"Cucu saya ada pekerjaan penting, jadi dia baru bisa datang setelah pekerjaan itu selesai."

"Apa ini tidak kalah penting dari El? Saya kira adiknya akan di prioritaskan yang paling utama."

Seketika ruangan hening saat El tiba-tiba muncul ke permukaan, melewati bagian meja besar para tamu. Dan El tidak duduk seperti saudara-saudaranya atau opah dan papahnya yang lain.

El lanjut berjalan, bangku pertama diisi opah, oma, kakek dan neneknya. Bangku selanjutnya ada keluarga papah Azka.

"Baru datang El?"

El mengangguk. Menyalimi Azka dan Nita. Namun menghiraukan Marvel yang menyapanya.

El memutuskan kembali menyalimi keluarga papi Axel, ada mami Mira dan anaknya yang semakin membuat wajah El datar. Karena anaknya yaitu King selalu bisa membuat Saysha lupa dengannya.

Lalu El di peluk bunda Farah, istri dari ayah Dev yang menurut El paling perhatian.

"Lancar kan El?"

"Lancar bun."

"Nanti bunda kasih vitamin ya, biar gak sakit."

See?

Mungkin tubuh Revan, sepupunya yang selalu banyak kegiatan itu, sehat, ya karena bunda menjaga dia setiap saat.

Setelah itu, El lagi-lagi dapat pelukan dari istri papah Al, mereka berdua memang jarang bertemu, karena mamah Vina ini punya bisnis besar sendiri, tentang perempuan, El tak yakin bisa memberitahu nya sekarang.

Katanya sih skincare. Samuel juga suka misuh-misuh kalau membicarakan pekerjaan mamahnya. Entah kenapa.

Kali ini El mencium mommynya sendiri.

"Kamu istirahat aja." Beby mengelus pipi anaknya. Terlihat cemas mengetahui El datang tanpa istirahat padahal seharian bekerja.

"Mommy jangan khawatir sama El," El berdiri tegap, lalu menghampiri daddynya.

Tanpa banyak bicara, El membersihkan ujung bibir adiknya yang terdapat noda dengan sangat lembut. Melepaskan ikatan leher dengan perlahan.

"Istirahat," titah Raka.

El memandang adiknya. "Syasha aku bawa juga."

***

Pintu terbuka kasar, El menatap nyalang ke arah Revan yang baru saja membuat adiknya hampir terbangun.

"Diem bisa?" sinis El.

Revan terkekeh seraya naik ke kasur lalu tiduran di samping Syasha. "Biar bangun El ... gue kangen banget denger suaranya." Revan memeluk Syasha yang langsung di singkirin El dengan cepat.

"Diem Van ...Adek gue tidur dulu," tekan El menahan marah.

Revan mengusap wajahnya frustasi. "Ck, iya iya."

Brugh.

"Anj!" umpat Revan terkejut.

Pintu terbuka lebih kencang, kali ini membuat Syasha terjangkit kaget dan menangis keras membuat El panik lalu segera membawa adiknya ke dekapan.

"Kalian bisa diem gak sih!" Revan mengomel, berkecak pinggang dan sok-sokan melotot pada abang-abangnya yang datang.

Melihat Syasha menangis, King menatap tajam dalang yang membuka pintu tadi.

"Soriii," sesal Samuel.

Syasha memeluk El erat, menangis lebih keras.

"Sayang..." El mengelus rambut adiknya lembut. Mencium dan memeluknya agar tenang.

Syasha (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now