19. Belanja 🌾

3.9K 364 1
                                    

Happy Reading;))
•••

Sudah hampir satu jam Umi Sarah berkeliling supermarket bersama anak dan menantunya. Sudah banyak juga barang belanjaan yang mereka beli. Bahkan Gus Hanan kewalahan membawa barang belanjaan mereka.

"Ini udah semua Umi?" tanya Aisyah. Ia takut jika ada belanjaan yang lupa atau terselip di daftarnya.

"Udah semua kok, nak. Semuanya lengkap," jawab Umi Sarah.

Aisyah menoleh ke arah suaminya yang sedikit kesulitan untuk membawa barang belanjaan tersebut. Ia mendekat, hendak membantu tapi dengan cepat Gus Hanan menahan tangannya.

"Mau ngapain?"

"Bantu kamulah, apalagi?"

"Nggak usah sayang, ini tuh berat. Kamu nggak kuat, biar aku aja ya. Kamu emang nggak ada yang mau dibeli gitu, apa kek buat Ayah sama Bunda nanti?" tanya Gus Hanan.

"Nggak ada, nanti pas perjalanan pulang aja. Aku kemarin lihat ada toko kue yang kayaknya enak banget gitu, beli itu aja buat bawa pulang nanti," ucap Aisyah.

"Yaudah kita nanti beli itu aja ya." Aisyah mengangguk patuh.

"Kamu beneran bisa bawa sendirian, aku bantu aja deh ya. Kasian tau suami aku bawanya sendirian itu, pasti berat deh," balas Aisyah tak tega.

"Udah nggak usah, kamu senyumin aku aja udah cukup kok," sela Gus Hanan.

"Dunia serasa milik berdua yang lain kontrak," cibir Ning Haura. Aisyah terkekeh melihat respon saudara iparnya itu.

"Makanya nikah," sindir Gus Hanan.

Ning Haura melirik ke arah Umi Sarah. "Umi, aku boleh nikah nggak?"

"Sekolah yang bener dulu Ning, nanti nikahnya belakangan," sahut Umi Sarah membuat Ning Haura cemberut.

"Umi mah nggak adil, giliran Gus Hanan aja dinikahin. Aku minta nikah tapi nggak dibolehin," ketus Ning Haura.

"Hanan itu udah gede, Ra. Kamu masih kecil, nanti kalau udah seumuran kayak Gus Hanan baru Umi cariin suami buat kamu," ucap Umi Sarah.

"Nggak mau umi, Aisyah aja umurnya sama kayak aku tapi udah dinikahin sama orang tuanya masa aku nggak di kasih izin sih?" protes Ning Haura.

"Yaudah nanti umi minta Abi buat ngasih tau ustadz Fahri buat lamar kamu secepatnya," ceplos Umi Sarah.

Mata Ning Haura membulat. "Jangan ustadz Fahri juga Umi, aku bisa cari sendiri asalkan dapat izin dari Umi sama Abi aja," tolak Ning Haura.

"Ustadz Fahri atau nggak nikah?" Umi Sarah sengaja mengerjai putrinya.

"Yaudah deh," pasrah Ning Haura.

"Setuju nih?" goda Gus Hanan.

"Yaudah deh nggak jadi nikah sekarang, aku mau fokus sama pendidikan dulu. Udahlah, kita pulang aja yuk!!" Ning Haura berjalan meninggalkan ketiga orang tersebut.

"Yaudah yuk, Umi bayar dulu dikasir." Umi Sarah berjalan menuju kasir untuk membayar semua belanjaan yang dibawa oleh Gus Hanan.

•••

"Umi mau masak apa nih?" tanya Aisyah yang berada di ambang pintu dapur. Bahkan Umi Sarah kaget melihat Aisyah yang berdiri di sana. Padahal tadi dia sudah meminta Aisyah untuk istirahat saja sebelum balik ke Jakarta.

Aisyah berjalan mendekati Umi Sarah dan langsung berdiri di sampingnya. Ia menatap santriwati lain juga yang tengah membantu Umi Sarah masak.

"Kok kamu ke sini? Tadi Umi suruh istirahat, sore nanti balik ke Jakarta kan?" Umi Sarah menatap menantu tersayangnya itu.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang