"Bangunin gak ya. Siapa tau penting."

Ify menggoyangkan sedikit bahu Rio agar pria itu bangun tapi Rio malah menenggelamkan kepalanya pada dada Ify membuat wanita itu mendesis merasakan sesuatu dalam dirinya.

"Rio bangun dulu ih."

Ify terus menggerakkan tubuhnya agar Rio terusik dan benar saja Rio langsung membuka matanya yang tadi terpejam.

"Ada apa Yang? hemm?"

Dengan wajah kantuknya Rio menatap Ify yang cemberut karena selimut yang mereka gunakan tersibak dengan cepat Ify menutupi kembali tubuhnya.

"Hehehe sorry Yang."

Dengan cengiran khasnya Rio menunjukan deretan gigi putihnya pada Ify.

"Ihh, handphone kamu bunyi ada telpon dari mama."

Rio mengerutkan keningnya, tidak biasanya sang mama mau menelpon dirinya disaat jam kantor seperti ini.

"Aku mau mandi dulu."

Ify sudah membalutkan tubuhnya dengan handuk Rio yang memang ia gantung di sana, wanita itu masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan tubuhnya. Sementara Rio mengambil hpnya.

"Iya Ma?"

Tanyanya langsung saat hpnya sudah tersambung.

"Kamu dari mana sih Yo. angkat telpon aja lamanya minta ampun. Untung gak langsung Mama matiin nih telpon."

Sifat Ratih kembali lagi. Sifat di mana seorang ibu akan terus nyerocos saat apa yang ia maksud tidak langsung di turuti. Omelan yang sering kali Rio dapat dari sang mama saat ia lalai.

"Maaf Ma, tadi aku habis-"

"Kamu baru bangun tidur Yo? kamu tidur di kantor?"

Belum sempat ia berkata apapun Ratih sudah kembli memboyongnya dengan berbagai pertanyaan. Rio mengusap wajahnya.

"Iya ma. Mumpung ada Ify."

Ucapnya tanpa sadar sudah membuat Ratih di seberang sana membulatkan matanya seolah mengerti dengan apa yang Rio maksudkan. Ia juga pernah muda dan pernah merasakan punya suami jadi ia sudah sangat paham.

"Hmm pantes aja beberapa kali mama telpon ke Ify juga gak diangkat rupanya ...udahlah."

Rio mengusap kepalanya merasa tidak enak dengan sang mama walau pembicaraan ini hanya lewat telpon tapi tetap saja Rio masih punya urat malu.

"Terus mama mau bilang apa? sampe telpon beberapa kali? ada hal pening Ma?"

"Iya ini Gio katanya mau nginep di rumah Mama malam ini. Jadi kalian gak usah jemput dan Mama yakin kamu pasti senang kan gak ada yang gangguin kamu sama Ify nanti."

"Loh, tiap malam juga Gio gak ganggu Ma,"

Ucap Rio keceplosan.

"Hahahaha ... iya ya kan pintu kamarnya dikunci. Gio cerita semua sama Mama."

"Ya mau gimana Ma. Namanya juga suami istri pasti butuh privasi kan, Mama kayak gak pernah muda aja."

"Hus itu mulut. Yaudah Mama cuma mau bilang itu, salam buat Ify dan  besok kan hari minggu jadi gak usah jemput Gio ya biar Mama aja yang antar,"

"Iyaa. Mama hati-hati."

Setelah menutup panggilan telponnya Rio melihat Ify yang sudah siap dengan pakaiannya tadi. Wanita itu sudah rapi kembali hanya rambut wanita itu saja yang basah karena habis mandi. Bergegas ia pun masuk kamar mandi dan melakukan hal yang sama seperti Ify, membersihkan tubuh tentu saja.

Masih Ada Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang