaknya seorang istri untuk Gus Hanan.

Meskipun kemarin sudah tahu kalau Gus Hanan lah yang menjadi suaminya bukan berarti Aisyah langsung menerima begitu saja, ia masih butuh waktu untuk memikirkan ini dengan baik dan tenang.

"Beneran mau kuliah di sana, Dek?" tanya Abi lagi.

Aisyah kemudian tersadar dari lamunannya, ia tersenyum tipis ke arah ponselnya yang masih memperlihatkan wajah Abi.

"Iya. Udah dulu ya, Aisyah mau siap-siap ke sana."

"Langsung ke Amerika gitu?"

"Iya," jawab Aisyah.

"Jauh amat, Dek," protes Abi.

"Abang juga jauh terus aku biasa aja," sewot Aisyah.

"Bales dendam nih?"

"Udah ya. Assalaamu'alaikum!!"

"Wa'alaikumus salaam!!"

Aisyah langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan Abi. Dia kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap menuju kampus dan mendaftarkan dirinya.

•••

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Aisyah kemudian turun ke bawah untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat. Sebenarnya, Aisyah belum bicara apapun pada orang tuanya mengenai keinginannya untuk kuliah ini, dia khawatir jika ia memberitahu orang tuanya mereka akan melarang dia untuk kuliah ketika mengingat status dia sekarang.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang